sepuluh | day-one

571 117 84
                                    

"My intuition says you will like me and i don't know where should i be. but.... i just couldn't save you tonight."

-ardhito and aurelie

•fmn•

Setelah melalui satu jam perjalanan, Odi bangun dari tidurnya dalam keadaan lapar, terbukti dengan perutnya yang langsung bereaksi saat aroma Pop Mie milik penumpang di belakang mereka memasuki indera penciumannya.

Katanya, momen terbaik yang tidak boleh dilewatkan saat sedang melakukan perjalanan dengan kereta api adalah menyeduh Pop Mie dan menyantapnya sembari menikmati pemandangan di luar jendela kereta. Karena itulah, Odi —selaku anak cewek rumahan yang jarang sekali bahkan hampir tidak pernah menapakkan kaki di dunia luar dan merasakan pengalaman seperti ini— kini nampak begitu antusias memakan Pop Mie yang baru saja diberikan Rasya padanya.

"Awh panas!"

"Makanya ditiup dulu sebelum masuk ke mulut, main makan-makan aja."

Odi yang diomeli hanya tersenyum garing sembari menunjukan deretan giginya yang rapi.

"Oh iya, Sya. Nanti sampenya jam berapa, ya?"

"Kayaknya jam dua atau jam tiga."

"Kita baru bisa masuk ke hotelnya jam tujuh pagi nggak sih? Gimana siap-siapnya???"

"Kita masuk ke hotel dalam keadaan udah siap dan rapi, artinya kita harus siap-siap di stasiun terakhir nanti."

"Termasuk mandi?"

"Yups! Nanti mandinya di stasiun. Dan karena seluruh peserta nanti perhentiannya di stasiun Kejaksaan Cirebon, gue tebak bakal rame banget, jadi pas udah sampe nanti kita harus langsung join antrian mandi." Rasya berujar sembari menyeruput kuah Pop Mienya dengan tenang. "Setelahnya, kita nunggu sampe jam tujuh kurang terus jalan ke hotel bareng-bareng peserta lain."

Odi yang sedari tadi mendengarkan tampak takjub dengan penjelasan Rasya. "Wow! Bakal seru banget nggak sih?"

"Iya, makanya mumpung ada kesempatan, lo harus menikmati camp ini karena ini bakalan jadi pengalaman banget!"

"Ralat, Sya. Bukan cuma gue yang harus menikmati camp ini, tapi lo juga. Kita harus menikmati camp ini bareng-bareng!" Odi berujar dengan binar mata yang sukses membuat Rasya menelan salivanya sendiri, segera saja cowok Gemini itu buang muka sambil menyeruput Pop Mienya. Seolah hal tersebut belum cukup membuat Rasya salah tingkah, setelah menghabsikan Pop Mienya, Odi menggandeng Rasya. "Nanti jangan jauh-jauh dari gue ya, Sya."

Rasya hanya diam membeku, tatapnya tertuju pada lengan Odi yang menggandengnya.

Rasa itu kembali hadir, perasaan tergelitik yang menyenangkan, jantung yang berdebar dan rasa hangat yang menjalar dari hatinya dan menyebar ke seluruh tubuhnya, tak terkecuali wajahnya yang kini berubah jadi merah padam.

Bukan. Ini pasti bukan perasaan merah jambu itu.

•fmn•

"Kita harus pisah."

Odi berujar pada Rasya yang menahan lengannya, membuat mereka terlihat seperti pasangan yang hendak putus, padahal mereka harus berpisah karena peraturan yang disebutkan oleh panitia setelah acara pembukaan resmi berakhir.

Ya, peraturan yang disebutkan ialah para peserta dilarang berdekatan dengan partner satu kampus mereka, jika ada yang ketahuan maka panitia akan memberikan sanksi pada yang bersangkutan. Sebagai penggantinya, panitia meminta peserta untuk mencari cermin mereka, dimana pengertian cermin disini ialah sosok partner yang akan membersamai mereka dari awal camp hingga akhir camp, yang akan saling menjaga satu sama lain dan bertanggung jawab satu sama lain. Cermin disini haruslah berasal dari universitas dan daerah yang berbeda dari mereka, serta harus berbeda gender dengan mereka.

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang