dua puluh dua | a day at the time

488 75 37
                                    

"Sometimes two people find each other with both broken foundations, and they build together as a team to make a foundation that is indestructible."

— unknown

•fmn•

//Trigger Warning: kidnapping, physical abuse, harsh word and the fear feeling, be carefull.

Sepasang mata hazel itu menatap kosong kakinya yang bergerak maju mundur tanpa menyentuh lantai dari kursi yang ia duduki —sebab kakinya masih terlalu pendek untuk sampai disana— sebagai bentuk kepasrahannya pada apapun yang telah ia alami selama ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang mata hazel itu menatap kosong kakinya yang bergerak maju mundur tanpa menyentuh lantai dari kursi yang ia duduki —sebab kakinya masih terlalu pendek untuk sampai disana— sebagai bentuk kepasrahannya pada apapun yang telah ia alami selama hampir satu minggu —atau mungkin lebih, entahlah ia juga tidak tahu— di dalam ruangan gelap, pengap dan lembab. Mulutnya dibekap oleh kain hitam dan tangannya terikat di kursi kayu.

Anak laki-laki itu sudah terlalu pasrah dengan takdirnya.

Suara tangisan yang sudah ia dengar selama berada disini kembali memasuki indera pendengarannya, semakin mendekat dan akhirnya menunjukkan eksistensinya dari balik pintu yang kini terbuka lebar dengan dua orang laki-laki dan seorang anak perempuan yang didorong paksa hingga tersungkur di lantai ruangan sebelum akhirnya pintu kembali tertutup.

Anak malang lainnya.

Anak laki-laki itu lalu mengerahkan sisa-sisa tenaganya untuk dapat mendekati anak perempuan yang kini tengah meraung sambil memanggil kedua orang tuanya lirih dari balik kain yang menutup mulutnya. Untungnya, kedua kakinya tak diikat sehingga ia masih mampu menggerakan kursi yang mengikat tubuhnya, namun tak serta merta membuatnya dapat bergerak bebas, pergerakannya yang terbatas membuat keseimbangannya hilang, ia ikut terjatuh tepat di hadapan anak perempuan itu.

Suara yang tercipta membuat pintu ruangan kembali terbuka, dua orang jahat itu datang dan memukul dua anak malang yang tengah menangis tanpa ampun, yang perempuan rambutnya dijambak agar ia berdiri lalu tubuhnya diikat di kursi sementara yang laki-lali ditendang hingga tersungkur lalu dipaksa bangun dengan kerah kaos yang ditarik paksa hingga berdiri. Seolah hal itu belum cukup, keduanya kembali ditampar, tanpa ampun pun dan tanpa belas kasihan.

Rasa sakit itu menjalari pipinya, terasa panas bahkan tetap terasa sampai akhirnya Rasya terbangun dari mimpi buruknya, segera cowok dengan kebanggan 174 cm itu bangkit dari kasurnya dengan keringat mengucur di sekujur tubuh. Rasya menghela nafas, selalu begitu tiap ia tengah sakit, mimpi buruk masa kecilnya akan selalu datang dan menghantui tidurnya.

Jam kini menunjukkan pukul 09:35, ia lalu menatap handphonenya yang baru saja berdering tanda panggilan masuk dari Niena Oditi, beberapa detik setelahnya, sebuah pesan masuk dari orang yang sama menyusul masuk ke notifikasi handphonenya.

Jam kini menunjukkan pukul 09:35, ia lalu menatap handphonenya yang baru saja berdering tanda panggilan masuk dari Niena Oditi, beberapa detik setelahnya, sebuah pesan masuk dari orang yang sama menyusul masuk ke notifikasi handphonenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang