dua puluh tujuh | gonna be okay

465 42 59
                                    

"Memories warm you up from the inside. But they also tear you apart."

― Haruki Murakami, Kafka on the Shore

•fmn•

"Tra, gue bikin dia kecewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tra, gue bikin dia kecewa."

Suara berat milik Ryandra menggema di kamar nomor 323, ia tengah duduk di sisi ranjang dengan kepala tertunduk, lengkap dengan tiang infus yang bersisian dengan milik Rastra. Ryandra menghela nafas berat, karena kekecewaan yang merundung hari-harinya juga karena sakit yang masih saja belum pergi dari tubuhnya setelah beberapa hari berlalu.

Ryandra masih mengingat dengan jelas bagaimana kilat amarah, kecewa dan sedih terpancar dari tatap mata Odi beberapa waktu silam, bagaimana deru nafasnya memburu dan tubuhnya bergetar kala mengucapkan kata per kata dari kalimat yang ia ucapkan, lalu bagaimana air matanya turun dan suaranya yang lirih memasuki indera pendengarannya dan satu-satunya hal yang bisa Ryandra lakukan hanya diam, tak mampu berkutik menghadapi semua emosi itu.

Bagaimana bisa ia membuat gadis yang ia harap dapat selalu tersenyum itu menangis karena ulahnya?

Ryandra tak henti-henti menyalahkan dirinya sendiri.

"Tra... Gue bakal kehilangan dia lagi." Ryandra kembali berujar pilu, kepalanya semakin tertunduk, jemarinya meremas sprei yang menutup tubuh Rastra. "Gue udah nggak punya harapan lagi."

Di alam bawah sadarnya, Ryandra tak menyadari emosi yang ia tahan perlahan memperngaruhi kinerja organ dalam tubuhnya, terutama jantung dan paru-parunya. Kini, dampak dari itu semua mulai menampakkan diri, nafasnya mulai mengeluarkan suara berdecit, pun temponya menjadi lebih pendek dari keadaan normal. Kepalanya mendadak berputar-putar lengkap dengan tubuh yang terasa ringan, seolah ia tengah dibawa berputar-putar pada wahana Baling-baling yang ada di Dufan.

Ryandra nyaris kehilangan kesadarannya jika saja Rasya tidak datang dan meneriakkan namanya dengan khawatir.

"RYANDRA!" Teriak Rasya sambil berlari mendekati sahabatnya, teriakan yang berhasil membawa Ryandra kembali ke alam sadarnya untuk sementara, sebab setelah itu tubuh Ryandra ambruk di pelukan Rasya dan ia benar-benar kehilangan kesadarannya.

.

Rasya dibawa kembali pada malam itu, saat semua malapetaka itu datang. Bagaimana Ryandra kehilangan kesadarannya di pelukannya, bagaimana rasa panik yang menghantui ia dan para sahabatnya yang masih tersadar, bagaimana Reno dan Rastra mengambil inisiatif untuk meminjam motor milik pemilik Villa untuk mencari obat Ryandra di apotek terdekat dan bagaimana telefon dari Rastra dengan suara asing yang mengabarkan kecelakaan beruntun yang melibatkan dua remaja yangmana salah satunya adalah pemilik handphone yang menyimpan kontaknya sebagai kontak darurat.

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang