"Rose! Kau ini lelet sekali sih. Bukankah sudah kubilang, aku tidak suka orang yang lelet!." Ujar Jihyo.
"Aiish gadis ini benar-benar tidak sopan memanggil nama orang tanpa akhiran! Aiishh ingin sekali kucakar wajahnya itu." Batin Rose
"Yak! Kau melotot padaku? Kau baru saja melotot padaku?! Wwwaaww berani sekali kau yaa." Ujarnya.
"Aniya, aku tidak melotot padamu. Mataku memang seperti ini dari lahir, jadi jangan menyalahkanku." Ujar Rose tenang.
"Lalu aku harus menyalahkan siapa? Kedua orang tuamu huh? Bukankah mereka yang telah membuatmu ada." Ujarnya tersenyum remeh.
"Aaiih frontal sekali. Anak orang kaya memang selalu semena-mena." Batin Rose.
"Aah sudahlah. Dengar ya pembantuku, aku ingin kau membelikanku satu cup milkshake dingin, dan aku ingin pesananku sudah sampai dalam waktu 15 menit. Araji!." Ujarnya sombong, Rose hanya bisa melongo. 15 menit hanya bisa sampai didepan Lobby, ah dasar gadis ini.
"Heei ingat 15 menit, dan waktumu dimulai dari ... SEKARANG!!!" Pekiknya nyaring. Rose langsung gelagapan. Ia bahkan menjatuhkan kopernya lalu langsung membalikkan tubuhnya. Namun tanpa ia sangka ia menabrak seseorang yang lewat disampingnya. Nampaknya pemuda tadi belum siap menerima bobot tubuh Rose hingga ia langsung terjatuh dengan posisi tubuh yang ditindih oleh Rose.
"Omo!!!" Pekik Jihyo heboh.
Mata Rose membola saat wajah tampan itu tepat berada dibawahnya dan dengan jarak yang sangat dekat. Maaf saja ya, tapi hidung mereka saling bersentuhan saking dekatnya.
"Yak!! Dasar gadis tidak tahu malu! Berdiri!" Jihyo langsung mencoba menarik Rose yang masih mematung dan masih mencoba mencerna kejadian ini.
"Yak! Park Jimin? Apa yang kau lakukan?" Tanya seorang pria yang baru saja memasuki area Apart.
Sedetik kemudian Rose baru menyadari bahwa pemuda yang ia tindih benar-benar ... Park Jimin.
"yaaa!" Rose langsung berdiri. Lalu diikuti pula dengan Jimin. Jimin juga heran dengan dirinya sendiri, kenapa ia tidak mau mendorong tubuh gadis ini untuk menjauh darinya. Kenapa ia malah seperti ... Menikmati detik-detik saat matanya bersitatap dengan gadis itu.
"Aah maaf Jimin, a-aku tidak sengaja. Sungguh, aku sungguh tidak sengaja." Ujarnya gemetar, bahkan tanpa ia sadari ia terus menggigiti bibirnya reflek otak saat ia merasa gugup.
Namun Jimin tak merespon, ia hanya melengos meninggalkan Rose yang masih menunduk takut. Sedangkan Eunwoo, pemuda yang baru datang tadi langsung menatap Rose.
"Hei berhati-hatilah. Jika Jimin sudah mengincar seseorang, ia tak akan melepaskannya." Bisiknya ditelinga Rose. Ya ampun boleh Rose bunuh diri saja? Suaranya benar-benar berat hingga membuat Rose tambah gugup. Huh ... Ya ampun Artis dan asistennya sama saja. Namun Rose hanya bisa mengerenyitkan dahinya tanda tak paham. Ia ingin bertanya, tapi asisten Jimin itu langsung menjauh lalu tersenyum setelahnya.
"Sampai berjumpa lagi nona ceroboh, oh atau nona gugup? Ahahah." Ujarnya mengerlingkan sebelah matanya.
Rose semakin dibuatnya tak mengerti. Dasar aneh!.
"Yak!!! Aku tidak terima! Bagaimana bisa kau menindih Jimin-ku seperti barusan eoh! Aish kau memang benar-benar! Arrgghh cepat belikan aku Milkshake!!" Jihyo langsung berlalu meninggalkan Rose dengan langkah yang dihentak-hentak.
Rose hanya bisa menghela nafas. Ya ampun sebenarnya yang tadi itu apa? Keberuntungan atau kesialan? Maksutnya, apakah ia beruntung karena bisa mendapatkan momen yang sangat langka seperti itu. Ataukah sebuah kesialan, karena setelah ini Jimin pasti memberikan nilai minus padanya karena terlalu ceroboh. Ah sudahlah, lebih baik Rose membelikan pesanan gadis manja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FANS IS MY DESTINY || jirose [END]
Teen FictionKisah cinta Park Jimin yang berpropesi sebagai seorang Idol, dan bertemu dengan cinta sejatinya tanpa ia sadari. Jangan terkejut, sebab cinta sejatinya adalah penggemarnya sendiri. Roseanne Park namanya, gadis manis dengan pipi chubby, mata bulat, s...