Chapter bonus

699 79 6
                                    


TOK TOK TOK
Rose yang baru selesai memanggang roti pun langsung bergegas menuju pintu.
"Dengan Nona Rose?" Tanya pengantar surat tersebut.

Rose mengangguk dengan senyun tipis.
"Ini ada titipan dari Park Jimin, silahkan tanda tangan disini."

Rose yang mendengar nama Jimin disebutkan langsung berbinar lalu dengan cepat menandatangani lembaran tersebut.
Setelahnya ia mendapatkan sebuah kotak besar dengan buket bunga disebelahnya. Ia lalu bergegas memasuki rumahnya lalu membuka kotak tersebut.

Itu sebuah buku. Tapi saat dibuka ia malah disuguhkan dengan foto-foto dirinya yang diambil secara diam-diam. Lalu dibagian pertengahan juga ada beberapa fotonya bersama Jimin. Ia melirik kearah lain dan mendapati sebuah surat.

Ia lalu membuka surat itu, pengobat rindunya.
Ngomong-ngomong Jimin sudah memasuki pelatihan Wajib Militer 5 bulan yang lalu dan baru kali ini dia mengirimi Rose sesuatu. Rose bahkan sempat berfikir bahwa Jimin sudah kepincut perawat atau mungkin juru masak disana. Tapi sudahlah ia hanya paranoid saja.
'Dari Park Jimin-ie baby Mochi mu.'
Rose terkekeh membaca judulnya, aaah menggemaskan!! Jadi makin rindu.

'Hay cantik bagaimana kabarmu?
Maafkan aku karena baru sempat mengirimu sesuatu sekarang sebab pelatihan disini memakan banyak waktu hanya untuk beradaptasi. Itu sebabnya baru kali ini aku bisa mengabarimu lewat surat ini.'
'Kalau dipikir-pikir kita seperti sepasang suami istri yaa.'

"Apa katanya? Ahahahah. Pulanglah dulu baru mengatakn itu." Monolog Rose.
'Kau adalah isteri dari seorang Raja yang gagah perkasa dan tampan bernama Park Jimin yang sedang menunggu suaminya pulang dari medan perang. Waah itu akan sangat bagus jika diangkat menjadi sebuah Film.'
"Ada ada saja."

'Hei apa kau tahu? Aku sangat merindukanmu. Omonganmu tentang wanita perawat itu tidak benar sama sekali. Mereka semua bahkan sudah tua, apa mungkin aku menyukai mereka? Tidakkan!?'
"Jadi maksudnya jika wanita itu masih muda dia akan menyukainya begitu?!" Kesal Rose.
'Setiap malam aku hanya bisa memikirkanmu. Berharap kita bisa bertemu meski hanya lewat mimpi. Meski awalnya tidak mampu, aku terus memenuhi pikiranku dengan atensimu. Hingga akhirnya kau benar-benar hadir dimimpiku.

Kau tau apa yang kulakukan saat bangun tidur? Aku langsung mengambil mantel hangat yang kau berikan padaku sebelum berangkat Wajib Militer lalu memeluk mantelmu erat seakan itu adalah dirimu. Dan tanpa sadar air mataku jatuh membayangkan momen-momen manis yang kita lalui bersama.'

"Hiks ... Hiks.." Rose pun tanpa sadar juga ikut mengeluarkan air matanya. Betapa sulit perjuangan mereka berdua untuk menahan badai rindu yang membuat mereka berdua sama-sama terguncang. Namun harus tetap berpegangan pada tiang kesetian dan kepercayaan.

Rose kembali menguatkan hatinya untuk membaca tulisan selanjutnya.
'Aku sangat sering telat makan karena sungguh nafsu makanku seperti tertinggal entah dimana. Tapi saat teman-temanku memakasaku untuk makan aku langsung membayangkan omelanmu saat menyuruhku makan dan walla nafsu makanku langsung kembali. Ahahaha kau benar-benar sangat berpengaruh untukku.'

Rose kembali meneteskan air matanya membaca curahan hati Jimin. Sungguh keduanya sama-sama tersiksa oleh waktu dan jarak.

'Aku harap kau tidak sepertiku yaa. Aku tidak mau saat aku pulang dari wajib militer kau malah tambah kurus. Aku ingin melihatmu segar dan bugar agar kita bisa bertempur dimalam pertama kita.'

"Dasar byuntae!!" Kesal Rose.

'Oh iya aku juga mengirimu sebuah dress. Kumohon pakailah dress itu lalu foto dirimu sendiri. Setelah itu kirimkan padaku agar rasa rinduku padamu terobati. Kumohon.'

Rose melirik sebuah kotak yang dia pastikan adalah dress yang Jimin maksud. Ia pun membuka kotak tersebut. Terkejut saat melihat dress merah muda selutut yang begitu lembut dan indah.

"Ini sangat cantik. Bagaimana bisa dia membelikanku pakaian disaat dia sedang wamil?" Namun Rose tak mau ambil pusing. Ia pun segera melakukan apa yang Jimin pinta.

SKIP

"Yaa Park Jimin!" Jimin yang merasa terpanggilpun langsung menoleh.
Oh rupanya teman satu kamarnya Kim Taehyung.

"Ada apa?" Tanya Jimin.
"Ada paket, dari Kekasihmu." Jimin melebarkan matanya lalu merampas segera paket tersebut hingga membuat temannya melongo.

"Santai saja dong." Sindir Taehyung.
"Hehe mianhe soalnya aku sudah lama menantikan ini." Jimin lalu membuka paket tersebut.

Yang pertama kali ia buka adalah sebuah Photobook yang ia yakini adalah kumpulan foto-foto Rose dengan dress yang ia beri.
Dan benar saja. Didalam Photobook tersebut Rose yang mengenakan dress merah muda selutut yang sangat indah dan pas dengan wanitanya itu. Rose dengan berbagai pose yang membuatnya sangat cantik dan cocok jika menjadi model atau mungkin brand ambassador dari dress Jimin. Hehe.
Lalu setelah puas melihat-lihat foto Rose sambil senyum-senyum sendiri. Ia pun beralih pada surat dari Rose.

'Dari Roseanne Park calon istrinya Dooly.'
Jimin tertawa keras melihat judul tersebut. Bahkan teman satu kamarnya langsung geleng-geleng namun ikut merasakan kebahagiaan Jimin.

'Terimakasih atas gaun pemberianmu yaa. Aku sangat suka dan warnanya benar-benar indah. Apa aku cantik saat mengenakannya?'
"Sangat! Sangat cantik" Monolog Jimin.
'Aha! Aku tahu kau pasti memujiku, benar kan.'
Jimin kembali tertawa.

'Jimin aku sangat-sangat-sangat merindukanmu. Apa kau juga merindukanku?'
"Pertanyaan macam apa itu? Sudah tentu jawabannya adalah iya. Bahkan aku rasanya seperti mau mati saja saking tak mampu membendung rindu ini." Jimin.
'Hei kau baik-baik sajakan disana? Aku disini selalu menunggu dengan perasaan yang sama namun juga dengan tabungan rindu yang tak terkira.'

Jimin mulai serius membaca surat dari Rose.
'Hari hariku terasa semu dengan kegiatan-kegiatan yang monoton. Sungguh terasa membosankan tanpa adanya kekonyolanmu atau bahkan sikap pencemburumu itu. Aku bahkan sering berfikir apakah kau disana juga merasakan hal yang sama denganku atau tidak. Maksudku juga merasa kesepian. Tapi mengingat ditempatmu ada banyak orang yang juga menjalani Wamil itu pasti tidak akan membuatmu kesepian.'

"Memangnya aku mencintai mereka sama seperti aku mencintaimu apa? Aah aku juga kesepian meski disini ada banyak orang berkepala botak sepertiku." Jimin.
'Apa lagi yaa ... Oh iya aku juga merindukan senyumanmu, pelukanmu, mmh mungkin juga ciumanmu.'

Senyuman Jimin langsung melebar saat membaca kalimat tersebut. Ia merasa seperti tersanjung dengan begitu hebatnya saat secara tak langsung Rose mengatakan bahwa ia adalah submissive dari Rose.
"Tunggu saja nanti akan kuberikan kau lebih daripada itu ahahaha." Gelak Jimin.

'Itu saja ya semoga harimu menyenangkan.'
Jimin melongo. Apa-apaan ini? Ia rasa ia menulis banyak sekali curhatan lalu kenapa Rose tidak memberi sebanyak yang ia beri? Ah sudahlah Jimin tahu bahwa Rose adalah gadis yang pemalu. Jadi tidak mungkin gadis itu akan mencurahkan segala is hatinya meski hanya lewat pesan seperti ini.

"Aku mencintaimu Rose-ya."






































Oke sgtu aja vote nya byeeee

MY FANS IS MY DESTINY || jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang