"Aaahhh segarnyaa." Elu Yonghoon saat Jus Jeruknya telah meluncur ke tenggorokannya.
Yonghoon kembali menyenderkan tubuhnya kekursi santai yang tersedia di taman penginapannya setelah menaruh gelas jus nya. Ia lalu bersiul-siul, entah apa yang membuatnya sebahagia ini. Tapi yang pasti senyum dibibir berisinya tak kunjung sirna.
"Waah gadis tadi benar-benar cantik dan ... Aaa sexy!" Serunya.
Oh rupanya ini yang membuatnya tak henti-hentinya tersenyum. Dasar kadal buntung!.
Kling Kling
Yonghoon menoleh pada ponselnya yang membunyikan sebuah notifikasi entah siapa, iapun tidak tahu.
"eh? siapa." Tanpa banyak tanya lagi, ia segera membuka notifikasi tersebut.
-Hay bisa kita bertemu. Aku melihatmu tadi siang, dan kau sangat tampan. Bisakah? Aku akan menunggu di Apartemenku. Alamatnya akan kukirimkan.-
Yonghoon refleks mendudukkan dirinya yang tadi bersandar dengan nyamannya. Iapun membuka profilnya yang memperlihatkan seorang gadis disebuah taman bunga, namun hanya memperlihatkan bagian belakang tubuhnya. Tetapi memang Yonghoon nya saja yang terlalu mudah dipancing dengan hal-hal berbau wanita. Ia langsung membalas pesan tersebut.
-Baiklah. Berikan alamatnya, sekarang aku sedang kosong. Mungkin kita bisa lebih mengenal satu sama lain, bukan begitu cantik?-
Balasnya dengan penjabaran yang sangat terlihat genit dan percaya diri.
-Apartemenku nomor 179, kau bisa kesini sekarang.-
Yonghoon melotot, hampir tersedak ludahnya sendiri jika ia tidak segera mengambil gelas jus jeruknya yang sebenarnya sudah habis. Namun es batunya meleleh hingga air lelehan es batu itulah yang ia teguk.
"Mwo!! Bukankah nomor Apartemen itu berada dideretan Apart bercap VVIP. Wooah kali ini ketampananku menembak dengan tepat sasaran. Uwwaah Yonghoon kau akan menjadi pacar seorang gadis kaya." Iapun segera bergegas menuju Apartemen yang sudah diberi tahu.
Sementara disisi lain. Jimin hanya mendecih, ternyata pria ini benar-benar mata keranjang.
SKIP
-Kalau sudah sampai, langsung masuk saja.- Pesan tersebut langsung membuat Yonghoon sumringah. Ia bahkan belum tersenyum pada gadis yang entah siapa, tapi sudah serba diterima saja.
CEKLEK
"Anyeonghase- MWO!!!" Yonghoon langsung berjengit kaget saat melihat seorang pria yang sedang duduk di single sofa dengan tangan yang bersidekap didadanya, jangan lupakan tatapan penuh intimidasi itu. Ya ampun, pemikiran Yonghoon tentang gadis cantik dan sexy yang akan menjadi ATM-nya langsung pupus. Astaga. Memang benar, pria didepannya ini sangat kaya. Tapi sumpah demi apapun, Yonghoon masih lurus.
"Senang bertemu denganmu Yonghoon-ssi." Ujarnya.
"Yak! Kau, bukannya kau Jimin?" Ia lalu menelaah wajah yang hampir mirip dengan wajahnya itu. Benar, itu memang Jimin, Park Jimin
"Ya, itu benar. Aku Jimin, dan aku yang telah mengirimu pesan untuk memancingmu datang kesini." Ujarnya dengan intonasi mendominasi.
"Aigoo. Yak! Kau ini tidak punya otak atau bagaimana? Percuma jika kau memiliki tubuh kekar dan perut ber-ABS tapi ternyata kau ini seorang gay?! Aigoo kurasa aku harus memberitahu ini pada Rose, dia pasti sangat patah hati jika mendengar fakta mengejutkan ini." Cerocosnya. Sementara Jimin hanya memutar bola matanya malas. Ia tahu kemana arah pembicaraan ini jika dibiarkan.
"Sudah? Jika sudah biarkan aku yang berbicara sekarang." Ujar Jimin.
"Pertama, aku memanglah seseorang yang telah memgirimimu pesan, namun aku berpura-pura dengan mengubah foto profilku menjadi wanita yang bahkan wajahnya saja tidak terlihat. Kedua, aku mengirimu pesan untuk membicarakan sesuatu yang akan menguntungkan satu sama lain. Ke-"
"Simbiosis mutualismu, right?" Potong Yonghoon.
Jimin menatapnya sinis, Yonghoon langsung memberikan isyarat untuk melanjutkan pembicaraannya.
"Ketiga, aku bukan Gay seperti yang kau kira. Karena aku tahu, jika yang mengirimu pesan bukan seorang wanita pasti kau tak akan pernah mau membalas pesanku." Ujarnya yakin.
"Ahaa begitu rupanya. Kukira kau menyukaiku." Ujarnya sambil mengusak rambutnya yang tidak ada apa-apa.
"Huuuh. Baiklah, sekarang dengarkan aku."
"Ah nde." Yonghoon langsung duduk mendekati Jimin.
"Aku mau kau menggantikanku selama beberapa waktu kedepan, sampai aku merasa bahwa sudah saatnya aku kembali kedunia hiburan." Ujarnya dengan sedetail-detailnya.
"Apa? Tapi bagaimana bisa? Yak Yak! Jangan seenaknya begitu, kau tidak tahu bahwa hal yang kau perintahkan itu akan mengakibatkan resiko yang besar dan ak-"
"Tawaran dimulai dari 10.000 Won ( Lebih dari 100 juta di Indonesia)."
Mata Yonghoon sontak membulat mendengarnya. Waah Yonghoon benar-benar akan hidup dalam penyesalan jika menolak tawaran Jimin ini.
"Ya, kau kira melakukan hal itu mudah?" Yonghoon mencoba mencari celah agar nominalnya dinaikkan.
"20.000 Won." Ujarnya ringan, namun berbeda dengan Yonghoon yang jantungnya sudah berdetak tak karuan.
"Eeiii bukannya aku menolak tapi-"
"Kau bisa pergi." Usir Jimin.
"Ahh baiklah-baiklah. Kita deal 20.000 Won, araseo!" Ujar Yonghoon kegirangan dan sedikit cemas. Hampir saja Yonghoon kehilangan kehidupannya.
"Deal." Jawab Jimin singkat.
"Sebentar, jika aku menggantikan posisimu. Apa kau ... Akan menggantikan ... Posisiku?." Tanya Yonghoon yang mulai merasa ragu.
"Jika tidak, apa iya aku akan tetap menggunakan identitas ku sebagai Jimin. Lalu beredar rumor bahwa aku memiliki saudara kembar, yang bahkan tidak memiliki prestasi sepertimu?." Sungguh, Yonghoon menyesal telah bertanya. Kenapa ia harus direndahkan diakhir kalimat.
"Ahh baiklah. Tapi, aku tinggal dengan seorang gadis. Apa kau yakin akan tetap menggantikan posisiku?" Tanyanya kembali.
"Kau tinggal dengan gadis atau menumpang dengan seorang gadis?." Lagi, Yonghoon kembali menyesal karena bertanya.
"Kau benar lagi." Decaknya kesal.
"Apapun itu tetap akan kulakukan. Tinggal dengan gadis seperti Rose bukanlah suatu hambatan bagiku untuk kabur dari dunia Idol untuk sementara waktu." Jawabnya telak.
"Mwo? Kau bahkan sudah tahu bahwa kau akan tinggal dengan Rose-ku?." Yonghoon.
Jimin mengerenyitkan dahinya, merasa risih dengan Yonghoon yang menyebut Rose dengan 'Rose-ku'. Hei jangan salah paham, Jimin hanya merasa aneh bukannya cemburu. Garis bawahi itu.
"Rose-ku?" Ujarnya kemudian.
"Ya! Rose-ku, dia sudah seperti keluargaku sendiri. Jadi aku menyebutnya seperti itu, apa ada masalah?." Jimin hanya diam.
"Yasudahlah. Sulit berbicara denganmu, dan kuharap Rose bisa bersabar jika tinggal serumah denganmu. Kalau begitu aku pergi dulu." Yonghoon langsung pergi meninggalkan Jimin yang tak menunjukkan ekspresi apapun.
"Rose-ku." ujarnya lagi selepas Yonghoon pergi. Namun tidak dengan nada bertanya, lebih tepat seperti nada mencap.
Semoga suka iya sma ceritanya Jangan lupa vote nya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FANS IS MY DESTINY || jirose [END]
Teen FictionKisah cinta Park Jimin yang berpropesi sebagai seorang Idol, dan bertemu dengan cinta sejatinya tanpa ia sadari. Jangan terkejut, sebab cinta sejatinya adalah penggemarnya sendiri. Roseanne Park namanya, gadis manis dengan pipi chubby, mata bulat, s...