Part 10

593 82 3
                                    

Rose sesekali bersenandung di halaman depan miliknya. Ya meski dengan suara Rose yang pas-pasan.

Ia sekarang sedang menanam berbagai tumbuhan dihalaman depan rumah. Rose itu sangat suka dengan tumbuhan yang terlihat segar, apalagi bunga, dan ya! Dia begitu menyukai bunga matahari. Hingga dihalaman Rose terdapat banyak bunga matahari.

"Apa yang kau lakukan?." Rose berjengit kaget, namun ia tetap menoleh menatap orang yang baru saja bertanya padanya.

"Kau buta ya? Kurasa kau harus periksa ke dokter mata untuk saat ini." Rose masih kesal, dan Jimin tahu Rose kesal karenanya. Tentu saja karena Jimin terus mengejeknya, bahkan tadi malam sebelum tidur Jimin sempat tak sengaja menumpahkan susu kotak milik Rose hingga membuat gadis itu makin Marah.

"Cih, dasar kekanakan." Ejek Jimin.

Rose menghela nafas lelah, Jimin kembali memancing emosinya. Namun ia mencoba menahan amarahnya, ingat Jimin itu Idolanya. Dan suatu anugerah karena Jimin mau tinggal bersamanya, untuk sementara.

"Daripada membuat mood ku makin hancur, lebih baik kau membantuku untuk menanam bunga saja. Ini sangat menyenangkan tau." Rose mencoba tersenyum, meski itu terlihat mengerikan dimata Jimin. Jimin tahu Rose hanya sedang mencoba menahan amarahnya.

"Itu terdengar membosankan dan ... Melelahkan." Ujarnya malas.

"Hey kau bahkan belum menyentuh tanahnya, tapi sudah mengatakan bahwa ini membosankan. Ayolaaah ..." Rose menarik paksa tangan Jimin hingga ia langsung ikut berjongkok disamping Rose.

"Sekarang apa?." Tanya Jimin melirik Rose yang wajahnya tepat berada disampingnya.

DEG

Jimin terpaku dengan wajah manis Rose yang terlihat benar-benar murni, meski hanya dilihat dari samping. Namun sepersekian detik kemudian, kedua mukanya itu saling bertemu. Saling menatap dengan tatapan takjub akan keindahan wajah masing-masing. Manik Mata Rose mengedip lucu beberapa kali saat dilihatnya Jimin mendekatkan wajahnya pada wajah Rose. Rose yakin bahwa sekarang wajahnya sudah memerah, bahkan sejak mereka saling bersitatap. Hingga deruan nafas Jimin terasa menerpa wajah Rose dengan begitu teratur. Rose hanya memejamkan matanya saja, menunggu hal apa yang akan dilakukan oleh Jimin. Namun ternyata Jimin semakin memiringkan kepalanya, sehingga bibirnya tepat berada pada telinga Rose. Ia kemudian berbisik.

"Wajahmu memerah ..., aku suka."

DEG

DEG

DEG

Mata Rose seketika membulat mendengar bisikan dari Jimin. Meski hanya sekedar bisikan, tanpa skinship apapun ia masih tetap berdebar, dan lagi kalimat Jimin benar-benar membuatnya melayang.

Jimin kemudian menjauhkan wajahnya, kembali pada posisi semula. Ia tersenyum sangat manis, saat menyadari bahwa Rose semakin tersipu malu akibat perbuatannya yang ia sendiri pun tak tahu apa alasannya sampai ia melakukan hal itu.

"Kenapa menutup mata? Kau berharap kucium?." Tanya Jimin dengan seringaiannya.

Rose mendelik, lalu kembali menatap mata indah pemuda disampingnya ini.

"Kau terlalu percaya diri Tuan Park." Ejeknya.

Jimin terkekeh geli. Baru tadi ia melihat wajah memerah milik Rose karena perlakuannya, lalu kali ini gadis itu memperlihatkan raut wajah seperti tidak terjadi apa-apa.

"Kau itu aneh, baru tadi aku melihat wajahmu yang memerah hanya karena bertatapan denganku. Lalu sekarang kau memasang tampang seolah aku melakukan kesalahan besar. Padahal aku hanya membuat jantungmu berdebar saja, apa itu suatu kesalahan?." Tanya Jimin dengan wajah usilnya.

"Tentu saja itu salah." Jawab Rose cepat.

"Kenapa?." Tanya Jimin kembali.

Namun Rose hanya terdiam, menatap netra pekat milik Jimin yang menenangkan.

"Sebab kau seolah-olah memberiku harapan. Aku tahu batasanku yang hanya seorang penggemar. Kau bintangnya." Jawabnya lirih.

Jimin terdiam. Sungguh ia tidak bermaksud memberikan harapan palsu pada Rose. Ia hanya terlalu menikmati ekspresi manis dari Rose saja, apa itu artinya ia mempermainkan Rose?.

"Kalau begitu aku minta maaf. Lain kali, abaikan saja jika aku berperilaku aneh lagi." Tutur Jimin, ia lalu berdiri meninggalkan Rose yang mencoba menahan sesuatu. Dadanya sesak, ia sadar bahwa ia hanya seorang penggemar dan mana mungkin Jimin menyukainya.

"Huuuh." Rose menghembuskan nafasnya lelah. Apa ia salah bicara? Ia hanya tidak ingin semakin terjebak dengan perasaan yang ia rasa hanya ia saja yang menyukai, sedangkan Jimin ... Entahlah.

Padahal tadinya Rose berharap akan ada adegan romantis, dimana ia dan Jimin yang akan saling perang tanah hingga wajah keduanya menjadi kotor. Lalu bermain selang air hingga baju keduanya sama-sama basah. Namun semuanya hanya ekspektasinya saja. Sedangkan realitanya? Lihatlah ia bahkan ditinggalkan sendirian disini.

"Huuu menyedihkan." Ujarnya mencebikkan bibirnya.

Ditempat lain Jimin yang sudah masuk kedalam Rumah Rose hanya duduk termenung, ia terus kepikiran dengan kalimat Rose tadi.

"Apa yang sudah kulakukan? Apa aku menyakitinya?." Monolognya, bertanya pada dirinya sendiri.

SKIP

Berbeda dengan Jimin yang tengah menikmati masa liburnya dengan cara bertukar posisi. Yonghoon justru saat ini sedang disibukkan dengan pemilihan pakaian sebagai Brand Ambasador salah satu pakaian ternama.

"Ini adalah pakaian yang telah kami siapkan untukmu." Ujar salah satu staff yang memberikan satu hanger pakaian padanya.

"Kenapa warnanya sangat gelap? Itu akan membuat sinarku meredup." Protesnya.

Eunwoo, Asisten Jimin yang kini merangkap sebagai Asisten Yonghoon hanya bisa memijit batang hidungnya. Ia sudah cukup lelah dengan perilaku Yonghoon yang banyak tingkahnya.

"Dibanding dengan ini, aku lebih memilih pakaian yang itu saja." Ia memilih salah satu pakaian yang menurutnya cocok dengannya.

"Tapi bukankah pakaian itu terlalu biasa dan pasaran?." Tanya Eunwoo yang berada disamping Yonghoon.

Sejenak Yonghoon terdiam, lalu kembali berucap.

"Ya benar, terlalu biasa. Sama sepertimu." Ujarnya sinis. Ia lalu memilih pakaian yang lain, yang menurutnya cocok untuknya.

Sementara Eunwoo yang mendengar ejekan Yonghoon yang menjurus padanya langsung mendengus. Bisa-bisanya ia mengatai Eunwoo pasaran. Meski hanya Asisten seorang Idol, Visual Eunwoo tak bisa dianggap remeh. Benar-benar mematikan dan tak sedikit pula penggemar Jimin yang juga tertarik padanya.

Namun dentingan Ipad milik Eunwoo langsung menarik atensinya. Ia lalu membuka Lockscreennya, lalu membuka pesan yang dikirimkan padanya.

"Mwo! Jimin punya Schedule nanti malam di Gocheok Sky Dome? Dan sialnya aku baru saja mendapatkan pesan ini?." Ujarnya heboh. Untung saja sebelum ia membuka pesan ini, seluruh orang yang tadinya menata Yonghoon sudah keluar semuanya. Hingga tak ada yang mendengar kalimat penuh cemas dari Eunwoo ini.

Hei meski memiliki kemiripan dengan Jimin, bukan berarti Yonghoon juga memiliki bakat seorang Idol seperti Jimin. Yonghoon lebih tertarik pada Novel, dan ya poinya adalah ... Yonghoon tidak bisa menyanyi dan menari layaknya Jimin.







































Nikmatin aja ceritanya jangan lupa untuk vote nya byeeee

MY FANS IS MY DESTINY || jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang