Part 4

583 79 3
                                    

Malam pun tiba. Rose melirik sekitar, didekat kamar milik Jimin. Ya apalagi kalau bukan menjadi paparazi.

"Huuh jika saja dia bukan anak Direktur Park, sudah pasti aku tidak mau melakukan hal bodoh seperti ini."

FLASHBACK

"Jadi nanti saat aku sudah masuk ke kamar Jimin, kau harus memotretku dan Jimin saat aku mengambil posisi seolah-olah kami sedang berciuman. Lalu kau sebarkan foto itu dibawah nama perusahaan agar makin tersebar. Kau mengerti?!" Ujar Jihyo.

"Hmm." Rose hanya membalas dengan sangat malas.

FLASHBACK OFF

Ting Tong Ting Tong

Jimin yang baru selesai merapikan pakaiannya langsung menoleh saat ada yang membunyikan bel dengan mmhh yaah terdengar menggelikan.

CEKLEK

"Jimin-ah!" Panggilnya sembari melambaikan tangannya tepat didepan wajah Jimin.

Jimin tak menjawab, ia hanya menaikkan sebelah alisnya yang seperti berkata 'Ada apa'

"Ahh begini, aku kurang paham dengan adegan syuting kita besok. Bisa kah kau ... Membantuku?" Tuturnya dengan nada mendayu-dayu. Sumpah demi apapun telinga Jimin sangat tersiksa mendengarnya.

"Tidak bisa, tanyakan pada produser." Jimin lalu menutup pintunya.

Namun Jihyo sengaja menghalangi pintu tersebut dengan pahanya.

"Awww Jimin-ah, kau menyakitiku." Ujarnya sembari menaikkan dress tidurnya sampai keatas paha. Berharap Jimin tergoda.

"Apa kau tidak punya P3K?" Tanyanya.

"Tidak, jadi pergilah." Namun Jimin langsung terhuyung saat Jihyo mendorongnya kedalam.

"Jangan sok dingin seperti itu, huh." Jihyo langsung masuk ke kamar Jimin semakin dalam. Ia berhenti tepat dijendela kaca yang sangat lebar yang hanya ditutupi gorden disisi kanan dan kirinya.

Lalu matanya menangkap presensi Rose yang sedang bersembunyi dengan kamera ditangannya.

Tepat sasaran, pikirnya. Ia pun mulai beraksi.

Saat Jimin datang dan hendak protes, Jihyo malah memeluk Jimin. Memasang wajah seolah-olah sedang berbahagia.

"Aiishh jinja aku harus memotret siular itu dengan Jimin? Isshh menjijikkan." Ujarnya. Namun sekali lagi, terpaksa.

CEKREK

Jimin langsung melepaskan pelukan Jihyo, lalu memutar lengan Jihyo hingga ia meringis.

"Kau kira aku tidak tahu siasat rendahan ini? Pergi sebelum aku berfikir untuk memasukkanmu di list orang-orang menjijikkan." Jimin lalu mendorong Jihyo kasar.

"Ish kau kasar." Jihyo  lalu pergi meninggalkan Jimin.

Jimin lalu melirik kejendela, Rose yang masih disana langsung merunduk hingga menimbulkan kebisingan disekitar dedaunan.

Namun Jimin tidak begitu memperdulikannya.

"Huuh kukira aku akan ketahuan." Ujar Rose mengelus dadanya.

Emang udah ketahuan Rose.

Rose segera beranjak. Tetapi ia tak sengaja melihat ada seorang paparazi yang sedang mengendap-ngendap kebagian jendela Jimin.

"Jadi aku tidak sendiri? Siapa yang mengirim paparazi itu?. Tidak-tidak, aku harus melindungi Jimin." Rose langsung berlari secepatnya menuju kamar Jimin.

Ting Tong

Jimin mendengus, kali ini siapa?. Jimin lalu membuka pintunya dan menemukan presensi wanita dengan pakaian serba hitam dengan topi dan masker yang menutupi wajahnya.

MY FANS IS MY DESTINY || jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang