Part 9

586 81 6
                                    

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit. Rose dan Jimin akhirnya telah tiba di Supermarket guna membeli bahan-bahan makanan.

"Jimin-ah kau tidak membeli sesuatu?." Tanya Rose yang sudah selesai dengan belanjaannya.

"Tidak. Kau?." Tanya Jimin balik.

Rose lalu menelisik pandangannya kesekitar, lalu matanya menatap berbinar rak besar berisi cokelat.

"Uwwaah cokelat!!." Rose lalu berlari mendekati cokelat yang ia sukai persis seperti bocah 5 tahun.

Rose lalu melihat-lihat cokelat yang kiranya akan ia beli. Namun ia bingung cokelatnya sangat banyak, dan semuanya terlihat lezat. Memang dasar Rose nya yang rakus akan makanan manis.

"Omo!" Rose terkejut, saat ia berbalik ternyata Jimin sudah berada dibelakangnya sedari tadi. Jimin menaikkan alisnya seolah bertanya, sudah menemukan keinginanmu belum?

Namun Rose begitu kaget hingga tak sengaja menyenggol rak penuh cokelat disebelahnya. Alhasil Cokelat yang tertata rapi disana jatuh berhamburan dilantai.

Mata Rose membulat dan mulutnya menganga, semuanya benar-benar berantakan dan ia sangat ketakutan. Pasti ia akan kena semprot oleh pemilik Supermarket.

"Yak! Kenapa bisa terjatuh lagi?!" Teriak sang pemilik Supermarket.

"Ma-maafkan aku. Aku tidak sengaja, sungguh." Ujarnya penuh sesal.

Jimin hanya diam, sambil membantu Rose yang sibuk memunguti cokelat tersebut.

"Kenapa selalu ada orang yang membawa kesialan di Toko ku ini, huuh dasar pelanggan sialan." Omelnya dengan penuh emosi.

Rose hanya terdiam sambil menahan tangisannya, ia merasa sakit hati dengan perkataan pemilik Toko ini. Sementara Jimin, ia merasa sangat kesal karena melihat Rose yang dihina-hina hanya karena perkara cokelat yang terjatuh.

Dengan sigap Jimin menahan tangan Rose yang masih sibuk membereskan cokelat yang berjatuhan tadi. Iapun menarik Rose agar berdiri, Rose yang terkejut hanya bisa menurut saja.

"Dia memang melakukan kesalahan, tapi mengapa kau menghinanya begitu? Mengacalah, apa kau tak pernah melakukan suatu kesalahan." Ujar Jimin dingin.

"Aiish anak muda zaman sekarang memang tidak tau sopan santun." Ujarnya mengejek.

"Jika aku tidak tahu sopan santun, lalu kau apa? Kau bahkan hidup lebih dulu daripada aku, tetapi kelakuanmu tidak mencerminkan seseorang yang berumur. Kau tua, namun otakmu tak mencerminkan seseorang yang terpelajar dari pengalaman hidup." Jimin.

Pemilik Toko tadi terdiam, ia merasa kalah dengan remaja tampan dihadapannya ini.

"Haish sudah melakukan kesalahan malah menceramahiku. Bereskan kekacauan ini, atau aku akan melapor pada polisi." Ancamnya. Rose langsung melotot, lalu bergegas kembali membereskan cokelat-cokelat tadi.

Jimin semakin mendecih karena Rose begitu takut dengan ancaman dari pemilik Toko tadi.

"Tidak perlu." Lagi, Jimin menarik Rose agar berdiri kembali.

"Totalkan semua cokelat yang terjatuh karena kecerobohannya, aku akan membayarnya." Setelah mengatakan hal tersebut. Jimin menarik Rose agar pergi dari kawasan itu.

SKIP

"Jimin-ah kenapa sampai nekat membayar semua cokelat ini?." Tanya Rose pelan, takutnya Jimin masih emosi karena pemilik Toko yang kurang ajar itu.

Jimin diam. Pandangannya lurus kedepan sembari menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Jimin-ah kau marah padaku ya?. Sungguh aku akan membayar semua hutangku ini, tapi tidak sekarang." Cicitnya pelan.

MY FANS IS MY DESTINY || jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang