O3. Trigonometric limits
Brukk!
Suara benda yang jatuh terdengar cukup keras di koridor pagi itu. Tiba-tiba seorang gadis cantik ditabrak oleh seseorang dari arah depan nya, tepat di depan kelas XII MIPA 3, kelas Ares sang pembuat onar SMA Garuda.
Orang yang menabrak itu pun segera bangun dan langsung menegakkan kembali tubuhnya tak lupa berniat untuk membantu gadis cantik yang tadi ia tabrak namun sudah lebih dulu berdiri.
"Sorry, gua gak sengaja." Ucapnya merasa bersalah.
"Iya ga—" Saat mendengar jawaban dari sang lawan bicara pemuda itu membulatkan kedua matanya. "Sena?"
Sena mendongak dengan ekspresi yang datar gadis itu merapikan rok serta seragam sekolah nya yang sedikit berdebu dan kotor karena menyentuh lantai koridor.
"Ares!!!" sebuah teriakan nyaring terdengar tiba-tiba. Dari jarak yang tak begitu jauh ada seseorang yang berlari menghampiri dua orang itu dan sukses menjadi tontonan gratis siswa dan siswi XII MIPA 3, 4 dan 5 yang berada di depan kelas.
"Sini woi!" teriak nya lagi.
Pemuda itu menoleh dan langsung mengeluarkan sesuatu di saku seragam sekolahnya. Sebuah kertas yang tampak terlipat-lipat rapi. "Apa? Mau ini?" katanya membuat orang yang masih berlari itu mendengkus kesal.
Tidak perlu menunggu lama, gadis yang berlari itu langsung ingin merebut contekan yang dipegang Ares namun sayang seribu sayang Ares tidak akan semudah itu memberikan kertas contekannya.
"Tai lo Sele. Dapet contekan dari kelas lain gak bagi-bagi." Sahut seorang pemuda yang datang menghampiri Ares, Sena dan juga perempuan yang diketahui bernama Gisele. Sementara itu Sena hanya fokus dengan seorang pemuda yang wajahnya memerah dengan keringat membanjiri kening nya, seperti nya Ares baru saja berlarian.
Gisele yang tidak terima pun berusaha merebut kembali tetapi Ares sudah lebih dulu menghindari nya.
"Sini elah!" Rebut Bembi yang mengambil kesempatan ketika Ares diam.
"Bembi itu punya gue! Balikin!" pekik Gisele tidak terima kala kertas contekan miliknya kini beralih pada Bembi.
"Bentar doang kali Sele, gue cuma mau foto."
"Eh tidak semudah itu! gue nyalinnya sampe tengah malem! Enak aja main foto-foto!" Lagi-lagi Gisele tidak terima dan ingin merebut kembali kertas contekkan yang ia salin dari kelas lain, tapi Bembi tetap mempertahankan pegangan nya pada kertas itu.
"Bagi-bagi napa sih sama friend. Pelit amat lu jadi orang." Decak Bembi dengan tatapan sinis nya.
Ditengah perdebatan antara Bembi dan Gisele Ares malah sibuk berbicara dengan Sena, "Sorry Sen, gue ga liat kalo ada lo tadi."
Sena mendongak lalu berdecak, sepuluh menit lagi bel akan berbunyi dan menandakan jam pelajaran pertama akan dimulai. Sena rasa waktu ini cukup untuk memberi pelajaran untuk Ares yang sudah ceroboh menabrak nya.
"Sen? Lo mau kan maafin gue?" tanya Ares yang terlihat sangat merasa bersalah.
"Gue ga akan maafin lo sebelum lo bisa jawab satu pertanyaan dari gue." Gadis dengan mata yang agak sipit itu menaikkan sebelah alis nya.
Bembi dan Gisele yang tadi sibuk beradu mulut kini mulai tertarik dengan pembicaraan Ares dan Sena.
"Apa?" Ares mengernyitkan kening nya.
"Pertanyaannya gampang, limit dari 1 - cos x per x untuk x mendekati nol adalah?" Pertanyaan yang sempurna keluar dari mulut Sena sontak membuat Ares, Bembi dan Gisele terdiam.
![](https://img.wattpad.com/cover/265903247-288-k269676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐚𝐢𝐧𝐞𝐝 𝐆𝐥𝐚𝐬𝐬' 𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤
Teen FictionPernikahan yang dilakukan oleh kedua orang tua Sena dan Ares, membuat keduanya mau tak mau harus tinggal satu atap, dan Ares sangat mensyukuri karunia itu. • "Air sama minyak itu gak bisa menyatu karena sifat molekulnya yang berbeda. Kayak lo sama...