STAINED GLASS
Sudah tau bukan bahwa dengan satu kecupan semua dapat berubah dalam sekejap? Bila hanya dengan kecupan ringan dapat berdampak besar bagi pelakunya, bagaimana jika itu lebih dari sebuah kecupan? Apabila sudah terjadi, hal itu tidak dapat berubah seperti semula. Semuanya tampak baru, entah itu perasaan baru yang mengarah pada kebaikan, atau pada keburukan yang berdampak negatif.
Ciuman menjadi salah satu cara seseorang untuk mengekspresikan perasaan. Saat seseorang sedang berciuman, seluruh sel-sel dalam tubuh bereaksi. Kepekaan terhadap suasana sekeliling seketika menghilang, tergantikan dengan fokus pada bibir sang lawan. Sensasi yang dirasakan secara fisik dapat mendorong otak untuk menimbulkan hormon dopamin, sebuah neutrotransmiter yang berhubungan dengan perasaan senang.
Selain itu secara yang bersamaan, bagian otak yang lain akan langsung mematikan emosi negatif. Pertemuan kedua bibir juga akan mendorong kelenjar di bawah otak untuk melepaskan oksitoksin yang akan mengikat orang yang berciuman secara emosional.
Kecupan halus yang dirasakan Sena mengirim gelombang listrik yang meningkatkan aliran darah ke bagian tubuhnya. Saat kontak terjadi pada kedua bibir mereka, ledakan sensori langsung terjadi. Bibir gadis itu 200 kali lebih sensitif dari ujung-ujung jarinya. Sementara itu, penciuman miliknya dipenuhi oleh aroma tubuh Ares yang sukses memancarkan daya tarik kimia halus.
Ares doesn't stop at one simple kiss, there's another one and with that she parted her mouth, his tongue slipped into her mouth, gently at first but then more demanding and kissing her lips more deep.
Joan is such a fucking good kisser. How does he play gently dan slowly on her lips.
Lantas cowok itu pun menjauhkan wajahnya sejenak. Lalu menatap manik mata Sena yang juga menatapnya tanpa ekspresi.
"I just want you." He whispered slowly.
Sena menatap Ares dengan mata yang dingin, seakan-akan mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Napasnya masih tersengal setelah ciuman yang panjang itu, namun emosinya jauh dari apa yang Ares harapkan. Hatinya bergejolak, campuran antara amarah, kebingungan, dan keinginan untuk menghilang dari tempat itu.
Dia menelan ludahnya, mencoba berkata dengan suara yang tak gemetar, "You're jerk." Sena mendorong tubuh pemuda itu sebelumnya akhirnya menampar pipi Ares dengan sekali gerakan, lalu pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Setelah menampar pipi Ares, Sena berbalik dan berjalan cepat, meninggalkan pemuda itu yang terpaku di tempat. Hawa dingin malam menusuk kulitnya, namun ia tidak peduli. Hatinya bergejolak, berperang dengan berbagai emosi yang saling bertabrakan—marah, bingung, dan kecewa.
Ares mengusap pipinya, merasa tamparan itu lebih dari sekadar reaksi fisik—itu adalah penolakan yang jelas, sesuatu yang selama ini ia tolak untuk diakui. Sena melangkah dengan cepat, menolak untuk menoleh ke belakang. Kakinya seolah ingin secepat mungkin menjauh dari situasi yang baru saja terjadi. Rasanya tubuhnya masih bergetar, bukan karena dinginnya malam, tetapi karena emosi yang bercampur aduk.
Ciuman itu bukan sekadar tindakan fisik; ia merasakannya, sensasi yang intens, ledakan hormon yang tidak bisa ia abaikan. Namun, itu bukan yang ia inginkan. Bukan dengan Ares. Sena berhenti di tengah jalan setapak menuju rumah, menarik napas dalam-dalam sambil meremas tangannya sendiri. Otaknya berputar, memikirkan kejadian tadi. Ada sisi dalam dirinya yang marah, bukan hanya kepada Ares, tetapi juga pada dirinya sendiri.
Kenapa ia membiarkan semuanya terjadi? Apa yang sebenarnya ia rasakan? Langkah kakinya kembali terdengar, lebih pelan kali ini. Ia harus tenang. Ia tidak bisa membiarkan perasaan ini mengacaukan dirinya lebih jauh. Setiap tarikan napas yang diambilnya seolah semakin berat, tapi Sena tahu satu hal: ia tak akan pernah membiarkan dirinya terjebak lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐚𝐢𝐧𝐞𝐝 𝐆𝐥𝐚𝐬𝐬' 𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤
Fiksi RemajaPernikahan yang dilakukan oleh kedua orang tua Sena dan Ares, membuat keduanya mau tak mau harus tinggal satu atap, dan Ares sangat mensyukuri karunia itu. • "Air sama minyak itu gak bisa menyatu karena sifat molekulnya yang berbeda. Kayak lo sama...