S

4K 447 68
                                    

"SENA!"

"ARES BERANTEM LAGI!"

Teriakan kencang itu menggelegar di seluruh penjuru koridor kelas dua belas, dari ujung barisan MIPA hingga dua belas IPS teriakan ultrasonic itu masih terdengar. Seorang gadis bersurai panjang dengan warna rambut yang sedikit pirang menoleh dengan wajah ditekuknya, lagi dan lagi gadis itu hanya mampu menghela nafas nya kasar tatkala pandangannya tertuju pada lapangan yang saat ini sangat ramai dengan kerumunan banyak orang.

"SENA ITU ARES BERANTEM!"

Well, that's a line that Sena has been hearing for the past few years. Bosan? Obviously bosan, bahkan sangat-sangat bosan. Jika itu kalimat yang akan diucapkan ketika pacar dari seorang perempuan yang tengah bertengkar, maka sang pacar perempuan akan berlari ke tempat kejadian dan meminta si cowok untuk berhenti bertengkar.

How disgusting is.

Tapi berbeda dengan Sena dan Ares, dalam hubungan sudah sangat jelas Ares dan Sena itu tidak ada apa-apa. Sebatas pelajar SMA yang sama-sama bersekolah di SMA Garuda, tak ada yang spesial. Namun, semua nya tampak nyata dan jelas, ketika Ares dengan segala sifat keras kepala nya hanya bisa takluk dan melemah oleh Sena, gadis segudang prestasi yang Ares sukai.

Ya, Sena adalah kelemahan Ares.

Setiap Ares melakukan perbuatan tidak benar atau membuat keributan dan masalah pasti nama Sena lah yang dipanggil, bukan guru atau bahkan kedua orang tua Ares sendiri. Sena adalah senjata penakluk Ares.

So, that's statement has spread throughout the school,

even outside.

Namun, jangan harap Sena senang dan menerima sebutan itu dengan baik. Sama sekali tidak. Bagi nya Ares adalah hama di hidupnya, cowok tampan cassanova sekolah nya itu selalu menganggu ketenangannya setiap saat. Jauh sebelum Ares menyatakan cinta pada nya satu tahun yang lalu, kehidupan disekolah Sena aman dan tentram.

Pernyataan cinta Ares pada Sena terjadi satu tahun silam, ketika itu pembagian raport kelas sebelas semester 2, Sena yang maju ke podium karena telah memenangkan juara satu KSN Fisika dan peringkat satu paralel yang lagi-lagi didapatkannya harus mendapat mimpi buruk dengan hadirnya Ares yang membawa serangkaian bunga di depan tiang bendera. Bahkan, saat itu guru-guru dan kepala sekolah masih disana mengucapkan selamat pada Sena.

Sena yang kesal dan tidak terima pun tanpa pikir panjang menolak ajakan Ares untuk berpacaran. Sena tidak terlalu kenal dengan Ares, jadi bagaimana bisa Sena menerimanya? Hanya karna bermodalkan wajah tampan Sena harus menerima Ares, begitu?

TENTU TIDAK.

Dalam list hidup Sena, kata pacaran tidak pernah terbesit di dalam pikirannya. Terlebih lagi, Sena hidup di lingkungan yang memang di tuntut dengan kedisplinan. Papa Sena adalah seorang pilot yang memang melarang anak-anaknya untuk menjalin percintaan sebelum sukses. Sementara mama nya adalah dosen di salah satu Universitas terbaik disini. Sena tinggal bersama mama nya, orang tuanya resmi bercerai satu tahun yang lalu.

Dan ya, Sena harus melerakan namanya selalu di panggil untuk meleraikan perkelahian yang diperbuat Ares.

"SEN!!! ARES BERANTEM SAMA TAMA!!!

Keesokannya...

"SENAAA!!!"

Keesokan, esok nya lagi..

"SENN!!!!"

Selalu..

"NA ARES!"

Dan seterusnya..

"SENAA!!!"

"SENAAA!!!"

"SEN LIAT!!!"

"SENAA PISAHIN!!!!!!"

"SEN ARES BERANTEM LAGI!!!!!"

"SENAA ARES!!"

"SENAA CEPET!!!"

"SENAAA!!"

"SENAAA!!!!"

"SENAA!!!!"

"SEN!!!"

"SENAAA!!!!!!"

"SEN!!!!!!"

"Berhenti manggil gue!"

"SEN!!"



"NAA!!"

"SENAAA!!!!"

"SENAA!!!!"

"Gue bukan siapa-siapa nya dia!"





"Gue bukan siapa siapa lo. Jadi tolong jangan ganggu."

"Tambahin di list cowok yang gue suka, kalo gue benci cowok yang suka berantem."

Sena menatap tajam laki-laki yang saat ini penuh dengan luka lebam di pipi, pelipis serta luka sobekan di bibir. Pemuda itu hanya diam sambil meringis pedih, netra hitam nya bertubrukan dengan netra coklat Sena.

"Sen." lirih Ares.





"Okey Ares. How to say my first name? Do you know that?"

Pemuda dengan satu anting di telinga kanan nya itu terdiam seketika. Bukannya tidak tau nama lengkap Sena, Ares bahkan hafal luar kepala. Hanya saja pemuda itu tak yakin apakah pronunciation nya benar atau tidak.

"Etina?" tanya nya ragu.

"Atinea?" Tidak ada tanggapan, gadis itu tetap diam.

"Atenia?"

"Etin-"

Genap, pada percobaan nya yang keempat Sena tiba-tiba memotong ucapan Ares yang bagi nya terdengar begitu memuakkan.

"So, listen me carefully, I won't repeat again." Katanya menatap Ares dengan datar.

"(athe.) (nay.) (uh.)"

***

Athenea Roseneath Calestra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Athenea Roseneath Calestra

Haloo! jadiii aku kembali dengan membawa cerita baruuuuu! As you can see and read this story will be set in the school again, sOOooo I hope you all like, love and enjoy my journey!

📍spam next dulu baru lanjut, mau liat dulu apakah ramai atau tidak^^

📌 : jika ada yang mau ditanyakan, bisa ditanyakan disini.

mau cek tombak dulu, 50 vote bakal update part selanjutnya.

fluttersyy_©

𝐒𝐭𝐚𝐢𝐧𝐞𝐝 𝐆𝐥𝐚𝐬𝐬' 𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang