O2. Aresa
Ares adalah dewa perang, yang mana merupakan putra Zeus (King of the Gods) dan Hera (Queen of the Gods). Ares God of war dikenal oleh bangsa Romawi sebagai dewa Mars.
Tidak jauh berbeda dengan Ares sang dewa perang, Jevano Joan Aresa juga adalah pemuda yang gemar membuat keributan dan berkelahi. Ares ada disetiap perkelahian yang terjadi di SMA Garuda. Bahkan, ia disebut-sebut sebagai siswa dengan pencetak rekor terbanyak yang masuk dalam buku hitam BK, pastinya dengan keterangan berkelahi dan membuat keributan.
Walaupun demikian pemuda sejuta umat dengan sejuta pesona itu memiliki berbagai keahlian. Mulai dari bermain basket, menggambar, menyanyi, futsal, lari, gitar, serta tentunya balap motor dan berkelahi. Apapun bisa Ares lakukan kecuali mendapatkan hati Roseneath - gadis segudang prestasi yang selalu membanggakan nama sekolah.
"Jo." Panggil seorang laki-laki yang sebaya dengan nya. Sorot matanya terlihat seperti lelah dan bosan, seakan melihat hal yang selalu menjadi pemandangan yang dilihat setiap saat. Dalam lingkungan rumah dan keluarga Ares lebih sering di panggil Joan, Joan lah nama kecil Ares. Nama Aresa memang yang paling populer dan dikenal banyak orang, namun Joan adalah nama yang berarti untuknya, karena dengan nama itu dulu hidupnya pernah berwarna dan bahagia.
"Lo gak capek kayak gini terus?" tanya pemuda itu dengan helaan nafas.
Ares, pemuda itu tersenyum sinis, garis tegas rahang nya terlihat jelas kala ia mengeraskan rahang itu, "Capek? Lo pikir gue kayak gini gak ada alasan?"
Ares kali ini menggertakkan gigi nya, "Keluar dari rumah gue." Suruh nya seakan tak bisa dibantah.
"Gue dateng dengan maksud baik, bisa gak tahan dulu emosi lo?"
Tak lama suara tawa terdengar di ruangan dengan dua pilar besar si ujung dinding, rumah bergaya klasik itu terlihat luas namun gelap secara bersamaan. Minim nya penerangan membuat sang lawan bicara dari Ares menghidupkan lampu besar yang tergantung di langit-langit rumah itu.
Jelas, sangat jelas. Ares bisa melihat wajah saudara tirinya itu.
"Lo berantem lagi?" tanya Jeffrey dengan pandangan yang fokus pada beberapa luka lebam di pipi berisi Ares.
"Peduli apa lo?" decak pemuda itu tak suka.
Salah satu tangan Ares bergerak mengambil segelas air putih yang beberapa waktu lalu ia letakkan di atas meja. Tangannya terangkat dengan tatapan mata hitam yang menajam. "Pergi. Atau gue lempar gelas ini ke muka lo?"
Tidak terintimidasi dengan perlakuan Ares pada nya Jeffrey malah berjalan mendekat pada pemuda itu.
"Jo... mama butuh lo." Ujar Jeffrey, kali ini terdengar seperti lirihan seseorang yang membutuhkan pertolongan.
Mendengar itu Ares meletakkan kembali gelas yang tadi ia pegang. Tangannya ia taruh di dalam saku celana pendek selutut yang ia pakai. Pemuda berkaos hitam itu mendekat ke arah Jeffrey tanpa aba-aba, dan itu berhasil membuat Jeffrey sedikit terkejut dan memundurkan posisinya.
"Butuh? Kenapa gak dari dulu dia butuh gue?"
"Jo—"
"Sekarang juga keluar dari rumah gue!" bentakan Ares terdengar memenuhi ruangan besar itu.
Tanpa membantah dan tak ingin terjadi hal yang buruk Jeffrey berjalan mundur, dengan satu tarikan nafas Jeffrey berbalik dan berjalan keluar dari rumah itu meninggalkan Ares yang masih menatap nya tajam seakan ingin sekali menguliti pemuda itu.
Ares tidak ingin menjadi anak yang durhaka, tapi keadaan memaksa nya untuk seperti itu. Kepercayaan dan cinta untuk mama nya sudah lama hancur, hilang bahkan lenyap seiring berjalan nya waktu dan sekarang tidak bisa diperbaiki ke sediakala. Ares sudah lebih dulu menolak dan tidak akan pernah mau itu terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐚𝐢𝐧𝐞𝐝 𝐆𝐥𝐚𝐬𝐬' 𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤
Novela JuvenilPernikahan yang dilakukan oleh kedua orang tua Sena dan Ares, membuat keduanya mau tak mau harus tinggal satu atap, dan Ares sangat mensyukuri karunia itu. • "Air sama minyak itu gak bisa menyatu karena sifat molekulnya yang berbeda. Kayak lo sama...