"Mortal as I am, I know that I am born for a day, but when I follow the serried multitude of the stars in their circular course, my feet no longer touch the earth; I ascend to Zeus himself to feast me on ambrosia, the food of the gods." - Ptolemy, Astronomer
O5. Mask of Happiness
"Ares!"
Pemuda bertubuh tegak dan tegap itu menoleh kan kepalanya, kedua kakinya berhenti sejenak ketika ada seseorang memanggil nya. Melihat respon baik dari sang laki-laki, gadis dengan surai hitam dan lurus itu pun lantas berlari mendekat.
"Proposal nya mana? Katanya mau ngajuin friendly match sama SMA tetangga ke kepsek. Udah dibikin belum?" Tanya nya menatap Ares yang lebih tinggi darinya.
Itu Zenith Jilan Arinka, si ketua OSIS yang cerewet serta perfectionist secara bersamaan. Jilan adalah salah satu siswi yang cukup terkenal dan tenar di kalangan siswa siswi SMA Garuda. Terlebih lagi ada rumor yang beredar bahwa gadis cantik itu menyimpan rasa pada Aresa.
Pemuda yang berada di hadapan Jilan mengangguk, ekspresi Ares tampak datar dan dingin. Entahlah apa yang membuat pemuda tampan dengan anting-anting di telinga kiri nya itu terlihat dingin.
Datar.
Setelah mengangguk singkat Ares berbalik dan melanjutkan langkahnya lagi. Sementara Jilan, gadis bermata sipit itu terkekeh pelan, sudah menjadi rahasia umum bahwa Ares adalah icon dan standar dari ketampanan laki-laki di SMA Garuda. Dapat dipastikan hampir semua gadis siswi di SMA Garuda jatuh pada pesona pemuda dengan tindik dan anting di telinga itu.
Tujuannya saat ini adalah kembali ke kelas karna jam istirahat telah berakhir lima menit yang lalu.
Pandangan Ares lurus ke depan, mata tajam dengan rahang tegas itu mampu menjerat siapapun yang melihat. Kaki nya melangkah dengan pasti melewati koridor yang lumayan sepi karna saat ini jam pelajaran kelima baru saja akan dimulai. Sudah dipastikan semua siswa dan siswi telah berada di dalam kelas.
Belum sempat melangkah masuk, kedua kaki pemuda itu berhenti ditempat. Matanya tertuju pada sosok perempuan yang terduduk di ujung koridor dekat mading. Ia amat sangat mengenal siapa gadis dengan rambut dikuncir kuda itu. Itu Sena, gadis itu tampak sedang mengetik sesuatu di ponsel nya.
"Sen?" sapa Aresa dengan senyum ramah khas yang ia punya.
Sena yang sedari tadi memusatkan pandangannya pada layar ponsel pun kini mengerutkan kening nya, menatap datar sosok Aresa yang seperti biasa dengan pakaian tak rapi serta berantakan.
"Kenapa ga masuk kelas?" tanya pemuda itu.
"Sehari engga ngurusin hidup orang bisa ga?" Sena menatap tajam Aresa yang sebelumnya melemparkan pertanyaan yang tidak bersahabat didengar di telinga.
"Gue cuma nanya, ga niat buat ngurusin hidup orang kok."
Sena yang mendengar itu pun berdecih, ia kini mulai beranjak dari duduk nya. "Terus lo pikir nanya kayak gitu ga ngurusin hidup orang?"
"Kepo sama ngurusin hidup orang itu beda tipis, Joan.." Tambah Sena dengan kalimat yang lebih sarkastik. Ia terdengar sedang mengejek Ares, memanggil pemuda itu dengan nama Joan seperti mamanya lakukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/265903247-288-k269676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐚𝐢𝐧𝐞𝐝 𝐆𝐥𝐚𝐬𝐬' 𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤
Teen FictionPernikahan yang dilakukan oleh kedua orang tua Sena dan Ares, membuat keduanya mau tak mau harus tinggal satu atap, dan Ares sangat mensyukuri karunia itu. • "Air sama minyak itu gak bisa menyatu karena sifat molekulnya yang berbeda. Kayak lo sama...