(Di barak)
Sertu Wira tampak sibuk merapikan kemejanya, ia juga beberapa kali menghembuskan nafas panjang.Baru saja ia melangkah keluar dari kamar.Seseorang membuatnya berhenti melangkah.
"Rapi kali kau, mau pergi kemana?" tanya Lettu Topan yang tengah berdiri memegang secangkir kopi.
"Biasalah mau ketemu ceweknya," sela seseorang dengan gitar di tangannya---sertu Angga.
"Beh banyak gaya kali kau.Memang cewekmu udah terima statusmu sebagai prajurit?"
"Berjalannya waktu, dia pasti juga akan nerima," jawab Wira dengan senyum simpulnya lalu berjalan pergi.
Wira pergi dengan perasaan tak enak.Mengapa kekasihnya itu tiba-tiba menelepon dan meminta bertemu.
"Wira, kamu yakin dengan profesimu itu?" tanya Rena ditengah makan siangnya bersama Wira.
Laki-laki berusia 28 tahun itu hanya diam tak menjawab.
"Kalau kamu mau, kamu bisa kok bekerja di perusahaan ayahku dan meneruskan bisnisnya.Aku tahu kamu itu pintar." ujar Rena.
"Maaf, Ren.Ini bukan masalah uang.Aku mencintai profesiku.Mejadi prajurit sudah menjadi cita-citaku sejak kecil," ujar Wira dengan yakin.
"Ya sudah kalau kamu lebih pilih itu, berarti kamu tidak mencintaiku," balas gadis dengan tas mahalnya itu, kemudian pergi meninggalkan Wira yang masih duduk dengan segala pikirannya.
Wira hanya bisa tersenyum miris melihat gadis yang sudah bersamanya kurang lebih 3 tahun itu pergi.Apa pun yang terjadi dia tak akan meninggalkan jati dirinya sebagai prajurit.
"Jika kamu tidak bisa menerimanya, itu tidak masalah.Itu berarti kamu bukan yang terbaik bagiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
IBU PERTIWI MEMANGGIL (Selesai)
AdventureDitengah masalah kehidupan mereka masing-masing, para prajurit itu harus tetap mengabdi kepada Ibu Pertiwi. "Lebih Baik Pulang Nama dari pada Gagal dalam Tugas!" "KOMANDO!" © 26/04/2021