[04] Telepon

186 6 0
                                    

Malam hari pukul 8 malam
Seorang anak kecil berusia 9 tahun tengah duduk di ruang tamu.Ia tampak sedang bermonolog menghafal sesuatu.

"Wah, anak ayah rajin nya," ucap Mayor Guntur sembari duduk disamping putranya.

"Iya dong, Yah.Kan Raka pengen kaya ayah."

"Emang Raka lagi belajar apa ini?"

"Ini, Yah.Raka lagi menghafal nama provinsi di Indonesia."

"Ohh, oke.Sekarang ayah kasih pertanyaan ya."

"Kalau jawaban Raka bener dikasih hadiah apa, yah?" tanya Raka dengan polos.

"Nanti ayah kasih mainan."

"Enggak! Raka maunya liburan sama ayah dan bunda.Raka pengen kaya temen-temen Raka."

Mayor Guntur tampak ragu menanggapi permintaan anaknya.

"Oke-oke, nanti kalau ayah cuti kita liburan bareng bunda," ucapnya agar membuat putranya bahagia.

Mayor Guntur tampak tersenyum sembari mengelus kepala putranya dengan lembut.

"Sekarang pertan..."

Sebuah dering telepon memotong pembicaraan ayah dan anak ini.Dengan cepat sang Mayor mengangkat teleponnya.Ia tampak serius mendengarkan orang diseberang berbicara.

"Siap Komandan! Siap! KOMANDO!" ucapnya tegas sebelum telepon berakhir.

"Ayah mau pergi?" tanya Raka yang bergelayut di lengan ayahnya.

"Iya, nak.Kamu sekarang tidur aja ya."

"Nggak jadi liburan?"

"Jadi dong tapi kalau urusan ayah udah selesai terus nanti ayah minta cuti sebentar."

Raka tampak memasang wajah cemberutnya, yang mana malah membuat wajah imutnya bertambah tampan.

IBU PERTIWI MEMANGGIL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang