Karangan bunga bertuliskan turut berdukacita berbaris didepan rumah sang Komandan.Suara tangis yang berusaha diredam masih terdengar sayup-sayup.Bahakan suara seorang anak kecil dengan nada marah terdengar jelas.
"Ayah bohong! Katanya ayah bakalan liburan sama Raka dan bunda!"
Sekali lagi teriakan itu membuat luka sendiri bagi yang mendengarnya.
Betapa hatiku tak kan pilu.
Telah gugur seorang prajurit dimedan tugas.Kesedihan dirasakan semua orang yang hadir di pemakaman.Upacara penghormatan terakhir dilaksankan dengan hikmat dan tertutup.
Upacara pemakaman diawali dengan tembakan salvo oleh beberapa prajurit kopassus.Peti yang berselimut bendera merah putih itu dibawa menuju ke liang lahat.Keluarga tak bisa menahan air mata, rasa sesak menyelimuti dada.Rasa pilu terus merongrong menusuk hati meninggalkan luka.
Telah gugur pahlawanku.
Selesai sudah tugas sang komandan untuk menjaga ibu Pertiwi.Tunai sudah janji baktinya kepada tanah air.Berakhir sudah kisah cintanya dengan negri ini.
Betapa hatiku tak kan sedih.
Rasa sakit terus berputar untuk orang yang ditinggalkan.Tetapi mereka berusaha tegar menghadapi cobaan.
Hamba ditinggal sendiri.
Sang komandan telah pergi untuk selamanya, meninggalkan orang-orang tercinta.Tetapi mereka yakin sang komandan akan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Ibu Pertiwi tengah bersedih kehilangan salah satu prajurit.Namun ibu Pertiwi juga yakin akan lahir prajurit-prajurit tangguh lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBU PERTIWI MEMANGGIL (Selesai)
AdventureDitengah masalah kehidupan mereka masing-masing, para prajurit itu harus tetap mengabdi kepada Ibu Pertiwi. "Lebih Baik Pulang Nama dari pada Gagal dalam Tugas!" "KOMANDO!" © 26/04/2021