17 - Sakit

5.4K 311 13
                                    

"Pak Jo, tolong bantu saya cari keberadaan kedua orang tua saya sekarang," tutur Alvaro dalam sambungan panggilannya dengan Pak Joseph, sang asistennya.

"Saya tunggu kabarnya segera," sambungannya lalu laki-laki itu memutuskan sambungan panggilannya dengan sepihak.

Alvaro menolehkan kepalanya dan mendapati Yona yang sedang terduduk sambil menangis. Tatapan perempuan itu terlihat sangat kosong. Dapat disimpulkan kalau ia benar-benar sedih setelah mamah mertuanya membawa Raga pergi darinya.

"Sayang, kamu belum makan. Makan dulu ya," ucap Alvaro dengan lesu.

Perempuan itu menyeka air matanya dengan perlahan. "Aku gak lapar."

Walaupun Yona mengatakan kalau ia tidak lapar, tetapi Alvaro tetap mengambil makanan yang dibelinya tadi di dapur. Setelah itu, dia kembali ke dalam kamar dan meminta sang istri untuk makan terlebih dahulu.

"Ayo makan."

"Aku gak lapar, Al."

"Lapar atau enggak, tapi kamu harus tetap makan. Kamu mau sakit?" ujar Alvaro.

Perempuan berambut hitam itu menolehkan kepalanya lalu menatap mata Alvaro dengan dalam.

"Kalau kamu mau makan, aku janji aku bakalan cari Raga sampai ketemu," sambungnya.

Setelah Alvaro mengatakan kata-kata itu kepadanya, kini Yona mengusap air matanya lalu menyantap makanan yang telah dibawakan oleh laki-laki itu. Namun, ia tidak makan dengan sendiri, melainkan disuapi oleh suaminya itu.

Dengan seketika laki-laki itu menunjukkan senyumannya ketika Yona mau memakan makanan itu. Ia mengusap rambut perempuan itu dengan lembut, kemudian menyuapkan sesendok nasi kembali ke dalam mulutnya.

"Habis ini kamu istirahat, kita cari Raga lagi besok," tukas Alvaro dan hanya dibalas dengan anggukkan kepala dari perempuan itu.

Yona menyantap makanannya kembali hingga habis lalu ia pergi tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya serta pikirannya. Disisi lain, Alvaro masih belum bisa memejamkan kedua matanya. Dia mencoba memutar otaknya untuk mencari tahu keberadaan kedua orang tua itu. Namun ia tidak ingin Yona mencemaskan hal ini karena semua ini bukan salahnya.

Laki-laki itu memijit pangkal kepalanya yang terasa sangat sakit, tapi baginya rasa sakit itu tidak sebanding dengan apa yang Yona pernah alami ketika ia telah meninggalkan perempuan itu saat sedang hamil besar.

Alvaro menatap perempuan yang sedang tertidur tepat di sampingnya. Dengan perlahan ia mengusap rambut sang istri dengan sangat lembut, kemudian menciumnya dengan singkat.

"Aku janji aku akan cari Raga."

Lalu ia mematikan lampu kecil yang berada di atas nakas, kemudian menyelimuti dirinya dan pergi tidur.

°    °    °

Biasanya Yona bangun di hari yang sangat pagi untuk mengurus rumah dan bayi laki-lakinya itu, tetapi sepertinya perempuan itu benar-benar sedang merasa sangat lelah sehingga Alvaro duluanlah yang terbangun.

Laki-laki itu pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi serta mencuci mukanya, kemudian ia pergi ke dapur dan membuatkan makanan untuk istrinya. Alvaro memutuskan untuk membuat nasi goreng karena ia hanya bisa membuat makanan itu. Kini telah terlihat dua porsi nasi goreng di atas mejanya.

Dia menatap makanan yang ia buat dengan sangat bangga lalu laki-laki itu melangkahkan kakinya untuk kembali ke dalam kamar.

Klek

Pintu kamar baru saja dibuka dan ia mendapati seorang perempuan yang sedang tertidur dengan sangat pulas di atas tempat tidur. Dia melangkahkan kakinya untuk mendekati perempuan itu, kemudian mengusap rambutnya dengan pelan.

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang