16 - Raga

5.2K 321 54
                                    

Senja telah datang dan telah siap untuk berganti peran dengan sang rembulan. Saat ini Alvaro masih berada di dalam kamarnya sambil menggendong putra tunggal kesayangannya. Namun, disisi lain telihat Yona sedang terduduk dengan wajahnya yang murung.

Perempuan itu masih memikirkan Elena yang sering kali mengirimkan pesan singkat kepada Alvaro. Terlebih, tempo hari ia bertemu dengannya lalu Elena mengatakan kalau dia ingin menjadi istri Alvaro walaupun menjadi istri kedua.

"Kamu kenapa, sayang?" tanyanya yang masih menggendong Raga.

Perempuan itu menolehkan kepalanya lalu menunjukkan senyuman manis di wajahnya. "Gak apa-apa."

"Yakin?"

Yona terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaan laki-laki itu kembali, "Aku cuma masih kepikiran sama kata-kata Elena waktu itu."

Tiba-tiba saja Alvaro menaruh Raga di atas tempat tidurnya lalu dia mengambil ponsel miliknya dan mengotak-atiknya sebentar. Disisi lain, Yona mencoba menghilangkan pikiran negatifnya dengan bercanda sebentar dengan Raga. Bayi laki-laki itu memang paling mengerti jika diajak bercanda atau bercerita.

"Yona," panggil Alvaro dari dalam kamar.

"Iya?"

"Ayo siap-siap," seru Alvaro.

"Siap-siap? Kita mau kemana?" tanya Yona dengan terheran-heran.

"Nanti aku kasih tau," timpalnya.

"Tapi-" belum selesai perempuan itu berbicara, Alvaro telah menyelanya.

"Aku tunggu di mobil. Kita titipin Raga sama Nathan, Rafael, Sandria." Lalu laki-laki itu pergi keluar dari dalam kamarnya untuk masuk ke dalam mobilnya.

Yona langsung mengganti pakaiannya lalu mengambil tas miliknya dan menghampiri Alvaro yang sudah berada di dalam mobil, tetapi sebelum itu dia menitipkan Raga kepada ketiga temannya sekaligus Adrian dan Dicky yang sedang berada di rumah ini.

Dia cukup terheran-heran karena Alvaro mengajaknya pergi keluar dengan sangat tiba-tiba. Kemanakah laki-laki itu membawa dirinya dan apakah ada hal yang penting hingga harus terburu-buru seperti ini?

"Kita mau kemana?" Yona kembali bertanya ketika mobil yang dikemudikan oleh Alvaro telah melaju.

"Rumah Elena," balasnya dengan santai.

Seketika Yona terdiam sambil membulatkan kedua matanya. "Mau ngapain ke rumah Elena?"

"Kita lihat saja nanti," jawab laki-laki itu dengan sangat santai.

"Apa iya Alvaro mau nikahin Elena?" batin Yona.

Kini perempuan itu sudah tidak bisa berpikir positif lagi sehingga selama di perjalanan, dia hanya diam tidak mengucapkan sepatah katapun sambil memandangi terangnya lampu ibu kota yang telah siap bertemu dengan rembulan.

Setelah beberapa menit mereka menempuh perjalanan, kini sepasang suami-istri itu telah tiba di sebuah rumah yang minimalis dengan gaya yang modern. Mereka melepas seatbelt yang dipakai, kemudian melangkahkan kaki untuk keluar dari dalam mobil.

"Ini rumahnya?" tanya Yona sambil menatap rumah minimalis yang berada di hadapannya.

"Iya." Lalu laki-laki itu melangkahkan kakinya kembali untuk masuk ke dalam rumah ini.

Dengan perlahan ia mengetuk pintu rumahnya beberapa kali hingga terlihat seorang perempuan paruh baya membukakan pintunya dengan  sangat perlahan.

"Permisi bu, ini rumahnya Elena ya?" tanya Alvaro kepada perempuan tersebut.

"Iya, ayo masuk," perempuan itu mempersilahkan Yona dan Alvaro untuk masuk ke dalam rumahnya.

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang