59 - Dia Yang Bersalah

1.7K 172 23
                                    

Rachel membanting pintu kamarnya dan menguncinya. Dia terjatuh dan tidak berniat untuk beridiri. Air matanya terus-menerus mengalir membasahi wajahnya. Dadanya terasa sangat sesak. Siapa sangka kalau Samudra akan memutuskannya?

"ARGHHH!" teriaknya dengan histeris.

Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia lelah. Rasanya, baru kemarin masalahnya datang karena kejadian yang menimpa kakaknya, lalu kini Samudra memutuskan hubungan dengannya. Rachel belum siap dengan semua ini.

Tok tok tok

"Rachel, lo kenapa?" Sherinna berbicara dibalik pintu kamar Rachel ketika mendengar sepupunya itu berteriak dengan sangat kencang.

Merasa tidak perlu menjawab, Rachel pun tidak mengatakan sepatah kata pun. Gadis itu masih terus menangis tanpa memperdulikan keberadaan Sherinna di balik pintu kamarnya. Lagi pula, perempuan itu tidak perlu mengetahui apa yang sedang Rachel alami saat ini.

"Chel, lo lagi sakit?"

Tok tok tok

"Buka pintunya, Chel." Sherinna masih tidak menyerah. Dia sendiri merasa pensaran dengan sepupunya itu. "Gue panggil Raga, ya?"

"PERGI!!" Pada akhirnya, Rachel berteriak. 

"Tapi, Chel-"

"PERGI!" 

Sherinna terdiam sejenak, memandangi pintu kamar Rachel. Tadinya ia merasa kasihan sekaligus penasaran ketika Rachel berteriak, tetapi kini ia malah kesal karena sepupunya itu mengusirnya.

"Freak," gumam Sherinna, kemudian ia berjalan kembali ke kamar tamu.

Disisi lain, Rachel masih saja menangis di dalam kamarnya. Gadis itu berdiri dari duduknya, kemudian memasuki kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Menangis membuatnya sakit kepala dan merasa lemah, tetapi tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain itu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, dalam lima menit, remaja perempuan itu telah keluar dari dalam kamar mandi dengan matanya yang sembab. Dia mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

Tok tok tok

"Chel, lo kenapa?" tanya Raga dibalik pintu kamar sang adik.

"Gue gak kenapa-kenapa," bohongnya.

"Terus, tadi kenapa teriak-teriak?" Raga kembali bertanya tanpa masuk ke dalam kamar sang adik karena pintu kamar Rachel dikunci dari dalam.

"Emangnya gue gak boleh teriak-teriak?" Rachel menjawabnya dengan melontarkan pertanyaan.

"Terserah lo, deh. Gua mau keluar dulu," tutur Raga.

"Iya."

"Kalau ada apa-apa, telfon aja."

"Iya."

Tanpa mengatakan apa pun lagi, Raga melangkah menjauh dari kamar sang adik. Laki-laki itu menuju ke halaman rumah, lalu masuk ke dalam mobil berwarna hitam miliknya. Raga sudah ada janji dengan Malvin dan Bima malam ini.

Sebenarnya, Raga merasa sedikit ragu untuk meninggalkan adiknya di rumah. Pasalnya, Rachel jarang sekali berteriak seperti tadi. Namun, Raga tidak bisa membatalkan janjinya juga dengan kedua temannya.

°     °     °

Jarum jam telah menunjukkan pukul delapan malam. Sherinna dan para asisten rumah tangga di kediaman Yona dan Alvaro telah makan malam. Raga sendiri makan malam di luar dengan kedua temannya, sedangkan Rachel sejak tadi tidak mau keluar dari dalam kamarnya.

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang