O4

4K 508 155
                                    

Flashback On

2 minggu yang lalu


"Junkyu, maaf mama tidak bisa mengantarmu ke butik karena ada hal darurat yang harus segera mama tangani di Iksan"

Jeongwoo terdengar begitu panik, pasalnya beberapa saat yang lalu ia menerima panggilan dari pekerjanya kalau butik miliknya di rampok oleh sekelompok penjahat bertopeng yang menguras habis uang di cabang butiknya itu

"Haru, kau antarkan mereka ya, nanti kirimkan aku foto setelan yang mereka pilih. Aku pergi dulu"

Cup

"sayang, aku ikut denganmu!!" Pekik Haruto yang spontan saja membuat Jeongwoo yang tergopoh-gopoh menghentikkan langkahnya seraya menggeleng ribut

"aku tidak mau mereka bertengkar hanya karena setelan baju, lagipula aku hanya ingin melihat keadaan butik Haru. Aku pasti akan menelponmu nanti"

Jeongwoo pergi dengan Haruto yang masih menatapnya kalut, ia tidak mau Jeongwoo dalam bahaya karena demi Tuhan itu adalah kasus perampokan!

Bukankah ini lebih berbahaya lagi jika segerombolan perampok itu belum ditemukan oleh pihak berwajib?

"Woo! Jeongwoo!Aishh"

Junkyu menatap Junghwan dan Haruto bergantian, ia sedikit bingung kala Junghwan memilih mematung tak melakukan apapun untuk menenangkan papa nya itu

"papa, mama pasti baik-baik saja. lagipula pasti akan ada banyak polisi disana, mama pasti aman pa papa tidak perlu khawatir" ujar Junkyu seraya menepuk-nepuk pelan bahu tegap calon mertuanya, menenangkan

Haruto menolehkan kepalanya, menggurat senyumnya pelan lantas beralih menepuk pucuk kepala Junkyu pelan

"terimakasih cantik, papa pasti akan menghubungi mama mu nanti. bagaimana kalau sekarang kita pergi untuk fitting baju?" tanya Haruto masih dengan satu tangannya yang menepuk pucuk kepala Junkyu lembut

Junghwan mendengus kasar kala Haruto terlihat pilih kasih terhadap mereka berdua, dia kan anaknya. Kenapa Haruto tidaj pernah berlaku seperti itu kepadanya?

"papa, sepertinya aku memang bukan anak papa ya?!"

Junkyu menoleh, mendapati raut kebencian yang terukir jelas di wajah calon suaminya. Ia sontak menghindar, membuat gerakan tangan Haruto terhenti kala Junkyu menjauh beberapa langkah dari dirinya

"Watanabe Junghwan, apa papa pernah menyakiti perasaanmu sebelumnya?" Haruto bertanya demikan, namun raut wajahnya seolah mengatakan hal yang berbeda

Junghwan tahu, papa nya ini tak akan berlaku seperti ini  tanpa sesuatu hal yang mengusiknya. Bagaimanapun juga ia tahu sikap dan sifat papa nya lebih baik

"apa kau menyukai calon istriku?"

Pertanyaan Junghwan sontak membuat Junkyu semakin menjaga jarak dengan Haruto yang masih menatapnya lekat. Junkyu seolah ketakutan dan memilih berada disisi Junghwan menyembunyikan tubuhnya disana

Haruto terdiam beberapa saat, ia lantas terkekeh mendengar pertanyaan yang tak masuk akal yang dilontarkan putranya itu

"ya ampun nak,,,, hahaha aku tidak mungkin jatuh cinta kepada calon menantuku sendiri kau ini aneh-aneh saja, papa kan sangat mencintai mama mu kenapa kau menuduh papa seperti itu hum?"

Junghwan spontan membuang pandangannya ke sembarang arah, enggan menatap kearah Haruto

"siapa tau, kau menyukai calon istriku ini. Dan soal fakta kalau kau benar mencintai mama maka seharusnya kau tidak akan mengajukan gugatan cerai kepada mama beberapa tahun lalu!" cecar Junghwan kepada Haruto yang sekarang menatapnya tajam

Family Taboo | Harukyu |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang