Dor!
"Tuan Watanabe, tolong jatuhkan senjatamu!"
Suara tembakan itu dilayangkan ke udara oleh sekelompok Polisi yang ternyata telah dihubungi oleh salah satu karyawan Yoonbin yang lainnya.
"Hah ... Waktu bersenang-senang mu sudah habis Haruto" ujar Yoonbin dengan wajah angkuhnya.
Tapi, bukannya menjatuhkan senjata sesuai perintah para polisi disana, Haruto malah melanjutkan kegiatannya, menempelkan moncong senjata api itu kembali ke pelipis yoonbin.
Membuat pria itu meringis kesakitan.
"Akh!! P-polisi tolong aku dia mencoba membunuhku!!!" Pria sipit itu meronta, memberontak sekuat tenaga untuk lepas dari kuncian lengan Haruto dilehernya.
"Tuan Watanabe, kalau anda tetap seperti ini maka anda bisa kami jebloskan kedalam penjara dengan pidana undang-undang percobaan pembunuhan!" Teriak salah satu polisi muda yang turut menodong Haruto dengan pistol kecil yang dibawanya.
"Jangan berpikir kalau aku akan melepaskan mu, sialan. Semuanya harus sepadan Ha Yoonbin"
Krak!
"Akh!"
Yoonbin memekik kuat kala lehernya terasa begitu sakit saat Haruto mengerahkan seluruh tenaganya untuk mematahkan leher pria sipit itu
"Jangan berpikir kalau aku akan melepaskanmu setelah kau menyakiti Junkyu ku seperti itu"
Krak!
"Argh!!"
"Tuan Watanabe tolong hentikan!"
Katakanlah Haruto gila karena dengan beraninya melanjutkan tindakan kejamnya dihadapan aparat kepolisian, tapi sungguh Haruto bersumpah meskipun Yoonbin sampai sekarat karena ia tembak mati sekarang, rasa sakitnya pun tidak pernah sebanding dengan sakit yang Haruto rasakan.
"Aku tidak akan melepaskanmu" ujar Haruto tajam, lengan pria itu semakin memiting leher Yoonbin. Membuat suara retakan tulang yang semakin signifikan dengan suara pekikan milik pria sipit itu.
"Tuan Watanabe tolong turunkan senjata anda! Kita bisa bicarakan semuanya secara baik-baik! Kami akan menghukum yang bersalah! Jadi tolong bekerja samalah dengan kami!" Teriak polisi kepada Haruto yang masih saja menodong kepala Yoonbin dengan santainya.
Haruto hanya mendengus mendengar perkataan polisi itu, apa katanya tadi? Membicarakan semuanya secara baik-baik? Dengan Yoonbin?
"Ada kata terakhir?" Haruto bertanya, sedikit melonggarkan lengannya membiarkan Yoonbin untuk mengutarakan unek-uneknya untuk yang terakhir kalinya.
"H-haruto jangan seperti ini eo? K-kalau aku mati b-bagaimana dengan Jeongwoo?"
Sebenarnya bukan seperti ini akhir yang ada di pemikiran Yoonbin, dan ya soal dirinya yang sekarang tengah berada diambang Kematian karena Haruto adalah skenario yang tak terduga dari sekian banyak rencana yang disusunnya sendiri.
"Maaf a-aku tidak bermaksud membuat Junkyu sakit, a-aku tidak bermaksud seperti itu" ujar Yoonbin dengan suara yang terdengar begitu bergetar, entah pria itu tulus meminta maaf atau tidak tapi Haruto sudah berjanji kalau ia tidak akan mengubah keputusannya lagi.
Krak!
"Argh! Haruto ku mohon!"
Haruto tak menghiraukan ucapan Yoonbin, dirinya kembali memiting leher Yoonbin, membuat para polisi yang berdiri disekitar mereka semakin mendekatkan pistolnya ke arah Haruto.
"Tuan Watanabe, ini peringatan terakhir! Tolong turunkan senjata anda dan kooperatif lah terhadap pihak kepolisian!"
Para polisi disana tak pernah berhenti memperingatkan Haruto, tapi yang dilakukan eh pemuda itu ialah tetap pada rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Taboo | Harukyu |
FanfictionApa yang terjadi saat seorang menantu mencintai Ayah mertua nya sendiri? Entahlah hanya pemuda manis bernama Kim Junkyu yang tahu. Warning : Dilarang salah lapak karena book ini adalah ff bxb jadi kalian yg homophobic, silahkan angkat kaki!