05.06 AM.
.
Drrrttt .... Drrrttt
"Eung~" Junkyu menggeliat saat ponselnya bergetar diatas meja nakas, benda persegi itu menimbulkan suara yang begitu nyaring hingga mau tak mau Junkyu pun terpaksa membuka matanya.
Segera ia bangkit dari posisi tidurnya meskipun susah payah karena perutnya yang sudah semakin membesar. Dengan cepat Junkyu meraih benda yang sedang menyala-nyala karena panggilan masuk itu dan menempelkannya ke telinga sembari mengucek matanya yang sedikit sayu.
"Halo?"
"Pagi sayang sudah bangun?"
Junkyu sedikit mengerutkan keningnya, sedetik kemudian ia melihat nama kontak yang tertera dilayar ponselnya. Dan benar saja, itu adalah nomor Junghwan, suaminya.
"Eung pagi juga hwanie, ini Kyu baru bangun. Hwanie ada dimana?masih di kampus?" Ujar Junkyu sedikit lirih, karena hampir saja ia membuat Haruto terbangun tadi.
Haruto berbalik saat Junkyu masih berbicara dengan Junghwan melalui sambungan telepon, pria itu masih terlelap tapi entah apa yang sedang Haruto mimpikan tapi yang pasti wajah pria itu basah karena keringat.
"Dimana papa?"
Junkyu sejenak menolehkan kepalanya, menatap Haruto yang tengah terlelap sembari mengerutkan kening membuatnya sedikit khawatir.
Diusapnya lembut dahi pria tampan itu, membuat Haruto berangsur-angsur tenang dan kembali tidur.
"Aku tidak tau, Hwanie. Aku daritadi hanya menunggumu" jawab Junkyu lesu, pemuda itu sesekali mengelus perut buncitnya seraya tersenyum menatap Haruto yang sedang tertidur.
Entah kenapa akhir-akhir ini ia senang sekali memandangi Haruto saat sedang tidur. Mungkin saja anak mereka lebih menyukai wajah damai ayahnya saat tidur daripada wajah ayahnya yang kaku.
'tampan sekali' monolog Junkyu.
"Hahahaha Ya Tuhan ..... Kyu jangan bersandiwara seperti itu padaku. Dimana papa? Dia belum bangun? Suruh simpanan mu itu bangun dong"
Perkataan Junghwan spontan saja membuat kedua mata cantik itu membulat terkejut, ia sedikit menjauhkan ponselnya, matanya kini mulai mengedar memandangi sekitar mencari-cari keberadaan Junghwan.
Namun nihil, ia tidak menemukan siapapun disekitarnya.
"Tanggal 28 Desember, Pengadilan Tinggi Seoul. Jangan pernah datang ke Sidang Perceraian kita kalau kau memang sangat menginginkan ayahku" Junghwan berkata demikian dengan entengnya, seakan-akan tak terjadi apa-apa kepada mereka bertiga sebelumnya.
Tapi bagaimana bisa? Dan ... Sejak kapan Junghwan tau hubungan gelap mereka? Tidak, setidaknya Junkyu harus tau alasannya.
"Apa kau juga tau kalau bayi yang aku kandung adalah anak dari ayahmu?" Tanyanya memastikan, sudah lama sekali ia ingin mengakui semuanya seperti ini.
Untuk apa menutup-nutupi kebenaran yang asli lagi?
"Ah ... Anaknya ya? Kupikir dia anakku, padahal aku sudah menyiapkan banyak rencana besar untuk membuat dia sebagai alat pemeras harta si sialan itu"
Terdengar helaan nafas besar dari seberang sana, Junghwan memang terdengar begitu kecewa kepada kenyataan yang baru saja Junkyu sampaikan.
Andai saja kalau yang Junkyu kandung itu adalah anaknya, pasti ia sudah menguras Harta ayahnya untuk bersenang-senang bersama ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Taboo | Harukyu |
FanfictionApa yang terjadi saat seorang menantu mencintai Ayah mertua nya sendiri? Entahlah hanya pemuda manis bernama Kim Junkyu yang tahu. Warning : Dilarang salah lapak karena book ini adalah ff bxb jadi kalian yg homophobic, silahkan angkat kaki!