Time To Go

9 1 0
                                    

Mingu berlalu, bulan berlalu.
Youth Week berjalan dengan baik dan hasilnya memuaskan. 
Kami semua sudah lulus dari SMP, kami akan masuk ke jenjang SMA. 

Hari ini, minggu terakhir di bulan Mei, yang berarti minggu terakhir sebelum gw pergi.
Ada yang beda hari ini, hari ini Bang Jake ikut ibadah Youth. 

Di akhir ibadah, Ray memberikan pemberitahuan soal pelayan minggu depan dan mempersilahkan pulang. 
"Untuk pengurus dan calon pengurus silahkan stay, kita mau meeting bentar ya.
Selamat hari Minggu semua!!" Ucap Ray untuk menutup ibadah. 

Jangyunie Hyung memberikan kode bahwa dia akan nunggu kami di luar. 

"Oke guys, jadi dua temen kita harus berangkat besok. Karina ke Medan dan Derana ke Bandung. Sebenernya cukup ngeselin karena mereka pergi ninggalin tugas. Tapi demi pendidikan ya udahlah gpp. Jadi kedepannya, gw cuma punya kalian yang bisa bantu gw, dan Rachel yang akan ngitung duit. 
Ada tambahan dari lorang?" Jelas Ray

Lalu aku dan Derana menggelengkan kepala tanda tak ada yang ingin kami katakan.
Kami pun foto bersama sebagai kenangan, setelah itu kami menyerukan yel yel kami "Solideo, Gloria!!!" 
Lalu kami saling bersalaman, ada juga yang tos, ada juga yang pelukan (sesama cewek). Gw pun jabat tangan Ray sambil nepuk pundaknya, "I surrender Youth to you. Sorry bro". 
Tak lupa, aku dan Derana salaman sama Bang Jake, dan dia ngasih pesan andalannya "semangat semangat!!!"
Momen yang 'sedikit' mengharukan. 

Pas kami keluar, yang cowok langsung ke lapangan, dan kami yang cewek duduk di pinggir lapangan. 
"What's you talking about inside?" Tanya Jangyu
"Just say goodbye" kataku
"Who wanna go?" Tanyanya
"Me to Medan, Derana to Bandung". Ucapku
"What?? Why you not tell me?? When you go?" Tanyanya dengan nada terkejut
"Sorry... Tomorrow". Kataku lembut
"T-tomorrow? What?? ooh, I'll be not have friend again. I was very happy when I have you and Derana. But..." Ucapnya
"You have them (sambil melirik ke arah anak2 cowok yang sedang bermain bola). You all are chinggu, right? You will not be alone again." Ucapku
"Yes... But you're my first friend here. It's hurt me... But if this is your dream, it's okay, gwaenchana. I'll waiting you." Ucapnya dengan senyum sedihnya
"Aaah, don't be like that. I'll back here every easter, christmas, eid, and graduation. But maybe just stay for 1 week here" Ucapku

.

.

Derana sengaja memesan tiket pesawat di hari yang sama dan jam yang berdekatan dengan jadwal penerbanganku. Saat aku masuk ke bandara, aku lihat Derana dan kedua orangtuanya ada di ruang tunggu. Derana berangkat lebih awal, jam 9, sedangkan aku jam 10. Sambil menunggu aku duduk di sebelah Derana dan mengobrolkan banyak hal, sedangkan orangtua kami ngobrol di belakang kami. 
Jam menunjukkan jam 8.30, Derana harus siap2 menuju ke pesawat. Kami pun berpelukan, tak terasa rupanya mata kami berkaca-kaca. 
Saling melambai tangan, rupanya perpisahan pertama sejak pertemanan masa kecil terasa begitu emosional... I'll miss you Der..

Aku, mamaku, dan adikku duduk kembali. 
Kami menunggu hingga pukul 9.30. Aku, mama, dan adikku masuk ke pesawat dan terbang ke Medan. 

Mamaku hanya stay di Medan 3 hari untuk mengurus semuanya, lalu mamapun pulang ke Lampung. 

Ini adalah pertama kalinya aku pergi jauh dan TINGGAL di luar kota, jauh dari orangtua, teman, sahabat dan orang2 yang di sayang. Jujur hal paling gk enak di asrama adalah di atur, aku tipikal orang yang bebas. Even ini bikin aku jadi lebih teratur, tapi aku tetep gk suka. 
Di sini memang bener2 tempat impian aku, dimana aku bisa lancar bahasa Inggris, dan aku bener2 bisa totalitas dalam belajar, dimana selama ini aku 'haus' pelajaran.
Ini bukan rumahku, dimana aku bisa tidur, bangun, dan makan sesukaku. Disini, kalo kepala aku lagi kumat pusingnya, aku cuma bisa pura2 kuat dan baik2 aja. Untungnya aku punya temen sekamar yang lumayan baik, kalo jam 7an aku dah tidur, tandanya aku lagi pusing, dia bakal biarin aja. 

Jujur, aku bersyukur karena temen sekamar aku ini, Marshela, dia lumayan baik. Di sini, semua itu musuh, semua bakal berlomba2 untuk saling mengalahkan, ya karena sama2 pinter, jadi semua orang disini sama2 haus pengakuan. Don't be denial, kadang aku juga kesel kalo misal ada yang aku anggep di bawah aku kemampuannya, eh malah lebih diatas aku score nya, tapi aku gk pernah sampe kepikiran buat curang. 
Biasanya, kalo temen sekamarnya males2an, bakal diaduin ke guru pengawas yang keliling tiap jam 7 malem, atau kalo misal ada yang begadang bakal diaduin ke guru pengawas yang keliling jam 9. Tapi Marshela ini baik banget, ya walaupun cuek tapi baik banget. Kalo ada yang males2an, begadang, atau ngelanggar peraturan bakal ada pengurangan nilai sikap dan mapel. Dia selalu bodoamat kalo gw sakit, cuman tau2 di meja gw ada freshcare, ada air anget. Dia juga gk pernah ngaduin gw kalo tidur jam 7an, waktu gw tanya "Kok lu gk aduin gw?", dia bilang "Lu kan besok begadang buat melajarin yang gk lu pelajarin hari ini. Lagian peduli amat gw sama nilai lu". Dia juga gk aduin gw kalo gw begadang. Awalnya gw kesel, tapi lama2 gw seneng sama dia gara2 diem2 perhatian. 

Disini gw mulai belajar definisi dari "fight and survive" , "berjuang dan bertahan". 
Semoga ke depannya gw dan Derana bener2 bisa nikmatin perjuangan kita yang keluar dari 'zona nyaman' kita. 

"Should do big step, to get big prize!" 
~Karina Giovanni 


Story With BestieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang