Natal tiba, hari paling membahagiakan bagi umat Kristiani.
Semua orang merayakan hari natal dengan bersilaturahmi ke rumah keluarga atau kerabat. Namun sebelum pergi bersilaturahmi atau berkunjung ke rumah kerabat, kita akan pergi ke gereja untuk mengucap syukur atas hadiah "keselamatan" yang diberikan Tuhan.
Setelah selesai ibadah, seperti biasa, kami bersalam2an dengan orang gereja. Ya, sama seperti tadi malam, aku nyamperin anak2 Youth.
Hari ini, Terissa juga gereja di sini, kalo semalem dia di HKBP.
Aku pun langsung berlari ke Terissa dan disusul Derana, kami pun berpelukan.
Disini Terissa udah makin body-goals. Kurus, tinggi, bibir plum, wah bak model lah.
"Anjir, lu cakep amat skrg... Kalo kata gw mah mending lu jadi model deh". Ucap gw sambil memeluk Terissa
"Aish apaan sih lu, enggak lah. Wah gila lu apa kabar? Kangen banget gw sama orang yang sering ngerengek minta di kirimin pulsa." Kata Terissa sambil bercanda. Dia juga memeluk Derana
"Waduh.... Gk lah woy, jan gitu lu. Karina skrg udah di DEL, entar dia di Stan, trus lulus jadi PNS woy, jan salah.
Btw gw kangen banget sama lu TT, gk pernah gw ketemu cewek kek lu. Tapi jujur, sama kayak yang dibilang Karina, lu kalo jadi model mantep deh." Ucap Derana
Kami pun ngobrol panjang.
Sebelum kami pulang, Kak Jangyu ngomong "Em, tahun baru aku tidak disini, aku kembali ke Korea untuk merayakan tahun baru bersama keluargaku."
Gw yang kaget pun cuma bisa bilang "Wait what?!?! But..... Eeuum, okay. Why you not chat or tell me yesterday?"
"Like what you do before" Ucapnya
"Ya gpp sih kalo lu mau pulang ke kampung lu. Ya kek Karina sama Derana lah, gimanapun nyamannya rantauan mereka, mereka tetep pulang ke sini kan." Ucap Kenneth serasa temen akrab
Ya akhirnya kami semua pulang, tapi sebelum itu, Ray bilang "Jan lupa, jam 3, buat pelayan besok jan lupa latihan."
Kami pun pulang, dan sesuai yang direncanakan, kami datang ke gereja lagi jam 3.
Waktu aku dateng, cuma ada Edgar dan Ray. Aku yang selalu kaku sama cowok, aku langsung chat Derana dan Terissa.
"Weh kok diem aja, ngobrol geh ngobrol" Canda Ray
"Ya mo ngobrol apa geh" Kataku
"Eh iya, lu kenapa sih kekeh banget pen ke DEL? Emangnya kalo gk ke DEL, lu gk bisa masuk Stan?" Tanya Ray
"Gini ya Ray, masuk ke Stan itu sama atau bahkan lebih sulit dari masuk ke UI. Harus yang bener2 pinter bisa masuk situ, karena nantinya kuliah full free. Nah untuk bisa masuk ke situ, gw harus punya persiapan matang. Kalo gk bimbel, ya minimal sekolah di sekolah yang kurikulumnya bener2 bagus, misal kek BPK gitu kan. Lah, sedangkan lu tau sendiri BPK itu semahal apa? Sedangkan mak gw single mom. Nah kebetulan, DEL ini, udah kualitasnya bener2 bagus, full beasiswa lagi. Dan pemilik SMA DEL ini bilang dia bakal bantu biayain semua keperluan anak2 yang tidak mampu, asal dia benar2 diterima di universitas tersebut.
So ya, bisa aja kan nanti biaya hidup gw selama di Stan ditanggung." Ucapku
"Bener2 terstruktur ya idup lu. Lu bener2 udah planning step by step idup lu, tinggal tergantung gimana usahanya lu nya dan izin dari Tuhan. Lah kalo kita ini gimana" Celetuk Edgar tiba2
"Haha... Gw udah planning future gw juga karena keadaan. If I had 'enoughly' parents, I no need to think like "what I gonna do after the graduate", "Can I continue my life later" , or else. I get calm down because of my parents' treasure, we just thinking "How to manage and pass on what my parents gave to me".
But me... My family and I don't have something for "tomorrow". So I should prepare my own future." Ucapku
KAMU SEDANG MEMBACA
Story With Bestie
Teen FictionCerita ini diambil dari sudut pandang seorang Karina Giovanni, sosok gadis dengan kehidupan yang tidak rumitn tak banyak masalah, tapi tak hampa. Kisah ini akan menjadi sebuah kisah yang janggal. Karena sampai akhir penulisan pun, penulis tak tahu...
