"Yodah mah, aku pergi dulu ya." Kataku sambil salim ke mama sebelum masuk ke mobil Derana
"Iya, hati2 ya. Inget terus pesan mama, barang dijaga, tas dijaga, baik ke semua orang, jaga kesehatan. Baik2 ya disana, mama percaya kamu.
Hati2 ya" Kata mama sambil memelukku
Momen2 kayak gini selalu aja bawang... But, karena ini bukan first time, jadi aku udah terbiasa buat gk nangis dan cengeng.
"Udah siap ya, kita jalan.
Mari tan" Ucap abangnya Derana sambil pamit ke mamaku
Waktu di perjalanan, tiba2 Edgar nelpon Derana.
Derana angkatlah telponnya
"Apa?" Tanya Derana
/Edgar ngomong/
"Iya, duitnya gw balikin karena Karina nya gk butuh.
Kalo gk lu aja deh yang ngomong sama dia" Ucap Derana sambil ngasih HP nya ke aku
Aku yang kaget dan heran pun ambil telponnya
"Kok lu malah naik bis sih? Gk hargain pemberian orang" Kata Edgar dengan nada agak kesel
"Oh masalah tiket? Kan gw dah bilang thank you, lu juga udah baca kan?
Makasih ya Gar, lu baik banget. Tapi kalo gw mau naik pesawat, sebenernya gw tinggal minta ke Pak Luhut aja, dan bakal di pesenin Garuda sama dia. Tapi gw nya yang gk mau, gw tau diri karena udah di tolong, jadi gw milih naik bis.
Ya karena, kalo ada lomba ke luar kota, ato kalo mak gw mo ke Medan, ya naek pesawat.
Pokoknya, intinya, Thank Youuu banget. Lu baik, baik banget, but thank you ya.
Lu juga masih sekolah, itu duit dari ortu lu buat elu, I know we are bestie, but that's not the way." Ucapku dengan tenang
"Sumpah, lu emang baik dan bijak banget. Siapapun yang dapetin elu nantinya bakal jadi orang yang paling beruntung, udah cantik, pinter, baik, bijak." Kata Edgar dengan nada yang seolah2 ia bangga punya sahabat kayak aku
Waktu dia ngomong " Siapapun yang dapetin elu nantinya bakal jadi orang yang paling beruntung", dalam hati aku ngomong "Gw berharap orang yang beruntung itu lu Gar"
"Yodah ya, atiati. Semangat terus, biar cepet nyelesaiin semua tugas dan urusan, trus balik.
Oke?" Sambung Edgar dengan nada manis
"Iya. Thank you ya, lu juga semangat!!! Udah ya, nih lu lanjut ngomong sama Derana" Ucapku sambil ngembaliin HP ke Derana
"Udah ya, udah clear. Bye" Kata Derana sambil menutup telepon
"Ada2 aja deh" Ucap Derana dengan nada kecil sambil menggelengkan kepala
"Kenapa sih? Lorang ada urusan tiket apa?" Tanya abang Derana
"Ih kepo...
Canda2.. Ini ada misscom aja" Ucap singkat Derana supaya abangnya gk nanya2 lagi
.
.
Kami sampai di statiun.
Lagi dan lagi, aku harus pamit pergi ke Derana dan memeluknya.
Untuk mama, aku masih bisa menahan air mata, karena memang sudah terbiasa dipaksa kuat oleh keadaan.
Tapi di depan Derana, dia yang tau siapa aku. Dia tau, aku anak yang cengeng dan rapuh. Karena itu, setelah memeluk Derana, mataku berair.
Derana mengusap air mataku dan bilang "Udah ih, mo berangkat aja masih aja nangis."
Aku naik ke bis dan Derana melambaikan tangannya dari luar.
.
.
2 Hari perjalanan, akhirnya aku sampai di Medan.
Tepat di hari minggu, dan besoknya aku harus kembali sekolah.
Tiba di depan pintu gerbang SMA Unggul DEL
Aku sempat terdiam dengan meninting tasku.
"Gk kerasa, udah 3 tahun aku berjuang disini. Aku ketemu Marshela, Joshua, Samantha, Theo, dan lainnya. Gk kerasa, rupanya sebentar lagi aku bakal pindah rantauan ke Tangerang.
Ya Tuhan, semoga perjuanganku disini selama 3 tahun gk sia2.
Okay Karina, here we go!" Kataku sambil membawa koper ke dalam
"Shalom" Ucapku sambil masuk ke kamar
Rupanya Marshela udah ada di kamar dan lagi rebahan.
Dia yang ngeliat aku dateng pun langsung nyamperin dan meluk aku.
"Karinaaaa, akhirnya lu balik.
Oh ya, gimana di Lampung? Happy?" Tanya Marshela dengan senyum sumringah
"Of course, I'm very happy there, there's my hometown.
Oh ya, gw ke ruang Miss Delila dulu ya, mo ngasih HP sekalian laporan." Kataku sambil mengambil HP untuk ke ruangan Ms. Delila
Sesampainya di ruangan Ms. Delila, rupanya ada Joshua juga yang baru aja selesai laporan dan naro HP.
"Jos" sapaku
"Rin" Balas Joshua
Joshua keluar ruangan dan aku pun duduk untuk mengisi formulir kepulanganku ke asrama.
Sambil mengisi formulir, Ms. Delila ngomongin beberapa hal
"Eum Karina, you still wanna study at Stan?"
"Yup miss, What's happen?" Tanyaku
"Eum, like this, if UI, USU, or other University give you 'Invation card', are you want change your 'dream' ?" Tanya Ms. Delila
"What's going on? Am I get invation form other University?" Tanyaku dengan exited
"No, I mean not yet. But you not try? You have many achievement and you have high score at SMA, and you always stay on ranking 1 on your class and from 3 class (but sometime be rank 2 from 3 class)" Kata Ms. Delila
"Ah, Idk miss, I'll try, if I invated to other University, i will accepted it, but I still try to Stan.
If I pass, I go to Stan, if I don't, I go to the University that invited me." Jawabku
"Start to thingking right know, cause we never know what will happen" Jawab Ms. Delila sambil menyimpan formulir yang sudah ku isi.
.
.
Masa depan sudah di mataku.
Aku tak sabar~
"Ayo Karina, tinggal dikit lagi nih" Ucapku menyemangati diriku sendiir
KAMU SEDANG MEMBACA
Story With Bestie
Novela JuvenilCerita ini diambil dari sudut pandang seorang Karina Giovanni, sosok gadis dengan kehidupan yang tidak rumitn tak banyak masalah, tapi tak hampa. Kisah ini akan menjadi sebuah kisah yang janggal. Karena sampai akhir penulisan pun, penulis tak tahu...
