Negasi ( ~ )

81 16 4
                                    

"Ayaraaa.. ohh Ayaraa"

Ayara yang mendengar suara - suara asing memanggil namanya dari arah ruang tamu menaikkan sebelah alisnya bingung. 

"Dari suaranya kedengeran kaya suara anak - anakan setan nih" gumam Ayara

"Dekkk" 

Mendengar teriakan Ararya, Ayara lantas memutar kedua bola matanya malas. "Nah, klo ini si raja nya setan."

Tepat setelah mengucapkan kalimatnya, pintu kamar Ayara terbuka lebar karena Ararya yang membukanya sedikit kasar. Ayara menatap kearah abangnya datar yang tidak dihiraukan oleh Ararya dan malah mulai bernyanyi asal sambil merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Ayara. 'Adikku tersayang, adikku tercinta.'

"Apasihhhhh" berontak Ayara yang merasa risih dengan perlakuan abangnya.

"Temen - temen gue dateng tuh. Sungkem dulu lah masa gak sungkem." 

"Dih? Ogah." tolak Ayara dan segera menghindar dari Ararya.

"Kok lo gitu sih, Ay sama gue." sahut seseorang dari ambang pintu kamar Ayara yang membuat kakak beradik itu menoleh kearah pintu secara bersamaan. "Lo gak inget dulu yang gantiin pempers lo waktu bayi siapa?" lanjutnya berucap seolah ia kecewa.

Ayara menatap tak suka kearah Jefri -teman Ararya-

"Emang siapa yang gantiin pempers gue?"

"Ya emak lo lah, yakali gue" seru Jefri yang membuat Ayara semakin menatapnya tajam.

"Sopan lo masuk - masuk kamar perempuan?" tanya Ayara sinis

"Tapi gue bahkan belum nyentuh pintu kamar lo, Ay?"

Mendengar penuturan Jefri, Ayara segera mengalihkan pandangannya kearah lain, bertepatan dengan datangnya Wahyu yang hendak menyusul Jefri dan Ararya karena tak kunjung kembali ke ruang tamu.

"Bang Wahyu!" Seru Ayara senang sembari menghampiri Wahyu. "Tumbenan banget dateng, biasanya juga alesannya sibuk"

"Mumpung lagi senggang, jengukin adik abang ini dulu" jelas Wahyu sembari mengacak rambut Ayara pelan. "yuk ke ruang tamu, abang bawain makanan buat kamu."

Mendengar perkataan Wahyu, Ayara menganggukkan kepalanya dengan semangat dan segera menarik pelan Wahyu untuk berjalan bersamanya menuju ke ruang tamu.

Ararya dan Jefri yang sedari tadi mengamati kini menatap iri kearah Wahyu.

"Ararya, lo punya adek kok suka diskriminasi?" tanya Jefri pelan

"Gak ngerti gue juga, Jef. Lo gak liat, gue juga didiskriminasi sama si Ayara" ucap Ararya membuat Jefri menatapnya iba.

"Abang pungut kali, lo." sahut Jefri dibalas senyuman miris milik Ararya.

(.◜◡◝)

Bang Jo, Kak Doy, Bang Satria, Kak Tiyan. 

Ayara mengabsen semua teman Ararya yang hari ini mengunjungi rumah mereka dengan menatapnya satu per satu.

"Eh, ada tuan putri" sapa Satria dengan mulutnya yang penuh dengan martabak yang ia makan.

"Gak kuliah lo, Ay?" tanya Doy yang dibalas gelengan oleh Ayara.

"Enggak, Kak. Ayara lagi libur semester." 

"Loh? cepet banget ya, sekarang semester berapa?"

"Baru semester 2 kok, Kak" 

Cyclamen | Jeno - HeejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang