Bersama Kastara, Tugas Aman

68 13 21
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau sampein kalau judulnya mau aku ganti..
Karena kayaknya Logika Matematika tuh kurang relate sama isi ceritanya, bingung aja gitu jadi stuck deh gatau mau bikin apa setelah ini. Jadi judul yang baru itu "Cyclamen" itu jenis bunga sih, bisa cari google, ehehe. Cuma judulnya aja kok yang berubah, untuk isinya engga. Harapannya kalian engga bingung ya walaupun judulnya aku ubah.
Setelah part ini aku publish, mungkin cover dan judulnya langsung berubah. Jangan bingung yaa. Enjoy!

🖊                         📖                     🖊

"Ay, Ay, Ay lo ada tugas Kalkulus gak sih?" Yuna melontarkan pertanyaannya tepat setelah Ayara mendudukkan dirinya di kursi kantin.

"Lo tanya dulu kek kabar gue, tadi gue aman gak pas jalan ke sini."

"Aman lah, kan dijemput Kastara." celetuk Davina sambil tetap fokus mengambil semut kecil yang mengapung di es teh yang ia pesan.

Ayara membelalakkan matanya, "Lo.. lemes banget mulut, istighfar gue."

"Wahhh, udah sampe mana ni, tolong klarifikasinya." Yuna mengepalkan tangan kanannya ke depan bibir Ayara seolah ia adalah pewawancara.

Ayara memukul pelan tangan Yuna yang ada di depan wajahnya. Davina yang melihat pun tertawa pelan, Ayara dan Yuna emang jarang banget akurnya. Davina kemudian mengalihkan pandangan ke arah Keira yang sejak kedatangan Ayara hanya diam.

"Lo kenapa jadi diem deh, Kei?" tanya Davina

"Emang gue biasanya berisik kayak kalian?" Keira memberikan pertanyaan dengan ketus lalu pergi meninggalkan kantin.

Ayara dan Yuna yang masih saling memukul tiba - tiba terdiam mendengar ucapan Keira. "Lah?"

"Ngapa tu temen lo?" tanya Yuna.

Ayara kembali memukul Yuna. "Kan yang temenan sama keira lo duluan."

"Lah iya. Lagi ada masalah tuh pasti kalo udah begitu. Keira anak baik, gak kayak lo nih Ay suka mukulin gue. Kekerasan."

Ayara menatap Yuna datar, "Tenang, lo masih gue pukul, belum gue jambak aja tu rambut sampe botak."

Sejak kepergian Keira dengan auranya yang kesal, Davina merasa tak enak hati, tapi kedua temannya malah tetap bertengkar mempermasalahkan hal yang tidak penting. 

"Susul anjir, lo bedua ribut terus, gue panik sendirian ini. Si Keira kenapa?" 

Yuna menoleh, "Biarin dulu, masalah Keira itu gak jauh - jauh dari keluarga, nanti ditanyain tapi jangan sekarang."

Yuna kembali mengalihkan pandangannya ke Ayara, "Lo belum jawab gue, Ay. Tugas kalkulus udah belum?"

"Emang dosen kita sama?" Ayara balik bertanya dibalas anggukan oleh Yuna.

"Bukannya itu tugas kelompok?" lagi lagi Yuna mengangguk.

"Gue kelompokan sama Agam, mana dia kalau ngerjain bener bener sejam sebelum dikumpul. Nyantai banget, yang panik gue. Iri gue sama Davina sekelompok bareng Kahfi, Davina kedip bentar aja udah kelar tuh tugas." 

Davina tertawa pelan. "Ayara udah tuh pasti, sekelompok sama Kastara."

"Iya lah. Bersama Kastara, tugas aman." ucap Ayara sambil mengibas rambutnya.

"Jantung lo aman juga ga?" celetuk Davina.

"Mulut lo, Dav. Kebanyakan temenan sama Yuna nih pasti."

"Gue diem, setan."

(.◜◡◝)

Ayara berjalan menuju ruangan dimana kelasnya akan dimulai. Sebenarnya kelas masih sekitar 30 menit lagi, namun karena kelas Davina dan Yuna akan segera dimulai, mau tak mau ia juga harus menuju ruangannya daripada sendirian di kantin, toh di kelas juga lumayan bisa denger gosip.

Cyclamen | Jeno - HeejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang