Cuaca pagi hari ini sangat mendukung Ayara untuk tetap melanjutkan tidurnya sampai siang hari, namun sayangnya ia memiliki tanggung jawab untuk pergi ke supermarket membeli bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat risol.
Sebenarnya, dulu, saat mendaftar menjadi anggota HIMA, Ayara memilih bidang Kaderisasi dan Kepemimpinan untuk menjadi pilihan pertamanya, sedangkan pilihan kedua dan ketiga ia pilih secara asal. Siapa sangka ternyata pilihan kedua dan ketiganya adalah biro Dana dan Usaha, dimana pengurus diharuskan memutar otak untuk mendapat pemasukan. Jadilah mau tak mau Ayara harus bertanggung jawab dengan kecerobohannya.
Saat bertanya kepada Mark, selaku ketua HIMA, mengapa dirinya tidak diterima di bidang yang ia pilih pertama, Mark menjawab, "muka lo imut gitu mau sok sokan masuk kader."
Hhhh, yasudah lah ya, siapa tau Ayara bisa jadi pengusaha risoles.Ayara memoleskan make up tipis ke wajahnya agar tidak terlihat pucat, kemudian meraih tasnya dan segera menuruni tangga untuk berpamitan dengan mama.
"Kamu ini kalau mau pergi ya bangun lebih pagi, kasian yang nungguin kamu loh." omel Mama Ayara tepat setelah Ayara menghampiri mamanya.
"Iya maa, sama bang Arya doang ini tuh, nyantai lah gak papa."
Mama Ayara meletakkan kain yang ia pegang kemudian menatap putrinya heran. "Bang Arya darimana, tuh Kastara nungguin dari tadi." sambil menunjuk ke arah Kastara
Ayara membelalakkan matanya, kemudian menoleh cepat ke arah ruang tamu, terlihat Kastara yang duduk dengan segelas minuman di meja.
"LOH???" seru Ayara membuat Kastara menoleh ke arahnya. "BANG ARYA MANA???"
"Yaallah ini anak gadis teriak-teriak." ucap Mama sambil memukul pelan lengan anaknya. "maaf ya, nak Kastara."
Kastara tersenyum kemudian bangkit dari duduknya menghampiri Ayara dan Mamanya. "Kalau gitu kita pergi dulu ya, tante." pamit Kastara. Setelah mendapat persetujuan dari Mama temannya ini, Kastara segera menarik tangan Ayara yang masih terlihat kaget dengan kehadirannya.
Setelah keluar dari rumah, Kastara langsung menaiki motornya kemudian menyerahkan helm untuk digunakan oleh Ayara. Namun, cukup lama tangannya mengarah ke Ayara, perempuan itu sama sekali tidak mengambil alih helmnya.
Dengan tatapan penasaran, Ayara bertanya, "Kok jadi lo, sih? Bang Arya kemana?"
Kastara turun dari motornya, "Ck, abang lo lagi ada urusan katanya, tadi nelfon gue minta tolong gantiin jadwalnya buat nemenin lo beli bahan-bahan. Walaupun gue gak tau bahan apa yang mau lo beli, karena gue baik, jadi gue anter." jelasnya sembari memasangkan helm ke kepala Ayara.
Klik
Suara kaitan helm menyadarkan perempuan itu, "Ih, gue bisa sendiri."
Ayara pun buru-buru menaiki motor kastara. Tanpa memperdulikan perilaku Ayara, Kastara segera melajukan motornya menuju tempat tujuan mereka pagi ini.
______
Kastara mendorong pelan troli belanjanya dengan jalan yang dipimpin oleh Ayara. Sebenarnya ia tidak tau banyak mengenai bahan makanan, tapi keliatannya Ayara pun tidak butuh bantuannya. Kastara memperhatikan Ayara yang sedang memilih wortel, kentang, dan ayam. Kemudian mereka berjalan menuju rak yang penuh dengan berbagai macam tepung-tepungan.
"Lo mau bikin apa sih?" tanya Kastara yang sejak tadi hanya memperhatikan Ayara.
Ayara menoleh sebentar, "Risol."
"Mau ada acara apa?"
"Biasa, danusan."
Kastara menganggukkan kepalanya walau pasti tidak terlihat oleh Ayara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyclamen | Jeno - Heejin
Fanfictionorang terdekat pun bisa jadi orang asing ya, Kas? - Ayara percaya sama gue, ya? - Kastara ⚠️ Harsh word(s)