Ayara dan Organisasi

72 14 15
                                    

"Yaallah, Ayara kemarin abis ngapain."

"Gue kerasukan apa sih semalem?"

Dua pertanyaan yang terus - menerus Ayara ulang sambil manatap dirinya di depan cermin. Ayara mengambil ponselnya di atas kasur. Membuka kolom chat yang sejak pagi tadi mengganggu pikirannnya.

Kastara
Yesterday

udah sampe rumah? |

| baru aja
| kenapa?

gak papa, jangan lupa mandi dulu|

| haha pasti

"Hih apa - apaan lo, Ay. Geli banget" Ayara melempar ponselnya ke atas kasur.

"Bisa - bisanya nyuruh Kastara mandi dulu, lo siapa? Emaknya?"

"Lo kenapa sih, Ay? Pinter banget memalukan diri sendiri."

"Ini juga si Kastara, gak bisa apa seenggaknya bales 'lo juga' gitu?"

"Yaallah, pengen menghilang."

Ayara mengusak rambutnya dan menariknya pelan seakan menghukum dirinya sendiri karena melakukan hal yang memalukan, menurutnya. Ia kemudian membaringkan tubuhnya, menatap langit - langit kamar dengan pikiran kembali mengingat kejadian di pasar malam.

"Kastara itu... ganteng."

"Baik buat penglihatan. Tapi gak baik buat jantung gue."

Dering ponsel menyadarkan Ayara dari lamunannya. Tangan Ayara meraba kasur mencoba mencari ponsel yang tadi ia lempar.

Davina is calling . . . 

"Ha?"

"Ha ho ha ho aja lo. Salam kek" protes Davina 

"Assalamualaikum ukhtii.. ada apa gerangan nih?"

"RAPAT BODOHHHH."

Ayara menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Rapat apa sih?"

"HIMA. Buruan! Tidur terus, lo. Bangun - bangun di neraka mampus."

Panggilan diputuskan oleh Davina. Ayara menatap nanar layar ponselnya yang masih menampilkan kontak Davina.

"Yaallah.. kembalikan Davina waktu masih maba yang malu buat ngomong, cuma senyum, sekali ngomong adem banget kayak lantai masjid. Kenapa Davina berubah jadi monster begini." Ayara bermonolog

Davina
Today

| buruan, gak usah banyak mikir
| kayak bisa mikir aja

lo liat aja ntar gue tabok |

| 10 menit lagi rapat mulai

otw, anjir |

Ayara dengan cepat mengambil handuk kecilnya, tanpa berniat untuk mandi. Ia hanya mencuci wajahnya kemudian mengaplikasikan make up tipis ke wajahnya. 

(.◜◡◝)

Ayara berlari menuju sekret HIMA nya, jam menunjukkan pukul 11.45, artinya ia telah terlambat 15 menit.

"Bang Arya emang sialan" Ayara bermonolog dalam larinya.

Setelah sampai di depan pintu sekret, Ayara mengatur nafasnya kemudian mendorong pelan pintu sekret, seketika semua anggota rapat menoleh kearahnya.

Cyclamen | Jeno - HeejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang