🌻C A - P E R🌻

15 4 1
                                    

🌻Takdir tuhan yang buruk atau aku yang terlalu terjebak pada masa lalu?🌻
|
-Ziper Nando~CA-PER




Bel istirahat telah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Para siswa-siswi pun telah berbondong-bondong keluar menuju tempat mengisi perut. Kantin telah ramai bahkan tidak tersisa lagi kursi kosong kecuali kursi yang berada di pojok kantin. Tidak ada yang berani mengisi bangku tersebut karena telah di klaim Ziper sebagai tempat anggota inti Marlel.

Dipojok tempat yang telah di klaim Ziper sebagai tempat khusus anggota inti Marlel. Semua anggotta inti Marlel telah duduk ditambah gadis kecil yang berada di meja mereka menjadi sorotan. Baru pertama kali ada perempuan yang boleh menduduki meja tersebut. Ditambah keributan mereka yang membuat semua orang terang-terangan memandang mereka dengan tatapan kagum.

"Bapak-bapak apa yang pinter olaraga?!" Tanya Bobo sambil mencomot cireng kesukaannya ke dalam mulut.

"Bapak gibrann!" Jawab Eza sembarangan lalu mengambil es yang berada di depan David.

David melotot melihat Eza dengan samtainya meminum es nya hingga tandas. "ES GUEE ANJIRR!!" Teriak David membuat Eza terbatuk.

"Ehh Zaza gakpapa?" Tanya Caca pada Eza sambil menyodorkan es nya yang langsung diminum olehnya.

Zidan terbahak. "HAHHA ZAZA?" Zidan terus tertawa membuat semua orang terkaget. Orang yang selama ini tidak pernah tersenyum atau pun tertawa di sekolah sama seperti Ziper sekarang sedang tertawa? Entahlah Zidanpun taktau setiap bersama Caca membuat Zidan tersenyum dan  tertawa seolah-olah Caca telah membawa aura positif untuknya selama ini.

"Lo ketawa,Dan?" Tanya Gibran heran membuat Zidan menetralkan kembali raut wajahnya menjadi datar.

Akbar mendelik. "Goblokk! Kembali lagi tuh kan Brann mukanya!!" Maki Akbar.

"Emang kenapa Girann?" Tanya Caca pada Gibrann.

Gibran mencibir. "Emang ya Caca dari duluu nama orang diganti mulu!" Protesnya.

"Bener tuhh!!" Ikutt Eza. "Enak kalo diganti jadi baguss inii tambah jelek!"

"Ihh kaliann seterahh Cac--"

"TERSERAH CACA!" Potong Gibran,Zidan,Eza,Akbar,David berbarengan sedangkan Ziper hanya memandang datar Zidan yang terus menerus memperhatikan Caca.

Ziper merasa Zidan berbeda. Entahlah Ziper tidak pernah melihat Zidan tertawa sekencang tadi hanya karena Caca yang notaben tidak memberikan humor lalu kenapa Zidan tertawa? Ziper juga tidak pernah melihat Zidan yang terus memperhatikan wanita lebih dari 10 detik. Ziper mengedarkan padangannya semua temannya sedang bercanda gurau dengan Caca seolah-olah mereka senang dengan kehadiran Caca.

Masih mengedarkan pandangannya tiba-tiba mata elangnya terkunci dengan mata bulat yang sedang memperhatikannya. Caca terkejut ingin rasanya mengalihkan pandangannya dari mata elang tersebut namun ia gagal mata tersebut seolah menguncinya hingga diam tak berkutik.

Ziper tiba-tiba tersadar langsung mengalihkan pandangannya membuat Caca mengelai nafas lega ditatap seperti itu membuatnya panas dingin. Ziper mengumpati jantungnya yang berdetar cepat seperti saat pertama kali bertemu dengan bertemu dengan seseorang yang membuatnya sekarang menutup hati.

Mungkin teman-temannya senang dengan kehadiran Caca. Namun tidak dengan-nya dia benci dengan tatapan Caca yang membuatnya mengingat 'seseorang' yang ia benci.

"Gue pergi," Ziper langsung meninggalkan mereka untuk menenangkan emosinya yang hampir meledak hanya dengan melihat wajah Caca yang sama dengan wajah 'dia'.

🌻🌻🌻

Menenangkan emosinya agar tak hilang kendali. Ziper pergi ke rooftoof yang berada di lantai 3 paling atas. Saat memasuki rooftoof. Angin kencang dan pemandangan yang indah langsung menyambut kedatangannya. Ziper berjalan ke ujung lalu berpegangan dengan penyangga.

Memejamkan mata mencoba untuk mencari ketenangan. Perlahan emosi yang ingin meledak hilang sekejam. Namun itu tak bertahan lama karena suara gadis yang ia hindar terdengar di telingganya.

"Ziperr kenapa gak pernah ngomong? Oh atau jangan-jangan Ziper sariawan yah?!" Cerocos Caca yang baru datang dengan raut sumaringah. Ia langsung berdiri di samping Ziper ikut memegang penyangga.

"Oh iya Ziper, Caca seneng banget bisa ketemu lagi sama Ziper! Caca berharap banget dari dulu bisa ketemu lagi sama Ziperr, dan akhirnya ketemu lagi hehe! Takdir Tuhan indah ya Ziper?"

"Andai Tuhan gak ngambil dia dari gue, mungkin gue sependapat sama lo," Batin Ziper.

Caca mendengus. "Ihh!! Kok Caca dicuekin sihh!!" Caca mengerucutkan bibir sambil menatap Ziper terus menerus seolah tidak ada yang menarik perhatiannya kecuali wajah Ziper untuk ditatap.

"Bisa jauhin gue?" Ucap Ziper dengan nada rendah. Pandangannya tetap lurus kedepan.

Ia kesal sedari kelas setelah insiden Caca yang mengungkapkan 'Ini yang Caca bilang pengeran-ku' Caca selalu mendekatinya, menganggu nya atau bahkan terus menatapnya dari samping. Caca juga memaksa teman-temannya agar mengizinkannya duduk disamping Ziper. Rasanya emosinya ingin meletup-letup.

Caca mengelleng. "Gak bisa lho, Caca udah cinta sama Ziper gimana mau--"

"GUE GAK PEDULI!" Bentak Ziper dengan wajah yang memerah ia menatap Caca dengan tajam.

Caca terkejut. Mata-nya berkaca-baca seumur hidup ia belum pernah dibentak oleh orang. Bibirnya sudah bergetar menahan agar tak menangis di hadapan Ziper namun ia hanya angan-angan air mata-nya sudah keluar dengan deras.

Ziper tertegun. Ia merasa bersalah namun segera ia tepis rasa bersalah tersebut. Salah siapa yang memancing emosinya?

"Cih. Gitu aja lo udah nangis, lebay! Bye the way gue gak suka cewek cengeng dan lemah kaya lo!" Ziper membalikan badan meninggalkan Caca yang terdiam.

Caca menghapus air matanya lalu tersenyum. "Ziper gak suka cewek cengeng kaya Caca? Berarti Caca gak  boleh cengeng dong?" Beo Caca sambil menatap pemandangan di depannya.

"Kalo misalnya Caca gak cengeng berarti Ziper jadi suka-kan sama Caca?"

"Kalo Ziper jadi suka sama Caca berarti cinta Caca terbalas dong?"

"Ahh beneran! Kaya nya Caca harus berlatih nihh biar gak cengeng!" Jika ada yang melihat Caca seperti ini pasti sudah mengatainya gadis gila yang berbicara sendiri.

"Okee Caca harus semangat ngejarr Ziperr. Mulai sekarang Caca harus latihan," Beo Caca.

CA-PERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang