Jadian? | Episode 3

5.2K 250 20
                                    

Nggak mau banyk bacot.
Happy Reading guys!

"Brain, thanks ya udah nolongin nyokap sama Bella kemarin." ucap cowok dengan rambut hitam gondrong diikat setengah, yang tak lain Alano. Sambil memakan semangkuk baksonya.

Braiano saat ini duduk bersebrangan berhadapan dengan Alano.

Mendengar ucapan Alano, membuat Braiano mengangkat satu alisnya. "Hm... Lo tau?" tanya Braiano menghentikan kegiatan makannya.

"Iya diceritain sama nyokap." jawab Alano.

Braiano berdehem.

"Kenapa muka lo merah?" tanya Alano lalu melahap pentol baksonya.

"Kepedesan." jawab Braiano datar.

"Emang nyokap lo bilang apa?" tanya Braiano seolah memastikan.

Alano melirik keatas seolah-olah berpikir, "Mobil mogok terus Bella nangis, habis itu lo nolongin, gitu deh katanya."

"Ohh." ucap Braiano lalu ia melanjutkan memakan baksonya.

"Menurut lo Bella cantik nggak?" tanya Alano tiba-tiba.

Braiano mengangkat satu alisnya. "Nggak tau, gelep." Alano mendengus, Braiano pun lanjut memakan baksonya.

Semalam, Alano mengetahui kejadian mobil mogoknya Dianti, karena setelah ia pergi dari aktivitas mengintipnya kemarin. Alano tidak langsung pergi main, melainkan menanyakan hal apa yang terjadi pada Mama nya, setelah mamanya keluar dari kamar Bella tentunya.

Setelah perdebatan yang panjang, yang pastinya Mama nya curiga mengapa ia tahu bahwa Bella menangis. Mau tidak mau Alano mengaku ia tidak sengaja melihat dan mendengar Bella menangis, di kamarnya.

Mamanya menjewernya karena ia tahu Alano berbohong, mana ada kamar yang kedap suara bisa tembus suaranya kecuali dibuka pintunya, dan posisi kamar Bella pintunya tertutup waktu itu. Tapi pada akhirnya Mama nya menceritakan kejadiannya yang dialaminya dan menitip ucapan terimakasih pada Braiano.

"Bahas apaan sih?" Tanya Abian cowok berambut agak ikal berwarna orange modis katanya biar couple-an sama gebetan. Posisi Abian saat ini tengah duduk di samping Alano. Sedari tadi Abian penasaran, apa yang sedang dibahas oleh para sahabatnya itu.

Sementara Braiano memiliki model rambut hitam dan dibagian tengahnya yang dibelah namun terkesan cool. Dengan rambut bagian belakang dibuat sedikit panjang.

"Kemaren Braiano nolongin nyokap, eh ANJING! Gua masih laper Popay! A-astagfirullah gak boleh ngomong kasar, entar gua jomblo." umpat Alano karena salah satu sahabatnya mengambil mangkuk baksonya.

Siapa lagi kalau bukan Harun Favian cowok berambut hitam pendek lurus dibelah tengah seperti mail, Alano bahkan belum memakan bekal yang disiapkan oleh mamanya, karena sudah dilahap habis oleh Harun yang otaknya satu kilo kurang secanting itu. Mau mukul entar dipukul balik kan sakit, pikir Alano.

Alano bukannya tidak bisa beladiri, tapi kalau lawannya Harun ia pikir-pikir dulu. Harun bahkan pernah juara dulu, di tingkat internasional dengan berbagai teknik beladiri telah Harun kuasai.

Harun hanya bisa dikalahkan oleh seseorang yang tak lain ialah Braiano. Braiano memang sekuat itu, tapi Braiano tidak mengikuti ekskul apapun disekolah.

"Hilih sok-sok an nggak mau ngomong kasar, tapi mesumin cewek tiap hari, dasar buaya lo Lenong Wibu!!" maki Abian pada Alano.

"Astagfirullah, iri bilang aja Sugionooo!!" ejek Alano memplesetkan nama terakhir Abian dari Abian Sugiatna menjadi Sugiono.

CHEATING WITH YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang