Pikiran Liar | Episode 26

931 41 2
                                    

Anyongg guys, gue kangen bgt sama kalian, kangen Braiano sama Bella jugaa...

Guys btw aku udh wisuda, tinggal nyari loker, ya ampun pusing bgt, mau kerja apa😭... Disini kalian ada ngga sih kyk gue?

Langsung aja dah, dimulai dari

Vote and komen...

Komen disetiap paragraf

Gue bakal up cepet kalok kalian ngga cuma baca doang, untuk ngehargain gue, tolong vote and komen😆

Happy Reading...

Tanpa menunggu persetujuan Bella Braiano mencium bibir nan merah yang menggodanya itu. Menciumnya dengan ritme yang amat lembut, membuat Bella terbuai dibuatnya.

Air terjun yang airnya jatuh berundak-undak mampu memekakkan telinga dengan semilir angin berhembus menggoyang-goyangkan pepohonan yang mengitari lokasi tersebut. Suasana cukup membuat kedinginan lantaran matahari yang saat ini hendak menyembunyikan diri, tentunya hal tersebut tak menjadi penghalang dari kegiatan mereka, malah itu serasa menjadi tantangan tersendiri.

Burung-burung bernyanyi melantunkan melodi indah, tapi sayangnya nyanyian itu seperti teredam suaranya, karena yang dapat Bella dengar hanya decapan dari bibir yang saat ini sedang memadu kasih. Bella menarik nafas sebanyak mungkin ketika perhatian Braiano teralih pada rahang dan turun ke lehernya yang putih belum ternoda. Well! Belum ternoda tapi akan segera dirusak oleh Braiano dengan menciptakan bercak yang tidak karuan bentuknya.

Oh tidak Braiano membuka pengait itu. Apa Braiano akan melakukannya lagi seperti di sekolah waktu itu? Rasanya aneh, Bella tidak bisa menjelaskannya. Apa Braiano akan melakukan sesuatu padanya disini? Really di tempat ini? Ia merasa seperti binatang, jika benar-benar melakukannya disini.

Tapi apakah tidak masalah bila melakukannya disini? Bagaimana jika setan-setan disini marah padanya dan Braiano? Lalu ia nanti berakhir jadi gila seperti kisah yang pernah diceritakan Nadia Omara. Atau kalau dirinya selamat ia bisa menceritakan kisahnya pada Nadia Omara, sepertinya seru juga.

Setelah dipikirkan itu memalukan sekali, memikirkannya terlalu jauh membuat Bella ingin muntah. Ia tidak percaya tubuh kekar dan sebesar seperti Braiano akan-

"Hik"

Oh sial! Kenapa ia malah cegukan disaat situasi panas seperti ini.

Braiano menghentikan aktivitasnya lantaran bunyi cegukan itu tidak kunjung berhenti. Braiano menatap sorot kehijauan itu, dengan mulutnya terbuka dan nafas yang tidak beraturan.

Pikiran Bella pun sangat kacau sekarang, Bahkan ketika ia hanya ditatap oleh Braiano seperti itu, rasanya ia akan mati sekarang. Dada mereka naik turun dengan ritme cegukan yang kian melambat.

"Uhuk"

"Uhuk"

"Are you oke Sweet?"

Lihat ia sudah mengacaukan suasana. Ini benar-benar kacau total!

Bella yang terbatuk-batuk membuat Braiano dengan sigap menuntunnya agar berada dalam posisi duduk. Dengan telaten Braiano mengusap-usap punggung Bella berusaha meredakan batuk tersebut. Sorot kekhawatiran tidak dapat Braiano sembunyikan, sedikit penyesalan namun itu tiada gunanya saat ini. Kalau begini akhirnya lebih baik dirinya mengajak gadisnya itu ke hotel.

Tidak tahu saja tindakan yang dilakukannya itu membuat jantung Bella yang berdetak tidak karuan menjadi lebih parah, sangat-sangat parah, kepala Bella benar-benar pusing sekarang. Bagaimana tidak? Punggung Bella itu tidak terbalut benang sehelai pun. Jika diusap-usap dalam keadaan ini, ia merasa sedikit aneh, dan jujur ia tidak bisa mendeskripsikannya.

CHEATING WITH YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang