Hate but love | Episode 37

151 15 5
                                    

Keesokan harinya...

Saat ini Bella berdiri menatap cewek jelek didepannya ini.

"Kau mau bergabung? Kami akan bertanding pacuan kuda. Sebenarnya Laiv yang mengajakku, dan aku ingin mengajakmu untuk turut bergabung." tawar gadis itu mengarahkan pandangannya jauh pada Laiv, Benedict, dan Christopher yang sedang bersama masing-masing kuda milik mereka di sana.

"Kau memang peri Elena, kau bahkan mengajak mantan dari kekasihmu untuk ikut bergabung. Aku sampai tidak bisa berkata-kata." puji teman Elena.

Bella sebenarnya ingin muntah karena bisa-bisanya para warga sekolah mengira dirinya menjalin kasih dengan Laiv, mereka buta atau apa? Bella juga mendengar desas desus bahwa dirinya bermain api dibelakang Laiv yaitu dengan sahabat Laiv sendiri... Benedict!

Karena tidak ingin pertemanannya rusak, Laiv mengakhiri hubungannya dengan Bella. Dan Benedict pun katanya lebih memilih pertemanannya dengan Laiv, dibanding Bella.

Sungguh khayalan siapa itu? Begitu bagusnya skenario itu! Jadi mereka tidak tahu jika dia ini Moretti?

Bella ingin sekali membantah rumor itu, namun sepertinya mereka tidak akan mendengarnya, karena mereka seperti anjing menggonggong yang tidak akan mengerti bahasa manusia. Jadi biarlah drama ini, biarkan mereka merasa senang sebelum ia buat jatuh hingga ke dasar.

Tidak jauh dari sana, Christopher menatap heran pada temannya Laiv, yang tidak habis-habisnya bermusuhan dengan adik sendiri. Christopher kira pertengkaran mereka akan berlangsung tidak lama, namun pemikirannya salah besar. Hingga kini dua kakak beradik itu tidak ada tanda-tanda untuk berbaikan.

Contohnya saja Laiv yang dengan sengaja memamerkan perhatiannya secara berlebihan kepada Elena, di depan adiknya itu. Seringkali mengabaikan Bella begitu saja, bahkan tak ragu Laiv melemparkan hinaannya pada adiknya di depan teman dan kekasihnya itu.

Bukankah Laiv kelewatan ya? Christopher tidak mengerti jalan pikiran temannya itu.

"Hei kawan! Bukankah hukumannya sudah cukup untuk adikmu?" tanya Christopher mengikat tali kekang kudanya.

Laiv yang sedang mengusap kuda kesayangannya, tersenyum picik. "Dia bahkan tidak menyadari kesalahannya."

"You are too much" sahut Benedict, "kau harus tau dia merindukanmu."

Laiv berdehem cuek.

"Kau tidak mau menjauhkan adikmu dari Si Cupu itu?" tanya Benedict menatap heran pada Laiv.

Laiv menaikan satu alisnya. Siapa yang dimaksud oleh Benedict?

"Cupu?"

Benedict menunjuk seseorang, menggunakan sorot matanya pada cowok berkacamata di samping Bella itu.

"Oh dia ... hanya anak pengecut tidak perlu dikhawatirkan, mungkin mainan adikku. Dia sedikit berguna ... setidaknya sebagai anjing penjaganya."

Laiv menyeringai kembali mengingat pertemuan dirinya dengan Braiano Alterio Savian yang berlangsung tadi malam. Singkatnya Braiano membuktikan kalau tidak ada niatan untuk menyakiti adiknya dan berjanji akan menjaga adiknya dari bahaya apapun. Itu semua sebagai bentuk rasa penyesalan Braiano atas kejadian dulu.

"Tunggu, kau marah ketika adikmu berdekatan denganku, tapi kau membiarkan Si Cupu itu begitu saja disekitarnya?"

Laiv tertawa. "Dia hanya kujadikan anjing penjaga." jawab Laiv tersenyum licik menatap Alterio.

"Aku bisa menjaga adikmu dibandingkan dia, bisa-bisanya kau percaya terhadap orang asing itu." protes Benedict lagi.

Laiv tersenyum menepuk bahu Benedict. "Aku tau kau menyukai adikku, tapi aku tidak setuju jika adikku harus menjalin kasih denganmu Bung."

CHEATING WITH YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang