Masalah pasti akan selalu ada dalam hidup, dan cara menyelesaikan masalah adalah menghadapinya bukan lari darinya.
~
GraciaGracia POV
Hari ini kami bersiap ke sekolah, karena pertemuan orang tua dari Ara itu nanti siang jadi kami bisa sekolah dulu pagi ini, seperti biasa memastikan dia tidak mengulangi kebodohan yang sama.
"Hallo Ara" sapa Chika dengan riang, barangkali dia memang benar-benar suka pada Ara, ceria sekali dia saat bertemu dengan Ara.
Ara hanya mendengus malas melihat kami."Ih ko ga di bales sih, aku nyapa loh"
"Udah deh berisik!"
Chika cemberut karena tertolak hahaha.
Suasana sekolah ramai karena sebentar lagi jam pelajaran di mulai.
Siswa berlalu lalang di koridor sekolah.
"Heh lu kalo jalan pake mata! Lu pikir ni sekolah punya nenek moyang lu apa!" Bentakan seseorang terdengar nyaring di koridor sekolah dekat kelas kami, aku dan Chika yang berjalan di belakang Ara ikut berhenti karena ara berhenti.
Kami berjalan perlahan ke samping ara untuk melihat kegaduhan apa di sana.
"Ra kenapa ga coba nolongin dia, kasian, dia suka di bully, kamu kan cowok Ra" bisik Chika pada Ara.
Ara memutar bola matanya malas.
"Kalo gue aja suka kena bully mereka mana bisa gue nolongin dia"
Aku menoleh ke arah Ara.
"Kalo gitu coba aja, kali ini pasti bisa"
PUKK
Aku menepuk pundak Ara dan seketika Ara berjalan dengan santai ke arah gadis yang bernama muthe, pacar dari dheo yang juga suka membully murid yang lain.
Saat muthe akan menampar gadis yang culun itu Ara dengan sigap menahan pergelangan tangannya, membuat muthe tidak menyangka Ara Berani menahan dan menyentuhnya.
"Lu!"
"Jangan ganggu dia lagi, karena gue ga akan tinggal diam kalo Lo berani ganggu dia lagi!" Ucap Ara dengan tegas.
"Kaka apain Ara sampe berani gitu?" Tanya Chika dengan pelan.
"Hanya sedikit alat untuk membantunya, alat yang membangun sisi keberanian dalam dirinya" jawabku tak kalah pelan.
"Ooh, jadi pahlawan dia"
"Berani banget lu sama gue, gue bilangin dheo baru tau Lo, awas aja lo, ayo cabut!"
Muthe dan dua temannya pergi dari hadapan kami dengan wajah memerahnya karena marah.
Aku dan Chika menghampiri Ara yang tengah membantu gadis itu membereskan buku yang berserakan.
"Kalo dia gangguin Lo lagi kasih tau gue"
Dia hanya mengangguk dan berterima kasih lalu pergi menuju kelasnya.
"Wiiih pahlawan baru kita nih" ucap salah seorang siswa laki-laki dari kelas kami sambil merangkul Ara.
"Hati-hati sama dheo Ra, jangan sampe lu kenapa-napa, karena mereka orang nya nekat"
"Gue ga takut sama mereka do"
"Hem yaudah kalo Lo udah jadi pemberani sekarang, tapi gue harap lu baik-baik aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Untuk Memperbaiki 2 (END)
FantasyTakdir di masa lalu memang tidak seharusnya di rubah, tapi jika berubah karena satu dan lain hal maka kami lah yang dari masa depan yang dalam bahaya, dan saat itu terjadi maka kami akan kembali untuk memperbaikinya, agar masa depan berjalan semesti...