Menanti

157 19 14
                                    

Menanti kembali dalam ketidak pastian
~
Gracia
























Gracia POV

Hari ini kami tidak masuk sekolah, karena kami ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ara Soo yang tengah koma di ruang ICU, kami tau kapan dia akan siuman, tapi orang tua Ara, fiony, Soleh dan Aldo tidak tau kapan Ara akan siuman.

Mereka tengah menanti dalam ketidak pastian.

Tapi mereka terus berdoa untuk kesembuhan Ara.

Fiony terlihat khawatir tapi dia tak luput untuk terus memanjatkan doa-doa agar Ara cepat siuman dan kembali pada mereka.

Aku terenyuh melihatnya, ini adalah hal terindah yang pernah ku lihat, karena aku tak pernah melihat seperti apa kisah cinta Almarhum eyang Bj.Habiebie dan Almarhumah Ibu Ainun.

Tapi mungkin tidak beda jauh dari Ara dan fiony ini.

Betapa tulusnya fiony mendoakan Ara, sampai tanpa ia sadari setetes air mata jatuh, membuatku ikut merasa begitu takut kehilangan seseorang.

"Ara beruntung banget ya ka" ucap Chika membuatku menoleh ke arah nya.

"Kamu juga akan se beruntung dia ko Chik, percaya aja"

"Semoga deh ka" lirihnya.

Kami kembali fokus pada Ara yang tenang dalam istirahat sejenak nya ini.

"Nak fiony" Ibu Ara masuk dan kaget se pagi ini fiony sudah ada di rumah sakit.

"Kamu ga sekolah sayang?"

"Aku izin untuk hari ini aja Tante, aku ingin hari ini aku habiskan untuk mendoakan kesembuhan Ara Tante" jawab fiony.

"Kamu baik sekali sayang, terima kasih banyak ya, semoga Ara cepat siuman dan berkumpul lagi sama kita"

"Aamiin Tante"

Mereka pun larut dalam diam, hanya melihat Ara yang tengah berjuang dari balik kaca itu dengan alat-alat terpasang di sekujur tubuhnya.

Kepala nya terluka sangat hebat karena mereka memukulnya dengan benda, sedang kan kepala adalah salah satu anggota yang sangat fatal jika terluka.

Orang-orang itu sudah mendapat pelajaran nya.

Tak lama ayah Ara datang dan melihat ke dalam kaca.

"Berjuang lah jagoan, ayah ga punya siapa-siapa lagi selain kamu, kamu kesayangan ayah, jangan pergi ninggalin ayah begitu saja, berjuanglah Jagoan!"

Ayah Ara begitu terpukul melihat keadaan anaknya yang hanya terbaring lemah, dia terisak tak kuasa menahan tangisnya.

Chika sudah ikutan menangis di samping Ki dan aku hanya bisa menenangkannya dengan memeluknya.

"Kita harus kuat Chik, jangan lemah, semua hanya sementara ingat!"

"Aku tersentuh ka, suatu hari ini aku mau punya pasangan yang sebaik fiony, se setia fiony dan memprioritaskan aku seperti fiony memprioritaskan Ara" ucap nya penuh pengharapan.

Kembali Untuk Memperbaiki 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang