Lima

169 31 11
                                    

Winwin, nama yang menurutnya tidak buruk, malah terdengar bangus, ia dapatkan karena hilang ingatan sebab kecelakaan. Kecelakaan yang tidak disengaja, namun membawa keberadaannya dalam rumah ini sesuai dengan rencana.

Beberapa kali Winwin merasa tidak bisa mengendalikan diri. mungkin lelah menjadi orang linglung yang pura-pura hilang ingatan.

Ditambah lagi, sang tuan rumah malah mengambil cuti,  sehingga ia tidak memiliki banyak waktu untuk sendirian di rumah, selain ketika Lucas berbelanja ke supermarket, seperti siang hari ini. setidaknya ia bisa menarik napas lega dan merebahkan tubuh di kursi setelah mengisi perut dengan kenyang.

Bagian terbaik dari tinggal sementara di rumah Lucas adalah perutnya tidak lagi kelaparan, dan bersantai tanpa perlu melakukan apa-apa.

Winwin menghela napas panjang. andaikan saja Winwin bisa menemukan semacam brankas berisi uang di rumah ini, mungkin ia akan lebih mudah untuk menjalani kehidupan sementaranya sebagai orang linglung yang amnesia. segala tingkahnya tidak akan disalahkan, termasuk mencuri. namun, sepertinya Lucas bukan tipe orang yang menaruh barang berharga sembarangan.

Padahal rumor yang ia dengar bahwa Lucas adalah seorang anak konglomerat yang memilih untuk hidup sendiri agar lebih mandiri.

Sebagai anak konglomerat, Winwin juga yakin jika Lucas pasti mendapat banyak bantuan dari orang tuanya.

Ternyata tidak. Lucas lebih mandiri daripada dugaannya. Bahkan pemuda itu bisa memasak dan hasil masakannya enak. lebih enak daripada makanan yang dijual di warung.

💙💙💙

Winwin merebahkan tubuh di atas sofa sambil mengganti channel televisi, mencari-cari acara yang menarik. Tidak ada yang bisa dilakukannya di rumah ini selain bersabar sampai misinya selesai.

Tiba-tiba terdengar ketukan dari arah pintu. sebenarnya Winwin sedikit merasa curiga karena seharusnya jika itu Lucas, maka tidak perlu pakai mengetuk pintu. Namun, Winwin tetap beranjak dan membuka pintu.

Di depannya saat ini, berdiri seorang laki-laki berambut hitam yang mengenakan pakaian hitam-hitam seperti seragam kantor Lucas.

"Mampus. siapa nih?" Seru Winwin dalam hati sambil mengembalikan ekspresi polos di wajahnya.

"Kamu siapa?" Laki-laki itu memasang raut wajah tidak suka saat melihat Winwin berdiri di ambang pintu. "Lucas mana?"

"eh, itu... dia, ada di..." Sambil menoleh-nolehkan pandangan supaya terlihat bingung, Winwin berucap seadanya. "Tadi, katanya ke supermarket."

"Supermarket?" Kata itu diulang oleh laki-laki tidak dikenal ini. Mungkin Winwin saja yang tidak mengenalnya karena terlihat sekali jika laki-laki ini sangat mengenal Lucas dari gerak-geriknya yang langsung masuk tanpa dipersilakan.

"Terus, kamu siapa?" Tanyanya lagi.

"Winwin." Jawab si pemilik nama singkat.

"Maksudnya, kamu ini siapanya Lucas? kenapa ada di rumahnya?"

Kembali menjadi sosok yang linglung dan amnesia, Winwin hanya bisa mengerutkan dahi disertai raut khawatir pada wajahnya. "Siapanya Lucas?" ia bergumam pelan sambil menundukkan kepala seakan-akan mencari jawaban disana. padahal dalam hatinya, Winwin berharap Lucas segera pulang.

"Kok malah bertanya balik?" Tukas laki-laki itu dengan nada bicara yang meninggi.

"Aku Ten. teman kantornya Lucas. dan kamu, siapa? keluarganya? tetangganya? Lucas mana, sih?"

Seandainya saja tidak dalam mode Winwin yang baik, mungkin saat ini Winwin sudah balik berteriak saking kesalnya.

"Apa? kenapa melihatku seperti itu?" Sekali lagi yang bernama Ten itu bertanya pada Winwin dengan nada tinggi. ia lalu mengambil tempat duduk di atas sofa sambil mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celananya.

Fake Princess (End) ~ Luwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang