Empat

190 37 8
                                    

Pada akhirnya Lucas tidak sempat pulang. satu hal yang bisa dilakukannya hanyalah percaya bahwa Winwin tidak melakukan hal aneh yang bisa membuat rumahnya hancur.

Apalagi hari ini Lucas harus Lembur karena Miss Irene tidak mau melepasnya untuk cuti begitu saja tanpa ada pekerjaan tambahan. lebih sialnya lagi dari jatah cuti seminggu yang bisa diberikan oleh Miss Wendy, Ia hanya diberi izin selama tiga hari terhitung besok.

Dengan langkah lunglai Lucas turun dari mobil. kepalanya terasa sangat sakit. Sekarang sudah memasuki pukul tiga pagi dan Lucas baru saja sampai di rumah. Seluruh lampu rumah sudah dimatikan, begitu masuk kedalam tidak tampak tanda-tanda kehidupan.

Lucas lalu menyalakan lampu untuk mengecek apa yang terjadi. Tidak ada yang tampak aneh selain bekas es krim Bucket di meja ruang tamu dan beberapa tumpuk buku yang berseliweran di sana sini. Bukan perubahan yang aneh sehingga tidak membuatnya menaruh curiga. Lucas berjalan ke dapur dan ruang makan, hanya ada bekas piring di bak cuci dan handuk di kursi meja makan.

Lucas lalu mengecek pintu kamar. Terkunci persis seperti nasehatnya. Memang lebih baik jika Winwin tidur dengan kamar terkunci. Jadi, ketika sedang dalam keadaan otak melantur seperti ini, Lucas tidak akan menyusup ke balik selimut Winwin.

💙💙💙

Lucas bisa merasakan kehangatan selimutnya sendiri dipagi hari. Ia juga merasa sofa sama luasnya dengan kasur di kamarnya. Namun Lucas yakin bahwa semalam pintu kamarnya terkunci dari dalam dan ia membaringkan tubuhnya di sofa.

"Lucas!" terdengar sebuah panggilan.

"Lucas!"

"Nggg..." Si pemilik nama malah sibuk melenguh sambil melengkungkan punggungnya untuk kembali meringkus. ia ingat hari ini adalah hari liburnya.

"Lucas!" Suara itu memanggil lagi.

"Jangan sekarang Winwin, hari ini aku libur."

"Tapi Lucas," Katanya lagi. "Winwin susah bangun."

Kedua matanya tertutup rapat, seakan ada lem yang melekatnya. Namun, perkataan Winwin tadi membuat Lucas berpikir dua kali, sehingga akhirnya membuka kedua matanya meski enggan.

Lucas sungguh tidak sadar, Ia benar-benar tidur sambil memeluk Winwin saat itu. Winwin tidak banyak memprotes. hanya menyembulkan wajah diantara kedua tangan Lucas yang merengkuh tubuh mungil lelaki itu.

"Astaga Winwin!" Seru Lucas kemudian beringsut melepaskan rangkulannya dan berguling ke tepian tempat tidur yang lain sampai terjatuh dan menabrak dinding.

"Maaf." serunya lagi sambil mengelus-ngelus kepala yang sakit karena terantuk. "Aku tidak sadar masuk ke kamar. tapi bagaimana bisa?" gumamnya kemudian bertanya-tanya mengenai hal yang tidak bisa ia ingat. Sementara Winwin masih dalam posisi berbaring dengan pakaian tidurnya yang sederhana.

Lucas berjalan menuju pintu keluar. "Winwin, Maaf ya!" Lucas berseru lagi sambil berlari menuju kamar mandi.

"Ah.." Winwin yang dalam posisi berbaring tadi kemudian mengangkat tubuhnya sehingga berada dalam posisi duduk sambil menatap nanar pintu kamar yang terbuka. Raut wajahnya berubah dari sesosok laki-laki polos tanpa memiliki ingatan menjadi seorang laki-laki normal yang tengah dilanda kebosanan "Payah!"

💙💙💙

Winwin terlihat mondar-mandir di sekitar ruang makan. Seperti orang kebingungan.

"Kenapa?" tanya Lucas yang mencoba bersikap cool setelah kejadian tadi pagi.

Ya, memang pikirannya agak kacau semalam, sehingga tidak sadar apa yang terjadi dan tiba-tiba terbangun dalam keadaan seperti itu.

"Eh, itu!" Winwin hampir menjawab pertanyaan Lucas sebelum ia terdiam kembali. Persis seperti orang linglung.

Fake Princess (End) ~ Luwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang