Satu

314 41 12
                                    

Secercah cahaya matahari menyelip dari balik tirai, membuat matanya sedikit mengernyit ketika mendapati cahaya tersebut. namun dalam beberapa kali kerjapan, akhirnya bola matanya dapat menyesuaikan dengan baik. beberapa objek yang sebelumnya tampak blur kini menjadi lebih jelas, seperti lensa kamera yang baru saja kembali mendapatkan fokusnya.

Omong-omong soal fokus, Lucas tentu bisa membedakan mana yang khayalan atau kenyataan. saat ini, yang menjadi khayalannya adalah tidur sambil memeluk Princess. Namun khayalan serupa itu terlalu indah baginya. karena tidak mungkin Ia mendapati seorang Princess tidur disampingnya saat baru Membuka mata dari tidur semalam. Tapi pagi ini, ia terbangun dari tidurnya sambil memeluk Princess.

Tunggu!

Princess?

"Whoa..!" Kaget sendiri, Lucas spontan menggulingkan tubuh ke arah samping, dan bertabrakan dengan tepian ranjang sebelum terjatuh ke lantai.

Ternyata, Khayalan yang sejak tadi diimpikan dalam keadaan sadar tidak sadar menjadi kenyataan. karena, seorang Princess dengan gaun Cinderella tengah bergelung di atas tempat tidurnya. itu artinya  semalaman ia memang tidur sambil memeluk Princess.

"Tapi bagaimana bisa?" sambil bertanya-tanya kepalanya menyembul di tepian ranjang. menatap Princess yang masih terlelap dengan bahu bergerak naik-turun secara teratur. Lucas terus mengamati wajah Princess itu. sebuah plester berukuran besar menutupi pelipis bagian kirinya, sedangkan telapak tangan kanannya terbalut perban.

Dahinya mengernyit. berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.

Dimulai dari pesta yang dirayakan seluruh kawan-kawan divisinya di kantor, mereka hanya makan malam bersama pada awalnya. Sampai Miss Irene, sang produser membawa sebotol minuman berakohol yang akhirnya jadi santapan bersama.

Namun, Lucas yakin ia tidak minum banyak, hanya beberapa teguk. itupun akibat dipaksa oleh Ten, si penulis skenario yang akhirnya dapat promosi di malam yang sama sebagai asisten produser.

Alasan Lucas untuk tidak ikut minun tentu saja sangat jelas. supaya ia tidak salah menginjak pedal rem menjadi gas ketika ada sosok yang melintas di depan mobilnya saat melaju.

"Benar juga." sampai akhirnya ia ingat. "perempuan ini, yang semalam tertabrak."

Kini Lucas dalam posisi tengah menunjuk perempuan yang bergaun Cinderella itu. Dipikir-pikir, perempuan ini memang sangat cantik dan cocok dengan gaun Cinderella yang dipakainya.

Dengan hati-hati, ujung jarinya menyentuh pundak si Princess. "hei, hei, bangun." suaranya pelan, sebenarnya tidak tega juga mau membangunkannya.

Setelah beberapa kali sentuhan di pundak, perempuan itu tidak mau bangun juga. Lucas lalu mencari cara lain yang mungkin lebih manusiawi.

Lucas memberikan guncangan seakan mau mengubah posisi menyamping tidur perempuan ini menjadi telentang. tapi baru saja membayangkan bagaimana wajah mereka saling berhadapan dalam posisi begitu, pikirannya sudah melayang entah kemana.

Akhirnya Lucas menyerah. ia memilih mencuci muka dan menyiapkan sarapan. kebetulan juga hari ini jadwalnya menikmati libur di antara kesamrawutan pekerjaan di studio kantor. sebagai seorang kameramen muda yang bertugas merekam jalannya sebuah acara talkshow televisi, jadwal kerja Lucas memang tidak seperti kebanyakan orang kantoran lainnya. ia bahkan bisa pulang dini hari jika syuting belum selesai, kemudian kembali ke kantor pada pagi harinya.

Hingga seharusnya di pagi hari ini, Lucas bisa menikmati hari liburnya dengan membuat roti bakar untuk sarapan, duduk di sofa ruang tamu setelah menyalakan konsol game favoritnya, dan melanjutkan acara membantai zombie yang belum terlaksana sejak akhir pekan lalu.

Fake Princess (End) ~ Luwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang