Enam

160 31 5
                                    

~ Flashback ~

Di usia delapan tahun, kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. semenjak itu kesedihan datang silih berganti, seakan tidak habis-habis.

Hingga di usia tujuh belas, paman yang merawatnya mengatakan akan lebih baik jika ia bisa mencari uang sendiri. tidak banyak yang bisa dikerjakan oleh remaja ingusan sepertinya waktu itu.

Hingga akhirnya, ia bertemu dengan seorang pria gemuk yang bernama Shindong, yang mengatakan kalau tampangnya lumayan. Ia lalu menawarkan untuk bekerja menjadi pemain teater di Kota. Shindong juga menyediakan sebuah kos-kosan kecil untuknya.

Menjadi pemain teater adalah hal terburuk yang mungkin ia lakukan karena ia selalu diberi peran menjadi seorang wanita.

Suatu hari, Shindong datang menagih utang-utang pembayaran tempat tinggal yang tidak masuk akal. Bekerja sekeras apapun, uang yang ia hasilkan selalu kurang.

Kemudian, Shindong memberinya penawaran.

"Anak ini bernama Lucas." Shindong menunjukkan sebuah foto dari pemuda bertampang baik-baik kepadanya.

"Dia  anak dari bosku dulu. kamu tahu, keluarganya sangat kaya. mereka mengelola berbagai tempat wisata, dan mungkin sebagian besarnya pernah kamu datangi."

"Terus?"

"Kalau kamu bisa dekati dia, kamu manfaatkan dia. kamu bisa dapat apa yang kamu mau. Bahkan mungkin, kamu bisa suruh dia buat bayar utang-utangmu."

Ia menoleh pada pria gemuk itu, berpikir betapa piciknya jika melakukan hal seperti itu. apalagi kepada seorang pemuda baik-baik.

"Aku tidak bisa."

"Kamu harus bisa. buat dia terpesona dengan sosokmu."

💙💙💙

Malam itu, Ia berpikir untuk mati dengan cara yang sama dengan kedua orang tuanya. Malam itu, ditengah ketakutan dan rasa putus asa, ia berharap bisa menghilang untuk selamanya.

Dengan masih menggunakan kostum panggung, Ia melintas tepat ketika satu mobil melaju dalam kecepatan tinggi. Dengan gaun Cinderella yang indah, ia tertabrak, terguling, dan pingsan.

Tanpa direncanakan, apa yang terjadi malam itu membawa ia pada keinginan si pria gemuk.

~ Flashback End ~

💙💙💙

"Kantor polisi?" seruannya tertahan ketika menyadari bahwa volume suaranya terlalu kencang hingga ditutupnya mulut dengan kedua tangan sambil tetap menyandarkan telinga ke daun pintu yang tertutup.

Winwin berada di kamar sekarang, di luar sana Lucas berbincang mengenai dirinya bersama seseorang yang bernama Ten.

"Gawat." Winwin berucap pelan. "kalau mereka lapor polisi, matilah aku." cepat-cepat ia mengeluarkan sebuah ponsel kecil yang memang tidak terlalu bagus, tapi masih bisa digunakan untuk melakukan panggilan telepon dan mengirim pesan pendek. Ponsel itu didapatkannya dari seorang pria gemuk yang berada di balik kebohongan ini pada pagi hari ketika Lucas berangkat ke kantor.

Tidak banyak yang bisa dilakukan dengan ponsel itu, memang. ia menyembunyikannya dengan rapi, dan hanya digunakan untuk mengirimkan pesan pada seseorang di seberang sana. pesan berupa informasi seperti sekarang bahwa kemungkinan besar Lucas akan melaporkan kasusnya pada polisi.

Namun, belum sempat menekan tombol send, pendengaran Winwin menangkap hal lain.

"Talkshow?" Tiba-tiba saja Ten mengucapkan kalimat lain yang spontan membuat Winwin mengerutkan dahi.

"Mereka mau apa sih?" telinganya semakin menempel ke daun pintu mencari tahu.

"Kita bisa membuat topik mengenai orang-orang yang pernah hilang atau terpisah dari keluarganya. kisah inspiratif yang memang menjadi salah satu target acara kita. nanti di salah satu segmen, kita angkat winwin sebagai salah satu bintang tamu. dari acara itu, pasti banyak yang menonton dan mungkin beberapa diantaranya adalah orang yang mengenal Winwin."

Sesungguhnya, penjelasan panjang tersebut membuat winwin bingung, juga membuat keringat dinginnya mengucur deras. "tidak. tidak bisa!" ia menyadari sesuatu. Ten ingin dirinya tampil di televisi agar semua orang dapat melihat wajahnya dan mengetahui semua kebohongan yang telah ia lakukan. "Astaga, bagaimana ini?"

"Memangnya boleh?" Terdengar lagi suara Lucas.

"Belum tentu." Jawaban Ten membuat winwin sedikit lega. "tapi coba kita bicarakan dulu sama Miss Irene. ini ide yang bagus loh, dan jarang-jarang kan ada media yang menampilkan kisah soal orang hilang begini. lagipula," tambah Ten lagi, "kasusnya winwin ini spesial. Kebanyakan orang yang hilang biasanya akan langsung mengenalkan dirinya, tapi karena winwin tidak kenal Siapa dirinya, sudah tugas kita sebagai media yang mem-blow up profil winwin ke masyarakat."

Mendengar penjelasan Ten, Winwin spontan berucap, "Shit."

Kalau alasannya seperti itu, ia yakin Lucas akan setuju. Siapa yang menyangka Jika ternyata Ten cukup memberikan solusi sehingga selanjutnya terdengar ungkapan persetujuan dari Lucas sesuai apa yang winwin pikirkan sebelumnya.

"Kalau begitu, aku minta tolong ya, kamu bicarakan soal ini pada miss Irene." ucap Lucas melanjutkan diskusi mereka sebelumnya. "nanti aku coba bicara sama winwin, pasti dia juga perlu banyak persiapan sebelum bertemu sama orang banyak dan tampil di khalayak."

"Soal itu mudah. kamu Bujuk Winwin saja dulu, Karena ini yang paling penting. kalau Winwin sudah oke, miss Irene juga pasti setuju." balas Ten optimis, terdengar sekali dari nada bicaranya.

Winwin memutar otak, mencari cara untuk menggagalkan rencana tersebut. setelah ini, Lucas pasti mengajaknya bicara. biasanya ia bisa melakukan sesuatu di saat terdesak seperti ini.

"tunggu... tunggu..." Winwin tahu bagaimana caranya keluar dari masalah ini.

Fake Princess (End) ~ Luwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang