setelah surat pertama

116 10 0
                                    

[ 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 1.5 ]

--

Setelah membaca surat pemberian dari seseorang yang dahulu pernah mewarnai hidupnya, Haruto buru-buru mengubur runtunan memori yang melambung masuk ke dalam ingatannya.

Memori akan Jisoo. Akan perempuan yang pernah ia kira akan mendampingi hidupnya. Dulu. Jauh sebelum Sakura datang dan menggantikan posisi gadis itu.

"Kamu udah baca suratnya?"

Lamunan Ruto seketika terbuyarkan oleh ucapan sang istri barusan. Sepertinya Sakura baru saja membangunkan anak perempuan mereka-- Haru namanya.

"Udah. Tapi gak terlalu penting," jawab Ruto acuh-tak-acuh.

Entah itu hanya ucapan bibirnya saja atau justru hatinya pun turut menyetujui. Tidak ada tahu-- tak sekalipun Sakura. Gadis kelahiran Jepang itu hanya tersenyum tipis. Senyum manisnya tidak pernah luntur-- selalu ada untuk mengisi hari-hari Ruto dan Haru.

"Setelah antar Haru ke sekolah, kamu sibuk kah?"

"Nggak. Aku hari ini ambil cuti libur. Perusahaan sementara diambil alih oleh papa. Memangnya kenapa?"

Senyum sumringah seketika terpancar pada wajah molek Sakura.

"Bolehkah kita pergi kencan? Lagipula, sudah lama kita tidak pergi keluar berdua saja."

Haruto tersenyum, menahan rasa gemasnya. Istrinya ini memang tidak pernah jauh dari kata imut bahkan setelah 3 tahun mereka menikah.

"Boleh kok, sayang. Mau kemana?"

"Pergi ke taman boleh?"

--

Hi, Ruto | Watanabe Haruto [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang