surat keenam

41 4 0
                                    

[ 6 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 6 ]

--

Hi Ruto,

Jikalau engkau kini tengah membaca surat ini, ku harap kamu sudah membaca surat-suratku yang lain.

Aku harap kamu bahagia, Ruto.

Satu kalimat itu. Hanya satu kalimat itu yang terlintas di pikiranku ketika aku pergi hari itu; ketika aku tidak bisa mengukirnya dengan kata-kata.

Tapi ketahuilah, Ruto; aku tak pernah menyesal. Sekalipun aku bisa memutar kembali waktu, aku akan tetap memilih untuk mengemban rasa ini. Sekalipun itu berarti aku harus membiarkanmu pergi.

Aku sudah bahagia disini, dan aku harap engkau juga begitu. Dengan ia yang tengah berada di pelukanmu. Di tengah keluarga kecil yang telah engkau bangun.

Kau tahu? Sejujurnya aku tidak punya banyak waktu untuk menulis surat ini untukmu. Jeongwoo sudah menungguku sedaritadi. Yup, sahabat karibmu dulu-- Park Jeongwoo. Ia adalah suamiku.

Entah sudah berapa kali aku tertawa mengetahui dunia ini begitu sempit. Tapi memang sepertinya kita tidak pernah dimaksudkan untuk kembali bertemu.

Jikalau memang begitu, maka kuharap kamu akan selalu berbahagia, Ruto. Selalu tertawa seperti engkau yang dulu kukenal.

Kini waktu telah menjajakan kebahagiaan bagi kita masing masing. Genggam erat dia yang telah ditakdirkan untukmu, Ruto. Aku 'kan mendoakan kau dan keluarga kecilmu selalu.

Jangan lupa untuk tersenyum hari ini, Ruto :)

Tertanda,

HJ
16.07.35

Hi, Ruto | Watanabe Haruto [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang