surat keempat

56 9 0
                                    

[ 4 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 4 ]

--

Hai Ruto,

Lagi-lagi, bagaimana kabarmu?
Entah ini surat keberapa yang telah kutulis untukmu. Aku tidak ingat.

Tapi aku masih ingat betul akan satu hal. Satu hal yang dahulu membuat kita lepas. Menjauh sebelum akhirnya hilang kontak.

Berseteru. Ya, aku ingat kita sering berseteru. Biasanya kita hanya akan berseteru karena hal sepele. Lantaran karena makanan atau film kesukaan. Tapi hari itu berbeda. Adu mulut kita begitu hebat.

Tentang aku yang memilih pergi dan kamu yang tak ingin mempertahankan. Memang kita tidak pernah mengungkitnya; bahkan sebelun membahas saja bibirku sudah kelu duluan.

Aku memilih mundur hari itu. Memilih mundur untuk mencintaimu sebelum aku berakhiran tersakiti. Namun pada akhirnya, aku tetap berakhir tersakiti.

Entah kenapa, kurasa keputusanku untuk bungkam saat itu tidaklah tepat. Memilih untuk menyuapi ego, aku tahu salah. Maka apabila aku diberi satu kali kesempatan lagi, maka aku mungkin akan kembali. Kembali ke hari itu dan menyatakannya.

Menyatakan kalau aku pernah ada rasa untukmu, Haruto.

Tapi bukan itu alasanku menulis surat ini. Bukan karena aku ingin engkau sadar dan merasa bersalah padaku. Bukan. Tapi karena aku ingin engkau tahu jikalau permasalahan tidak akan reda hanya karena engkau bungkam.

Masalah tidak akan hilang hanya karena engkau berusaha untuk melupa, menghindar. Ia hanya akan semakin merusak.

Maka dari itu, ku harap kau bisa belajar dari kesalahanku. Ruto, aku tahu engkau adalah lelaki baik yang akan mempertaruhkan segalanya demi dia yang engkau cinta.

Aku tahu engkau lebih dari seorang pengecut. Aku mengatakan ini kepadamu, Haruto, bahwasanya aku dan kamu berbeda.

Lantas, janganlah kau cuma tinggal diam. Ungkapkanlah degupan hati yang ingin kau ucapkan. Ungkapkan betapa bahagianya dirimu karena memiliki dia.

Lakukanlah bukan semena-mena engkau meruntuhkan menara egomu, tapi lakukanlah karena engkau tahu dia juga turut mencintaimu.

Tertanda,

HJ
16.05.35

Hi, Ruto | Watanabe Haruto [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang