Hari Kedua Puluh Sembilan

653 144 2
                                    

tadi pagi suna chat gue, katanya bunda kangen sama gue. padahal kan tetangga.

dan disinilah gue sekarang, lagi bantu bunda masak makan siang. bunda yang ngundang gue buat makan siang dirumah suna. kayak biasa, bunda gak pernah berenti ngobrol kalo sama gue.

"pacar rin yang kemarin-kemarin bunda gak suka." sesi gibah dimulai.

"kok gak suka bun? kan cantik." bunda gelengin kepala, terus berentiin kegiatannya yang lagi potong wortel buat bikin sayur sop.

"dia gak bisa masak, mana bantu bunda juga gak bisa. pokoknya bunda gak suka dari awal liat." gue ketawa doang denger julidnya bunda. gak heran kalo suna suka gosip, turunan.

"tapi mereka kan udah putus bun."

"iya, untungnya. bunda lebih mau punya menantu kayak kamu deh. bisa bunda andelin. gak cuma terima jadi aja."

gue sama bunda lanjut masak setelah selesai gibahin banyak orang. masakan kita jadi, kali ini menu nya yang gampang aja. cuma sayur sop, telur dadar, sama sambel kecap. gue sama bunda nunggu suna sama ayah yang lagi kerja bakti, kita nonton tv bareng. gue senderan ke bahunya bunda. gue sama bunda emang seakrab itu. bunda juga udah baik sama keluarga gue dari jaman gue kecil.

pintu rumah kebuka, gue sama bunda noleh liat ayah yang senyum-senyum.

"kayak liat istri sama mertua ya, rin?" papa nyenggol lengan suna, suna nya datar doang. tapi kuping dia merah.

30 Days With My Ex : : Suna RintarōTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang