09. Coffee Shop

89 9 3
                                    

Aletta kembali pada pekerjaan paruh waktu yang dia ambil setiap akhir pekan, menjadi pelayan di kedai kopi milik bibi Courtney. Berawal dari Aletta yang merupakan pelanggan tetap di kedai itu sejak dua tahun lalu. Pada saat itu, Aletta sedang duduk di meja paling pojok di bawah jendela-tempat kesukaannya. Kala itu dia tidak bisa berdiam diri saat melihat bibi Courtney menerima kekerasan yang dilakukan oleh mantan suaminya yang berkali-kali datang ke kedai untuk meminta uang dan mengancam wanita itu.

Aletta terlalu berani untuk ikut campur masalah mereka, namun berkat kenekatannya itu Aletta berhasil menolong bibi Courtney dan mengirim mantan suami wanita itu ke penjara dengan laporan kekerasan dan pemerasan.

Karena tindakannya tersebut, Aletta harus mendapatkan lima belas jahitan karena luka goresan pisau di lengannya akibat dia berusaha menghentikan tindakan mantan suami bibi Courtney. Wanita itu begitu berterima kasih akan keberanian Aletta disaat semua orang yang ada di sana hanya melihat tanpa berani melakukan sesuatu untuk membantunya. Sebagai rasa terima kasihnya, Aletta yang memang kebetulan mencari pekerjaan paruh waktu untuk tambahan biaya sehari-hari di Paris, bekerja di kedai kopi milik bibi Courtney setiap akhir pekan dan hal itu sudah berjalan selama hampir satu tahun.

Suara lonceng pintu kedai berbunyi ketika Aletta masuk ke dalam kedai dan menyapa Oliver yang sedang duduk di meja kasir. Gadis itu berhenti mencatat sesuatu di buku catatannya untuk membalas sapaan Aletta.

"Kau telat sepuluh menit, Aletta." Oliver menunjukkan jam tangannya pada Aletta. "Sepertinya kau baru saja mencoreng rekormu yang biasanya tepat waktu." Oliver tersenyum senang karena untuk pertama kalinya Aletta berangkat sepuluh menit lebih telat darinya. Karena biasanya gadis itu datang tepat waktu.

Aletta menghiraukan kalimat Oliver, gadis itu berdiri di samping Oliver yang kembali sibuk mencatat bahan apa saja yang habis untuk melaporkannya pada bibi Courtney. Gadis itu selain bertanggung jawab di bagian kasir, bibi Courtney juga memintanya untuk bertanggungjawab terhadap bahan-bahan yang ada.

"Dimana bibi Courtney?" Aletta mengedarkan pandangannya ke arah dapur, namun tak melihat keberadaan wanita itu di sana.

Oliver mendekatkan wajahnya ke telinga Aletta dan berbisik, "pergi menemui mantan suaminya." Kalimat itu membuat Aletta sedikit terkejut, sedetik kemudian wajahnya berubah kesal.

"Bukankah aku sudah melarangnya?" Nada suara Aletta sedikit meninggi yang membuat mereka mendapat perhatian dari beberapa pelanggan. Gadis itu bergegas meminta maaf dan mengubah volume suaranya menjadi lebih rendah.

Oliver mendesah panjang, dia sama kesalnya dengan Aletta sebenarnya. "Aku sudah melarangnya untuk menemui bajingan itu. Tapi, bibi Courtney sangat keras kepala. Dia terlalu baik hati. Jika aku menjadi dia, mungkin pria itu sudah mati tenggelam di dasar laut." Oliver terlihat menggebu mengatakan hal itu.

Aletta menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil. Kepribadian orang-orang disekitarnya memang selalu berbanding terbalik dengan dirinya. Oliver dan Carol adalah dua gadis dengan karakter dan kepribadian yang hampir sama.

"Ya-ya, aku percaya kau bisa melakukan hal itu. Tapi, mungkin yang berakhir di penjara adalah kau," tunjuk Aletta dengan nada jenaka.

"Aku tidak peduli. Bibi Courtney saja yang punya hati malaikat." Oliver tidak memiliki pilihan lain untuk mencegah tindakan bibi Courtney. Karena memang bagaimana pun, dia hanya orang luar yang tidak bisa terlalu jauh ikut campur masalah pribadi wanita itu.

Aletta mengangguk memahami. "Baiklah. Aku akan berganti baju dulu." Aletta berjalan menuju ruang ganti karyawan, mencari lokernya lalu mengambil seragam kerjanya setelah menyimpan tasnya terlebih dulu. Gadis itu segera mengganti pakaiannya dengan seragam berwana coklat tersebut. Setelah selesai, Aletta menyambar apron berwarna coklat muda yang tergantung dan mengenakannya. Hari ini dia akan menghabiskan waktunya untuk bekerja dan berhenti memikirkan masalahnya di Indonesia.

Neir The SeineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang