03. Sacrifice

427 47 3
                                    


Author playlist My Heart Speak by Kim Na Young OST Uncontrollable Fond

Bahkan untuk mencintai seseorang sekalipun, ada sesuatu yang harus kau korbankan ...

****

Aletta tengah memandangi hamparan langit malam, membiarkan lamunan menguasai pikirannya. Membawa angannya melalang buana entah kemana, mungkin saja menembus ruang waktu tanpa batas, menyeretnya kembali pada kejadian beberapa tahun silam. Kenangan yang masih begitu segar dalam ingatannya, seolah-olah ia baru saja mengalami kejadian itu beberapa jam yang lalu.

Aletta mengetuk jemarinya bosan. Pandangannya menyapu suasana taman didepan Coffee Shop sembari bertopang dagu. Aletta tanpa sadar tersenyum ketika melihat seorang anak perempuan berusia lima tahun sedang asyik bermain bersama kedua orang tuanya.

Anak itu sibuk berlari untuk menghindar dari kejaran sang ayah, sedangkan sang ibu memperhatikan keduanya dengan tawa bahagia.

Sungguh keluarga kecil yang sempurna. Aletta juga memimpikan hal itu. Impiannya yang sederhana.

"Kita akan lebih bahagia dari keluarga itu nanti."

Aletta terkesiap menyadari suara tenor itu. Dia mendengus pelan mendapati pria yang sejak tadi ditunggunya kini sudah duduk dihadapannya dengan wajah tanpa dosanya.

"Kau sungguh menyebalkan! Aku hampir mati bosan karena menunggumu!" rutuk Aletta sembari membuang pandangannya ke arah taman. Mengisyaratkan jika dia sedang kesal saat ini.

Arlan tersenyum lebar menanggapi kekesalan gadis didepannya. Pandangannya pun mengikuti fokus Aletta.

"Aku juga memimpikan keluarga kecil yang sederhana seperti itu," ujar Arlan ikut melakukan hal yang sama seperti Aletta, memandangi keluarga kecil itu dengan senyuman diwajahnya.

Aletta berpaling sejenak pada Arlan. "Kalau begitu, menikahlah," balas Aletta dengan suara rendah.

"Dan aku akan menikah dengan gadis didepanku ini." Arlan mengeluarkan sebuah liontin dari dalam saku kemejanya.

Aletta berpaling. Terkejut ketika tanpa aba-aba Arlan membungkuk ke arahnya, kemudian memasangkan liontin dilehernya. Gadis itu tentu saja membeku ditempatnya atas perlakuan Arlan yang tak terduga tersebut.

"Selamat ulang tahun yang ke tujuh belas, Aletta." Ucapan penuh ketulusan itu membuat hati Aletta menghangat. Seakan ada ribuan kupu-kupu yang terbang diperutnya, menggelitiknya.

"Ini..." Aletta menyentuh liontin yang sudah melingkar dilehernya, kemudian bergantian menatap Arlan.

"Maaf atas keterlambatanku, aku harus mencari yang sangat cocok untuk putri mahkota. Dia harus terlihat cantik dengan liontin itu." Senyum Aletta terkembang sempurna mendengar kalimat itu.

"Terima kasih, Arlan."

Aletta menghapus air mata yang entah sejak kapan turun dari peraduannya. Hatinya kembali berdenyut nyeri setiap kali mengingat kenangan itu, saat mereka masih menjadi sahabat yang selalu ada satu sama lain. Namun, kini mereka seperti dua orang asing yang tak pernah mengenal sedikitpun. Begitu jauh, layaknya bumi dan langit. Dan Aletta menyadari, Arlan memang langitnya sejak dulu. Langit yang begitu sulit untuk ia gapai.

"Aletta ..." Panggilan dibelakang punggungnya seketika membuat Aletta tersadar. Gadis itu mengusap apapun itu yang masih tersisa diwajahnya dengan cepat ketika menyadari langkah kaki sedang mendekat ke arahnya.

Neir The SeineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang