Seorang gadis beranjak delapan belas tahun yang tengah berjalan di koridor cukup menarik atensi orang-orang di sekitar. Agak risih sebab dirinya diperhatikan, perempuan itu hanya bisa tertunduk malu menyembunyikan wajahnya. Ia berjalan cukup cepat hingga sampailah di salah satu pintu ruangan.
Ruangannya tampak dari luar cukup luas untuk menyelenggarakan suatu acara penerimaan MABA. Gadis itu menarik napas panjang sebelum akhirnya memasuki pintu yang lumayan besar itu. Pandangannya langsung disambut oleh ruangan putih dengan sedikit hiasan serta spanduk bertuliskan "Selamat datang, Mahasiswa Baru Universitas Institut Teknologi Bandung".
Gadis dengan celana jin dan kemeja berwarna kuning itu berjalan ke meja di depannya untuk mengisi daftar hadir.
"Siapa namamu?" tanya salah satu panitia di sana.
"Ashita Dri Sandya, Kak," ungkap gadis manis itu. Ya, gadis berkemeja kuning itu adalah Ashita yang baru saja memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi atau dapat disebut dengan dunia perkuliahan, alias sudah berganti nama dari pelajar menjadi mahasiswa.
"Oh, kamu yang namanya Ashita? Yang mendapatkan nilai tertinggi di SNMPTN, ya!" sambut kakak panitia itu seraya memberikan name tag bertuliskan namanya. Ashita tersenyum, tidak jemu melantunkan kalimat syukur dari mulutnya kepada Tuhan. Pun, akhirnya ia menyadari sesuatu. Ya, mungkin saja alasannya menjadi pusat perhatian tadi karena nilainya itu. Sebab hasil SNMPTN juga terpajang di kampus, kini Ashita tidak heran banyak dari mereka yang mengetahui namanya.
Ashita duduk di salah satu kursi di sana, mengamati sekitar, berusaha mengenal lingkungan barunya.
☕︎☕︎☕︎
Dari jauh saja, bayangan akan empuk dan nyamannya kasur sudah membuat Ashita hampir tergeletak kalau tidak ingat ia belum sampai rumah satu jam yang lalu. Ashita merebahkan tubuhnya di kasur setelah melewati hari pertamanya menjadi seorang mahasiswa jurusan Astronomi. Walaupun belum memulai kegiatan perkuliahan sebab statusnya masih sekadar MABA, hal tersebut sukses membuat lelah fisik dan pikiran gadis ini.
Berusaha menghilangkan kelelahannya, Ashita membersihkan diri, kemudian kembali merebahkan tubuhnya, berharap ia bisa terlelap ke dalam dunia mimpi. Baru saja hendak melepaskan diri dari posisi terjaga, benda pipih di atas nakas berdering cukup keras. Ashita meraih gawainya, ingin melihat ada apa ketika deringnya berhenti. Notifikasi layar menunjukkan apa yang terjadi. Mengetahuinya, Ashita dengan cekatan segera memulai kembali sesuatu yang tertinggal olehnya.
"Yo, Ashita, Agam!" sapa sebuah suara yang tidak asing di telinga Ashita. Tentu saja itu berasal dari sahabat lama yang meskipun terpisah jarak, mereka tidak pernah melepas ikatan saudara dan persahabatannya itu.
Tanpa sadar, air bening kebahagiaan meluncur membasahi pipi Ashita. "Lo kenapa nangis, Ta? Jangan-jangan, lo kangen gue, ya? Jiah, baperan, lo!" Ashita tidak berhenti menangis, hingga dua orang yang terpampang di layar gawainya mendapati tangis Ashita semakin keras mulai panik.
Kala Agam dan Karin bertanya serius, Ashita menyela dan bergumam, "Jujur, gue ... kangen banget sama kalian." Agam dan Karin yang mendengarnya hanya tertawa, kemudian Karin sedikit terisak merasakan kerinduan yang begitu nyata. Mereka telah melewati masa-masa sulit bersama sampai sekarang.
Rasanya seperti sudah satu tahun atau lebih mereka tidak bertemu yang padahal baru satu bulan ketiganya hampir putus komunikasi, hal itu sebab masing-masing dari mereka sibuk mempersiapkan masa dimulainya dunia perkuliahan, khususnya Ashita yang selain itu harus mempersiapkan barang-barangnya untuk kos di dekat kampusnya.
Untuk perkara finansial, Ashita mendapatkan beasiswa karena prestasi dan apresiasi pada nilai dan kerja kerasnya sebagai nilai tertinggi saat SNMPTN. Ia hanya tinggal mencari kos putri untuk ia tinggali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kilah Semesta
Novela JuvenilDi bawah langit senja Ashita bertemu dengan pemuda tampan yang sengaja memotretnya. Pemuda yang ahli dalam bidang fotografi itu mampu memikat mata dan hatinya. Senyumannya bagai candu bagi Ashita. Tampan, tetapi sayang tidak dapat ia miliki. Pemuda...