Betapa waktu telah berlalu begitu cepat.
Potongan ingatan yang hampir terlupakan. Sungguh sial bahwa manusia diciptakan dengan ingatan tak terduga. Kadang hal itu menguntungkan tapi juga sekaligus menyebalkan. Terutama bila hal yang kita ingin ingat malah terlupa, atau kebalikannya; yang ingin kita lupakan, dan kita kubur dalam-dalam, tiba-tiba bangkit dengan kekuatan besar sehingga mengganggu ingatan kita kembali.
Sudah takdir bila manusia selalu menginginkan apa yang tidak boleh dimilikinya. Hanya saja, ada manusia yang dapat menahan akal untuk tetap berada di tempat mereka semula, ada pula yang memilih melanggar dan terjun sedalam-dalamnya. Membiarkan tubuhnya terselimuti segala kepicikan, kerakusan, segala keangkuhan, keinginan yang kuat mengalahkan akal; membuat kemarahan bereaksi pada hal-hal kecil dan membuatnya malas untuk kembali pada akal sehat semula. Merengkuh nafsu dalam segalanya. Namun semua itu cuma fana.
*
Salju...
Kecelakaan mobil...
Pelukan...
Gadis itu terbangun dari pikiran alam bawah sadarnya yang dirasa sepertinya dia sedang terjaga. Kedua manic coklatnya yang menyejukan itu menatap langit-langit kamarnya yang putih polos dengan pikiran kosong.
Sepertinya Ia mulai mengingat sebuah mimpi. Mimpi di masa lalu yang teramat menyakitkan. Mimpi dimana pada hari itu dia kehilangan seluruh orang yang dikasihinya.
Miris memang tapi itulah kenyataannya. Mimpi di masa lalu yang tak lain adalah kejadian nyata yang waktu itu tengah Ia alami. Peristiwa kecelakaan maut yang merengut kedua orangtuanya.
Dalam mimpi itu mobil yang mereka tumpangi hangus terbakar setelah menabrak papan jalan, salju yang turut ikut membuat keadaan licin di sekitar jalanan itu jatuh dengan tanpa dosanya. Menyelimuti dua sosok anak kecil yang masih dalam keadaan syok melihat apa yang terjadi di hadapan mereka.
Tubuh ringkih seorang anak kecil perempuan meraung menggumamkan nama kedua orangtuanya, sedang tubuh ringkih seorang anak kecil laki-laki tengah memeluknya sesekali menangis sesegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepasmu (COMPLETE)
Fanfiction"Sudah waktunya kau menyerah, Prilly…," "Tak ada lagi yang harus kau pertahankan…," "Dia tidak menerimamu lagi…," "Tatapan matanya tidak sama seperti kalian kecil dahulu…," "Tidak ada gunanya lagi kau mengekangnya, Prilly…," "Lepaskanlah dia untuk k...