Bagian 3

11.9K 680 9
                                    

Keadaan ruang kelas saat jam istirahat pastilah selalu lenggang. Begitu pula dengan keadaan kelas Ali. Sejak menit pertama bel berdenting, penghuni kelasnya langsung menghilang saling berlomba menuju kantin. Pasalnya orang-orang yang kelaparan akan menjadi sangat beringas.

Tak dijumpai seorangpun yang membawa bekal masing-masing, atau mereka telah membawa bekalnya menuju tempat lain yang dikiranyaa cukup nyaman selain di kelas tentunya untuk menikmati makan siang bersama teman atau pacar.

Ali menghela napas bosan. Walau gadis yang disukainya adalah teman sekelasnya, tapi gadis itu sedang tidak ada di tempat. Dia tahu kemana gadis itu pergi. Karena gadis itu pergi bersama salah seorang sahabatnya Kevin.

Kepikiran memang. Kemana dan apa yang akan dibicarakan oleh Kevin kepada Ghina. Ali takut kedahuluan oleh Kevin. Dia tahu betul sahabatnya juga menyukai gadis yang amat sangat manis tersebut.

Menghela napas lagi, Ali jadi teringat akan peristiwa tiga hari yang lalu―satu hari sebelum Ali putus dengan Prilly. Ya, peristiwa yang sungguh diluar dugaan dan peristiwa yang membuatnya berpikir lebih dalam untuk mengakhiri hubungannya dengan Prilly.

*

"Ada apa kau memanggilku kemari?" tanya Ali kala Ia menemui Kevin di atap sekolah.

Ekspresi wajah Kevin yang biasanya santai dan enerjik itu berubah menjadi raut yang tegang dan tegas. Ali sedikit terhentak akan perubahan raut tersebut.

"Aku menyukai Ghina." Terang Kevin langsung.

Ali yang mendengarnya mencelos. Sebegitu mudahkah mengatakan suka?

Ali masih bungkam. Tidak menjawab juga tidak bertanya.

"Kau juga menyukai Ghina, bukan?" tanya Kevin. Matanya menatap onyx Ali dengan tajam.

Ali menelengkan wajahnya ke samping. "Aku menyukai Prilly bukan Ghina." Jawab Ali dengan nada yang cukup bergetar. Tangannya dikepal erat.

"Kau bohong."

Melepasmu (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang