Bagian 6

9.4K 461 5
                                    

"Whatever happens. I must not cry. You cannot make me cry."

-Shrek 2

"The wonderful thing about falling in love is you learn everything about that person and so quickly"

-Playing by Heart

.

.

.

Kadang aku selalu berpikir, apakah menyukai seseorang yang telah memiliki pasangannya adalah suatu kesalahan?

Ternyata itu semua tidak salah.

Perasaan suka itu adalah hak kita. Siapapun tidak berhak untuk menghentikan perasaan yang kita miliki ini.

Hei, tahukah kau kapan cinta itu datang?

Cinta datang tanpa kita sadari. Kemunculannya begitu tiba-tiba. Secara diam-diam menyusup ke dalam relung hati ini. Menghangatkan namun menyiksakan.

Dan kapankah cinta itu akan berhenti?

Cinta akan berhenti jika kita lah yang akan menghentikannya.

Jadi kapan kau akan menghentikan cinta yang menyakitkan ini, Kevin?

Entahlah.

Sampai kauu tua? Tidak mungkin.

Jawabannya adalah sampai aku merasa sudah saatnya untuk melepaskan cintaku padanya.

Ghina Salsabila.

*

Percakapan dalam mimpi itu terhenti ketika suara sayup-sayup memasuki indra pendengaran pemuda yang masih memejamkan mata.

Dengan sedikit erangan, akhirnya dia bangun juga walau masih sedikit terkantuk mengingat dia jarang bisa dibangunkan hanya dengan sekali satu panggilan.

Suara khas milik keluarga tercintanya semakin mendekat dan terasa kencang di telinga si pemuda.

Kawekas atau yang diketahui Kevin Julio itu mengucek sebelah matanya, kemudian mengalihkan pandangannya ketika pintu kamarnya dibuka oleh seseorang.

"Kau sudah bangun?" Tanya seorang wanita berambut panjang dengan celemek berwarna kuning bermotifkan bunga matahari yang sedang tersenyum cerah di tengah pintu.

"Ya," gumamnya. "Terima kasih Kaa-san membangunkanku lebih awal." Kemudian dia menguap lebar.

Idha Julio adalah seorang ibu rumah tangga, dia tersenyum senang kepada anak tercintanya itu. Untunglah hari ini dia tidak perlu susah-susah membangunkan putra tunggalnya. Karena biasanya Kevin sangat susah untuk bangun pagi dan baru bisa bangun ketika Idha menyiramnya dengan air dingin.

"Cepatlah sarapan. Kau akan latihan pagi, bukan?" Kevin mengangguk, sesekali menggaruk-garuk perutnya. "Bergegaslah." Idha menutup pintu kamar anaknya kemudian melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Langkah-langkah kecilnya menuruni tangga lambat laun mengecil. Kevin bangkit membuka sisi jendela, menghirup udara segar yang masih bersih dan dingin.

"Semangat!" tiba-tiba saja dia mengepalkan tangan kanannya ke udara. "Tiga hari lagi aku akan menemukanmu, Prilly-chan. Suna aku datang!"

*

"Aku tidak semangat~" keluh Kevin. Wajahnya tampak suram setelah latih tanding dengan sahabatnya.

"Semangatmu kendor sekali." Gumam Dennis si pemuda berambut nanas yang menatap Kevin dengan jengah.

Kevin merebahkan tubuhnya di rerumputan dekat pagar pembatas lapangan sepak bola. Kedua tangannya Ia silangkan untuk dijadikan bantalan. "Habisnya Ali bermain licik. Dari tadi bolaku berhasil direbutnya."

Melepasmu (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang